Gejala hidrosefalus dapat sedikit berbeda tergantung usia pasien. Misalnya, bayi yang mengalami hidrosefalus akan mengalami perbesaran pada kepalanya. Sementara itu, pasien dewasa akan merasakan sakit kepala hingga kehilangan koordinasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
1 Sep 2020
Kepala bayi yang berukuran besar dan tidak biasa merupakan ciri-ciri hidrosefalus
Table of Content
Seperti banyak organ tubuh lainnya, otak juga berisiko mengalami berbagai kondisi yang berbahaya. Salah satu penyakit yang berisiko terjadi pada otak adalah hidrosefalus. Hidrosefalus terjadi ketika cairan serebrospinal menumpuk di dalam rongga (ventrikel) otak dan membuat otak menjadi bengkak. Kondisi ini pun memicu gangguan perkembangan, fisik, dan intelektual penderitanya.
Advertisement
Hidrosefalus bisa terjadi di usia berapa pun, walau memang lebih sering menimpa bayi dan orang lanjut usia. Walau bisa terjadi pada semua kalangan, gejala hidrosefalus bisa sedikit berbeda bergantung pada usia pasien. Cermati gejala-gejala hidrosefalus.
Gejala hidrosefalus pada bayi dapat memicu perubahan pada kepala dan tanda fisik tertentu.
Bayi yang menderita hidrosefalus dapat menunjukkan perubahan pada kepala berikut ini:
Pada anak-anak, gejala hidrosefalus berikut ini bisa terjadi:
Pada orang dewasa muda maupun menengah, gejala hidrosefalus berikut bisa ditunjukkan oleh pasiennya:
Hidrosefalus juga dapat terjadi pada orang di atas 60 tahun atau lanjut usia. Beberapa gejala hidrosefalus yang bisa muncul, yaitu:
Baca Juga
Hidrosefalus dapat menjadi kondisi yang fatal jika tidak ditangani. Walau penanganan dokter cenderung tidak mengembalikan kondisi yang sudah rusak, prosedur berikut ini dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut:
Penanganan hidrosefalus yang umum dilakukan dokter adalah pemasangan drainase yang disebut shunt. Alat ini terdiri atas selang fleksibel dengan katup yang membuat cairan di otak mengalir – dengan laju dan arah yang sesuai.
Dokter akan memasukkan satu ujung selang di dalam otak dan ujung kedua ke dalam dada atau rongga perut pasien. Kelebihan cairan dari otak kemudian akan mengalir ke ujung kedua shunt, sehingga cairan tersebut akan lebih mudah diserap oleh bagian tubuh di titik selang kedua tersebut.
Penggunaan shunt biasanya bersifat permanen dan seumur hidup. Dokter juga akan memonitor kesehatan pasien secara berkala.
Ventrikulostomi juga bisa dilakukan untuk beberapa pasien hidrosefalus. Prosedur ini dilakukan dokter dengan membuat lubang di bagian bawah atau antara ventrikel otak. Pembuatan lubang ini akan membuat cairan serebrospinal mengalir keluar dari otak.
Gejala hidrosefalus dapat bervariasi tergantung usia pasien yang mengalami penyakit ini. Penanganan dari dokter, seperti shunt dan ventrikulostomi dapat mencegah kerusakan lebih lanjut – walau cenderung tidak bisa mengembalikan kondisi yang sudah rusak.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Hidrosefalus adalah kondisi ketika terdapat penumpukan cairan otak di rongga otak bayi. Penyebabnya adalah bayi lahir prematur, masalah kehamilan hingga...
24 Apr 2023
Menghitung cairan tubuh merupakan salah satu cara untuk mencegah dehidrasi. Hal ini dilakukan berdasarkan sejumlah faktor seperti jenis kelamin, bobot tubuh serta kondisi lain yang memengaruhi.
27 Apr 2023
Edema anasarka adalah kondisi pembengkakan yang terjadi di seluruh tubuh karena kerusakan organ yang cukup parah. Kondisi ini bisa diatasi dengan perwatan yang tepat. Namun pada beberapa kasus, hal ini berisiko menjadi kondisi yang serius.
14 Mei 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved