Kelahiran prematur dan diabetes adalah risiko yang mengintai kehamilan bayi kembar. Untuk mengurangi risiko bayi kembar ada beberapa hal yang bisa diperhatikan, seperti rutin kontrol kehamilan, mengenali gejalanya, hingga menjaga kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
11 Apr 2023
risiko hamil kembar bisa menyebabkan banyak komplikasi salah satunya keguguran
Table of Content
Setiap kehamilan memiliki risiko, terlebih lagi untuk ibu yang mengandung lebih dai satu janin atau bayi kembar. Komplikasi seperti prematur dan diabetes merupakan risiko yang mengintai kehamilan bayi kembar. Akan tetapi, bukan berarti Anda harus cemas. Dengan perawatan yang baik dan memahami apa saja risiko hamil kembar yang bisa terjadi, Anda bisa menikmati masa kehamilan yang sehat dan lancar.
Advertisement
Mengandung bayi kembar memang bisa memiliki risiko mengalami kompliasi lebih tinggi daripada kehamilan biasa. Di beberapa kasus, kehamilan dua atau lebih janin bisa menimbulkan berabagai komplikasi hamil kembar yang berbahaya. Sejumlah risiko hamil kembar tersebut di antaranya:
Dikutip dari Mayo Clinics, semakin banyak janin yang dikandung maka akan semakin kecil kemungkinan untuk hamil cukup bulan. Bahkan, 50 persen kasus kelahiran bayi kembar berujung pada kelahiran prematur atau pada sekitar 36 minggu usia kehamilan.
Lahir prematur disebabkan oleh pecah ketuban dini pada ibu hamil mengakibatkan bayi harus dilahirkan sebelum waktunya. Saat lahir prematur, tubuh bayi belum berkembang sempurna sehingga bayi biasanya lahir dengan berat badan yang rendah dan membutuhkan perawatan khusus.
Lebih dari separuh kelahiran bayi kembar memiliki berat badan rendah, yaitu sekitar kurang dari 2,5 kg. Jika bayi memiliki berat lahir badan rendah, beberapa potensi masalah kesehatan yang dapat terjadi, antara lain seperti kehilangan penglihatan dan pendengaran, cacat mental, cerebral palsy.
Baca juga: Benarkah Kembar Siam Berasal dari Kembar Identik?
Risiko hamil kembar lainnya adalah twin to twin transfusion sydrome (TTTS). TTTS adalah sindrom yang melanda sekitar 10 persen dari kelahiran bayi kembar yang berada dalam satu kantong rahim. Sindrom ini muncul ketika salah satu janin mendapatkan lebih banyak darah dibandingkan yang lain. Jika hal ini terjadi, maka dokter akan menggunakan bedah laser untuk melindungi jaringan yang terhubung atau metode penyedotan cairan untuk mengoreksi kondisi janin.
Ibu yang hamil bayi kembar memiliki kecenderungan diserang preeklampsia dua kali lebih tinggi dibanding kehamilan biasanya. Preeklampsia bisa berakibat fatal karena berkaitan dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam urine, dan pembengkakan sewaktu hamil. Konsultasi segera ke dokter Anda jika mengalami gejala-gejala preeklampsia
Jika kadar gula darah tinggi selama kehamilan, maka berat badan bayi juga akan terus membengkak. Proses bersalin pun menjadi lebih berisiko karena bayi dapat menderita masalah pernapasan dan kurang gula darah sewaktu dilahirkan.
Pada kehamilan kembar, risiko untuk ibu hamil mengalami diabetes gestasional adalah 4-10%. Ibu hamil dianjurkan untuk menjaga porsi makan secara sehat untuk mencegah penyakit ini.
Kondisi diabetes gestasional yang terjadi pada ibu hamil ditandai dengan sering merasa haus, sering buang air kecil, kelelahan, mual, penglihatan menjadi kabur dan terdapat gula di dalam urine.
Baca juga: Mengoptimalkan Nutrisi Ibu Hamil Kembar, Bagaimana Caranya?
Semua ibu hamil bisa saja mengalami anemia. Namun, kondisi ini menjadi semakin berisiko untuk kehamilan kembar karena wanita akan membutuhkan lebih banyak zat besi. Minimnya sel darah merah dari kekurangan zat besi bisa memicu kelahiran prematur. Untuk itu konsultasikan kebutuhan zat besi Anda setiap berkunjung ke dokter kandungan guna memastikan kebutuhan harian dari nutrisi tersebut.
Risiko hamil kembar lainnya yang perlu diwaspadai adalah ketika janin mengalami pertumbuhan yang lambat di dalam rahim (IUGR). Biasanya, kondisi ini mulai terjadi pada usia kehamilan 30 hingga 32 minggu untuk janin kembar dua dan mulai terjadi pada usia kandungan 27-28 minggu untuk janin kembar tiga.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan IUGR pada kehamilan kembar, salah satunya adalah akibat ketidakmampuan plasenta untuk memberikan asupan oksigen dan nutrisi pada janin. Untuk mendeteksi kondisi ini, dokter akan melakukan pemeriksaan USG dan pengukuran tinggi fudus.
Risiko hamil kembar lainnya adalah abrupsi plasenta. Abrupsi plasenta adalah komplikasi kehamilan kembar akibat semakin buruknya preeklampsia pada ibu hamil. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada kehamilan kembar daripada ibu yang hamil dengan 1 janin.
Abruptio plasenta paling sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Kondisi ini menyebabkan plasenta terlepas dari dinding rahim Anda sebelum melahirkan.
Risiko perdarahan sebelum atau selama persalinan akan lebih tinggi pada kehamilan kembar. Selain itu, perdarahan yang hebat ini juga bisa menjadi tanda terjadinya VTS. Vanishing twin sydnrome (VTS) merupakan kondisi ketika satu atau lebih janin mengalami keguguran. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan lebih berisiko pada trimester berikutnya.
Baca juga: 10 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Salah Satunya Anemia
Janin kembar akan berbagai kantung ketuban yang sama sehingga risiko terbelitnya tali pusat akan lebih tinggi. Jika kondisi ini terjadi, perkembangan janin sebaiknya lebih sering dipantau terutama pada trimester ketiga kehamilan untuk mencegah bahaya yang lebih serius.
Tekanan darah tinggi juga bisa berisiko lebih besar saat hamil anak kembar, bahkan bisa meningkat hingga dua kali lipat. Jika tekanan darah tinggi pada ibu hamil tidak segera ditanganin, kondisi ini bisa menjadi ancaman yang serius, terutama jika berkembang menjadi kondisi preeklampsia.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko yang terjadi pada kehamilan kembar dan mencegahnya, antara lain:
Ibu dengan bayi kembar disarankan untuk rajin kontrol dengan jumlah USG dan kunjungan yang lebih banyak dibandingkan kehamilan normal untuk mencegah risiko hamil bayi kembar terjadi. Hal ini dilakukan supaya dokter bisa memeriksa dengan lebih seksama dari waktu ke waktu.
Kenali gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan risiko bayi kembar, dan segera konsultasi dengan dokter jika ada tanda-tanda awal yang membuat Anda cemas.
Baca juga: 11 Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil dan Janin yang Tepat
Prioritaskan menu yang mengandung gizi seimbang, supaya berat badan dan kondisi kesehatan ibu terkontrol. Karena ibu hamil kembar membutuhkan lebih banyak nutrisi dari kehamilan tunggal.
Untuk mengurasi berbagai risiko hamil kembar, Anda harus memastikan telah memenuhi kebutuhan cairan harian. Sebaiknya banyak minum cairan, terutama dalam bentuk air putih, untuk menghindari dehidrasi, infeksi dan kontraksi awal.
Anda dapat mencoba olahraga ringan, seperti berenang, pilates, dan yoga kehamilan. Selain itu, hindari merokok dan asap rokok sebisa mungkin supaya kadar oksigen bayi terjaga dengan baik.
Baca juga: Macam-macam Olahraga Ibu Hamil yang Paling Direkomendasikan
Apabila Anda telah menginjak usia 35 tahun dan mengandung bayi kembar, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. Seperti ibu hamil pada umumnya, Anda disarankan untuk menaati jadwal konsultasi dengan dokter. Terutama jika Anda memiliki kondisi diabetes dan hipertensi.
Selain itu, Anda pun sebaiknya menjalani diet seimbang. Mengonsumsi beraneka jenis makanan, bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan nutrisi. Anda bisa memilih buah, sayur, gandum, kacang-kacangan, daging sapi tanpa lemak, serta produk susu rendah lemak.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter terkait risiko ibu hamil kembar, Anda bisa chat dokter di sini.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Aby Rachman
Referensi
Artikel Terkait
Makanan bagi ibu hamil muda selalu menjadi perhatian khusus jika ingin memiliki janin dan bayi yang sehat. Makanan yang mengandung asam folat, kalsium, zat besi, zinc, dan serat sangat penting untuk kehamilan. Sayur-sayuran dan buah-buahan organik juga menjadi makanan wajib yang baik untuk perkembangan janin.
2 Mei 2019
Operasi usus buntu saat hamil sebaiknya dilakukan pada trimester awal kehamilan, agar risiko terjadinya komplikasi kecil. Pascaoperasi ibu hamil dapat kembali beraktivitas, karena dapat mempercepat proses pemulihan.
14 Agt 2019
Tes kehamilan dengan cuka dipercaya bisa memberikan hasil positif atau negatif yang akurat. Cara melakukannya juga mudah dan bahan-bahannya bisa didapatkan di dapur rumah.
24 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved