Rehabilitasi trauma kepala berat perlu dilakukan guna mencegah terjadinya gangguan mobilitas sendi, integritas kulit, dan gangguan pernapasan atau infeksi yang dapat terjadi di rumah sakit.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
21 Mei 2019
Trauma kepala berat dapat menimbulkan kerusakan otak
Table of Content
Trauma kepala terjadi ketika seseorang mengalami cedera kepala berat. Cedera ini dapat terjadi karena benturan keras pada kepala, atau ketika benda asing, seperti peluru atau serpihan tulang yang patah, mengenai jaringan otak. Saat terjadi trauma pada kepala, Anda dapat mengalami gejala sesaat setelah kejadian. Namun, gejala juga dapat muncul beberapa hari hingga minggu setelah kejadian.
Advertisement
Gejala yang dapat terjadi, antara lain: sakit kepala, pandangan kabur, nyeri leher, kebingungan sesaat, dan kehilangan kesadaran sesaat. Gejala trauma kepala juga mencakup gangguan mood, seperti mudah marah, gelisah, sensitif, hingga hilang ingatan sementara (amnesia).
Waspadai jika terjadi gejala yang lebih serius, seperti mual dan muntah menyembur, pandangan kabur, sakit kepala yang berlangsung lama atau sangat hebat, sulit bicara tiba-tiba, salah satu sisi tubuh mendadak lemah, kejang, serta keluarnya darah atau cairan putih dari hidung dan telinga.
Gejala-gejala tersebut mengarah pada trauma kepala yang berat dan membutuhkan pertolongan segera. Trauma kepala berat terjadi karena tekanan pada otak akibat perdarahan, gumpalan darah, atau penumpukan cairan di otak. Hal ini dapat menimbulkan komplikasi, seperti infeksi akibat fraktur tulang tengkorak, gangguan kesadaran, kerusakan otak, koma, bahkan kematian.
Kerusakan otak yang terjadi dapat bersifat sementara atau permanen. Kerusakan otak permanen dapat meninggalkan gejala sisa, baik secara fisik maupun mental. Rehabilitasi pascatrauma kepala penting dilakukan untuk mengembalikan fungsi maksimal seseorang akibat kerusakan otak yang dialaminya.
Selain itu, rehabilitasi juga untuk membantu proses adaptasi terhadap perubahan pascatrauma dan memberikan dukungan secara sosial dan emosional. Dukungan fisik dan emosional dari keluarga dan orang-orang terdekat merupakan hal terpenting dalam proses adaptasi sehingga dapat menjalani hidup berkualitas dengan disabilitas yang dimiliki.
Rehabilitasi dapat dimulai secepatnya setelah dilakukan pertolongan pertama dan perawatan intensif terhadap trauma kepala yang dialami. Umumnya, rehabilitasi dimulai jika seseorang telah menunjukkan kondisi yang membaik. Seseorang dengan trauma kepala yang tidak terlalu berat atau menunjukkan kemajuan yang signifikan selama perawatan menjadi kandidat terbaik dalam rehabilitasi.
Pada trauma kepala yang lebih berat, dibutuhkan ketekunan dan pengawasan konstan dalam menjalani rehabilitasi. Hal ini diperlukan guna mencegah terjadinya gangguan mobilitas sendi, integritas kulit, dan gangguan pernapasan atau infeksi yang dapat terjadi di rumah sakit.
Program rehabilitasi yang dijalankan setiap orang berbeda-beda. Hal ini dirancang secara khusus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing. Rehabilitasi yang dilakukan dapat meliputi terapi fisik, terapi okupasi, perawatan psikiatri dan psikologis, terapi wicara, serta dukungan sosial.
Kemajuan yang dievaluasi dalam proses rehabilitasi, yaitu: kemampuan kontrol berkemih dan buang air besar, kemampuan bicara, menelan, kekuatan motorik dan kordinasi, pengertian bahasa, status mental dan perilaku, serta kebutuhan akan dukungan sosial.
Sebelum memulai rehabilitasi, dapat dilakukan diskusi bersama antara tim rehabilitasi medis, pasien, dan keluarga pasien. Hal ini perlu dilakukan agar setiap pihak memiliki tujuan dan ekspektasi yang sama terhadap hasil rehabilitasi yang dijalani.
Rehabilitasi dapat dilakukan sejak menjalani rawat inap di rumah sakit atau rawat jalan. Selain itu, dapat pula dilakukan di rumah atau pusat rehabilitasi medis. Rehabilitasi di rumah dapat dilakukan jika kondisi pasien mendukung dan memungkinkan. Program rehabilitasi yang dilaksanakan di rumah merupakan program berkelanjutan dari rehabilitasi di rumah sakit.
Rehabilitasi yang dijalani pascatrauma kepala dapat berlangsung dalam waktu lama dan membutuhkan follow up untuk memerhatikan munculnya akibat jangka panjang dari trauma kepala yang dapat terjadi, seperti penyakit parkinson, alzheimer, dan demensia.
Advertisement
Ditulis oleh Giovanni Jessica
Referensi
Artikel Terkait
Gegar otak adalah cedera otak ringan yang disebabkan oleh benturan keras di kepala. Gejala gegar otak bisa ditandai dengan kebingungan hingga hilang ingatan.
13 Apr 2023
Pusing, mual, dan lemas adalah gejala gangguan kesehatan yang tidak terlalu mengkhawatirkan. Meski demikian, Anda tak boleh menyepelekannya dan harus segera menemui dokter jika tak kunjung membaik.
12 Okt 2020
Gegar otak dapat terjadi akibat benturan langsung pada kepala, wajah, leher, atau bagian tubuh lain dengan transmisi impuls menuju kepala. Penyebab gegar otak yang utama adalah kecelakaan lalu lintas, yang terjadi sebanyak 40-60%, diikuti dengan olahraga, seperti bersepeda, sepakbola, dan tinju.
21 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved