logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Anak 12 Tahun Koma Akibat Vape, Ini Bahayanya bagi Kesehatan Remaja

open-summary

Meski katanya lebih aman, nyatanya vape atau rokok elektrik juga punya bahaya kesehatan yang tidak main-main, seperti gangguan paru hingga kecanduan.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

16 Okt 2023

bahaya vape untuk remaja

Vape bisa menyebabkan kecanduan, kerusakan paru, hingga depresi bagi remaja

Table of Content

  • Anak 12 tahun koma akibat kecanduan vape
  • Bahaya vape untuk kesehatan remaja

Vape yang digadang-gadang lebih aman dari rokok, nyatanya tidak seaman itu.

Advertisement

Sebab, bahaya vape tetap saja ada baik bagi remaja ataupun orang dewasa. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya kasus akibat vape pada remaja yang berdampak pada kesehatan. Bahkan, seorang anak baru diketahui kecanduan vape setelah mengalami sesak napas akibat paru-parunya rusak dan sempat mengalami koma. 

Ketahui apa saja bahaya vape untuk remaja serta kebijakan penggunaan vape di kalangan anak Indonesia.

Anak 12 tahun koma akibat kecanduan vape

Pada September lalu, Sarah Griffin (12) yang kecanduan vape sempat kolaps dan koma.

Anak perempuan asal Belfast, Irlandia Utara ini mulai mencoba vape secara sembunyi-sembunyi dari orangtuanya sejak usia 9 tahun. Lebih parahnya, Sarah bisa mengisap vape sampai 4000 isapan hanya dalam beberapa hari saja, dari pagi hingga malam.

Walaupun ketahuan orangtuanya, sayangnya Sarah tetap melanjutkan kebiasaan buruk tersebut sampai usianya 12 tahun. Padahal, Sarah memiliki riwayat asma.

Akibat kecanduannya pada vape, ia mengalami sesak napas berat, kolaps, dan koma selama empat hari. 

Dari hasil pemeriksaan, Sarah mengalami infeksi yang menyebabkan ia susah bernapas. Setelah keadaannya pulih pun, salah satu paru-parunya dinyatakan rusak permanen dan hanya bisa mengandalkan sebelah paru-nya yang masih berfungsi.

Hal ini tentunya mengkhawatirkan, karena vape meningkatkan kebiasaan merokok sejak dini. 

Pada NHS Digital menunjukkan 30% anak di Yorkshire dan Humber telah menggunakan vape.

Kementerian Kesehatan Indonesia juga menyayangkan penggunaan rokok elektrik seperti vape, yang semakin populer di kalangan remaja. 

Dari hasil Global Adult Tobacco Survey tahun 2021 menunjukkan, orang yang mengonsumsi perokok elektrik naik dari 0,3% menjadi 3%. Sementara itu, jumlah perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat 19,2%.

BACA JUGA: EVALI, Sebutan untuk Penyakit Paru Akibat Efek Samping Vape

Bahaya vape untuk kesehatan remaja

Banyaknya remaja yang kini menggunakan vape bukan tanpa alasan. Kemasan dan bentuknya yang menarik, serta variasi rasa membuat mereka penasaran mencobanya hingga ketagihan.

Selain itu, vape juga mudah dibeli dengan harga yang masih cukup terjangkau.

Anggapan bahwa rokok elektrik lebih aman dibanding rokok tembakau juga membuat orang banyak yang beralih atau bahkan mulai mencoba vape. Padahal, vape dan rokok sama-sama berbahaya.

Pada anak dan remaja, dampak vape bisa berakibat pada terhambatnya perkembangan otak anak. Normalnya, otak masih terus berkembang sampai seseorang berusia 25 tahun.

Hubungan antar sel-sel otak ini akan semakin kuat seiring dengan seseorang mempelajari atau menciptakan kenangan baru.

Mengingat kecanduan atau adiksi juga adalah salah satu bentuk tubuh beradaptasi atau belajar, anak-anak yang terpapar nikotin berisiko lebih tinggi mengalami kecanduan dibandingkan dengan orang dewasa. 

Selain itu, aerosol pada vape yang dihirup dan diembuskan sama-sama mengandung zat berbahaya.

Seperti nikotin, partikel ultra halus seperti polusi udara yang dapat terhirup ke dalam paru-paru, senyawa organik yang mudah menguap, bahan kimia penyebab kanker, serta logam berat.

Melansir American Lung Association, dalam studi University of North Carolina, menemukan dua bahan utama vape seperti propilen glikol dan gliserin nabati beracun untuk sel tubuh.

Berikut kemungkinan macam-macam bahaya vape untuk kesehatan remaja:

  • Meningkatkan risiko kecanduan
  • Memicu batuk, mengi, dan asma
  • Menyebabkan penyakit paru-paru dan penyakit kardiovaskuler
  • Merusak perkembangan otak
  • Menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur
  • Membuat seseorang lebih sulit fokus dalam proses belajar
  • Perubahan mood 
  • Tidak dapat mengendalikan emosi
  • Keracunan cairan/liquid yang digunakan untuk vape

Sarah Griffin juga berpesan agar para remaja jangan mencoba vape. “Begitu mencoba memulainya, kamu akan kesulitan untuk berhenti,” ujar Sarah seperti dilansir dari Daily Mail.

Berikan pengertian kepada anak bahwa vape mengandung nikotin dan zat berbahaya. Jangan mencobanya karena bisa memicu kecanduan dan masalah kesehatan serius di masa depan.

Advertisement

penyakit paru-parudepresikesehatan anakgangguan kecemasanhidup sehatbahaya rokok elektrikberita

Ditulis oleh Atifa Adlina

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved