Diabetes gestasional membuat Anda dan anak berisiko terkena diabetes tipe-2. Mengapa demikian?
6 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Selalu pantau gula darah Anda selama kehamilan, untuk mengantisipasi diabetes tipe-2.
Table of Content
Diabetes gestasional terjadi pada wanita hamil yang tidak dapat mengatasi resistensi insulin. Dalam kebanyakan kasus, faktor risiko diabetes gestasional hilang setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, wanita yang menderita diabetes gestasional memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe-2 di kemudian hari.
Advertisement
Penyebab diabetes gestasional belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional pada ibu hamil. Ibu hamil dikatakan mengidap diabetes gestasional jika gula darah di atas normal atau lebih dari 140 mg/dL setelah makan dan 100 mg/dL sebelum makan.
Baca Juga
Perlu diingat, diabetes gestasional pada masa kehamilan merupakan pertanda awal dari kelainan yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe-2. Diabetes gestasional dipicu oleh faktor risiko diabetes tipe-2, yang belum berkembang.
Seiring bertambahnya usia, terutama dengan berat badan berlebih, pola makan yang tidak sehat atau faktor-faktor lain, maka Anda dapat terkena diabetes tipe-2.
Wanita yang memiliki riwayat diabetes gestasional berisiko tiga hingga tujuh kali lipat atau 50% terkena diabetes tipe-2 dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Faktor risiko diabetes pada ibu hamil meningkatkan potensi kelahiran bayi yang lebih besar dibanding biasanya (makrosomia). Tak hanya Anda, anak juga berisiko terkena diabetes tipe-2 kelak.
Dikutip dari Web MD, terdapat bukti bahwa, jika wanita memiliki gula darah tinggi selama kehamilan, maka pankreas bayi harus bekerja lebih keras. Akibatnya, sekresi insulin pada bayi rusak, dan terjadi peningkatan risiko diabetes.
Selama bertahun-tahun, hal tersebut akan membuat bayi berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2. Bahkan di kemudian hari, anak Anda akan lebih mungkin terkena diabetes tipe-2 daripada anak-anak lain. Akan tetapi, gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko tersebut.
Penelitian menunjukkan, gaya hidup juga dapat memainkan peran penting dalam mengelola risiko tersebut. Wanita yang lebih aktif dan menjaga berat badannya tetap sehat, berisiko lebih rendah terkena diabetes tipe-2, meski mengalami diabetes gestasional.
Menjalani pola hidup sehat dapat mengurangi risiko jangka panjang terhadap diabetes tipe-2. Orang dengan pra-diabetes yang kehilangan 5-7% dari berat badannya, dan berolahraga minimal 150 menit per minggu, bisa mengurangi risiko terkena diabetes tipe-2 sebesar 58% untuk sepuluh tahun ke depan.
Baca juga: Kehamilan Sehat: Ketahui 7 Ciri dan Cara Menjaganya
Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup hormon insulin selama kehamilan. Insulin diperlukan untuk mengangkut glukosa darah ke dalam sel.
Namun, selama kehamilan, tubuh memproduksi hormon yang mampu menurunkan produktivitas dan efektivitas insulin. Tanpa hormon insulin yang cukup, kadar glukosa dalam darah akan terlalu banyak, sehingga tingkat glukosa darah lebih tinggi dari normal. Kondisi inilah yang menyebabkan Anda bisa terkena diabetes gestasional.
Sejumlah hormon yang dapat menurunkan insulin dan meningkatkan faktor risiko diabetes gestasional pada ibu hamil adalah:
Hormon human placental lactogen (hPL) atau dikenal juga sebagai hormon human chorionic somatomammotropin (hCS), dapat mengubah metabolisme ibu hamil, dan memproses karbohidrat serta lemak.
Selain itu, hPL juga dapat meningkatkan kadar glukosa darah ibu hamil agar bayi yang dikandungnya bisa mendapatkan nutrisi ekstra. Akan tetapi, kemampuan hPL dalam meningkatkan kadar glukosa darah ibu hamil, membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin.
Pada 15 minggu pertama kehamilan, hormon human placental growth (hPGH) juga dapat meningkat dan menyebabkan kadar glukosa darah ibu mengalami kenaikan.
Hormon hPGH diproduksi oleh plasenta selama kehamilan untuk membantu mengatur kadar glukosa darah ibu, untuk memastikan bahwa bayi mendapat jumlah nutrisi yang dibutuhkan.
Sejumlah penelitian mencatat bahwa estrogen yang lebih tinggi dari level normal, dikaitkan dengan peningkatan resistensi insulin. Sementara itu, penelitian lain menunjukkan bahwa kadar estrogen rendahlah yang lebih berkaitan dengan semakin tingginya resistensi insulin dan efek lain dari sindrom metabolic, seperti perlemakan pada hati.
Progesteron juga menjadi faktor risiko perkembangan diabetes gestasional. Kadar hormon progesteron yang tinggi, berkaitan dengan perkembangan kelainan glukosa pada kehamilan dan meningkatkan resistensi terhadap insulin.
Jika kadar glukosa darah ibu hamil hanya mengalami sedikit peningkatan, maka hal tersebut dapat dikatakan normal. Akan tetapi, bila kadar glukosa darah meningkat tajam dan tetap tinggi, maka Anda harus waspada.
Baca juga: Mengenal Resistensi Insulin, Kondisi yang Dapat Berujung pada Diabetes Tipe 2
Anda bisa melakukan tiga langkah mencegah diabetes saat hamil ini untuk mengurangi faktor risiko diabetes gestasional. Berikut pencegahan diabetes gestasional yang bisa dilakukan:
Jagalah berat badan Anda tetap dalam kisaran yang normal. Hindari makanan yang dapat meningkatkan berat badan Anda seperti makanan cepat saji, terutama yang mengandung lemak dan tepung.
Konsumsilah sayuran segar atau beku yang kaya akan nutrisi, serta buah tanpa pemanis, untuk membantu Anda menjaga berat badan.
Konsumsi makanan yang sehat, seperti sayuran, biji-bijian, buah-buahan, roti gandum, dan protein tanpa lemak. Tak hanya memiliki asupan gizi yang baik, makanan-makanan tersebut juga dapat membuat tubuh Anda lebih sehat.
Hindari mengonsumsi daging merah, sosis, teh manis, limun, soda, permen, dan es krim. Jangan lupa untuk rutin minum air putih.
Lakukan olahraga secara rutin, dan jadikan hal ini sebagai kebiasaan. Olahraga dapat membantu Anda menurunkan berat badan, dan membantu tubuh memanfaatkan insulin secara efektif, untuk menjaga kadar gula darah yang sehat.
Anda dapat berolahraga minimal 30 menit, dengan berjalan, berlari, berenang, maupun bersepeda. Olaharga dapat membantu mengurangi resistensi insulin penyebab diabetes tipe-2.
Diabetes gestasional meningkatkan risiko Anda terhadap diabetes tipe-2. Kadar gula darah Anda kemungkinan akan normal kembali sekitar 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi, Anda harus terus memantau gula darah. Anda disarankan melakukan tes gula setiap tiga tahun sekali.
Jika ingin berkonsultasi dengan dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ciri kehamilan seminggu masih sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, tubuh sudah mengalami perubahan saat Anda menjalani kehamilan, meski baru berusia seminggu. Selain mengenali tanda kehamilan satu minggu, penting bagi Anda untuk mengetahui perawatan yang tepat. Apa saja?
Pompa insulin (insulin pump) menjadi salah satu cara pemberian insulin yang praktis karena dosisnya sudah diatur. Jadi, Anda tak perlu mengaturnya secara manual.
Meskipun terbilang jarang, beberapa kehamilan bisa melahirkan bayi kembar siam. Jenis-jenis kembar siam memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah kembar parapagus.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved