Quarter life crisis umumnya muncul pada pertengahan usia 20-an hingga awal 30-an. Kondisi ini muncul karena Iimpian dan kenyataan bisa membuat kaum muda mengalami krisis atau kondisi cemas menuju kedewasaan.
20 Des 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Quarter life crisis bisa membuat seseorang merasa stres
Table of Content
Quarter life crisis biasanya ditandai dengan rasa cemas, bingung, dan mempertanyakan kembali tujuan hidup. Tak jarang mereka yang mengalami kondisi ini merasa hilang arah dan tak punya tujuan hidup, apalagi ekspektasi keluarga bertentangan dengan idealisme diri.
Advertisement
Simak informasi lebih lanjut mengenai tanda-tanda, pemicu, dan cara mengatasi quarter life crisis melalui artikel berikut ini.
Quarter life crisis adalah periode ketika seseorang merasa cemas saat menapakkan kaki menuju kehidupan dewasa. Krisis ini umumnya muncul pada masa transisi antara remaja menuju dewasa awal yaitu rentang usia pertengahan 20-an hingga awal 30-an ketika orang baru lulus kuliah atau mulai masuk dunia kerja.
Kaum muda yang mengalami krisis seperempat abad bisa merasakan kebingungan, rendah diri, bahkan tidak punya tujuan hidup. Memikirkan masa depan seolah seperti merangkul gulungan kecemasan.
Penyebab quarter life crisis bisa terjadi akibat banyaknya tekanan dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, orang yang mengalami krisis ini berusaha untuk menciptakan identitas yang bermakna serta sesuai dengan harapan.
Semakin bertambah usia, tentu ada banyak perubahan dan pengalaman baru yang dialami oleh individu. Tak jarang, perjalanan hidup yang menyangkut peristiwa dan perasaan ini menjadi pemicu munculnya quarter life crisis.
Berikut ini beberapa hal yang bisa memicu seseorang mengalami quarter life crisis:
Baca juga: Segudang Manfaat Mendengarkan Musik untuk Kesehatan
Saat mengalami quarter life crisis, mungkin Anda atau orang sekitar merasakan perubahan pada perasaan dan diri Anda secara keseluruhan. Untuk mengenali kondisi ini, berikut ini beberapa tanda seseorang sedang mengalami quarter life crisis:
Seseorang yang mengalami quarter life crisis cenderung merasa gelisah dengan kondisi dirinya saat ini. Tak jarang, hal ini juga memunculkan dorongan untuk melakukan perubahan. Namun di sisi lain, mereka sulit berkonsentrasi dan menemukan hal-hal yang sesuai atau baik menurut mereka.
Orang yang mengalami quarter life crisis juga seringkali berperilaku impulsif yang cenderung berisiko. Misalnya, membelanjakan uang dalam jumlah besar tanpa pemikiran finansial yang matang, kmemutuskan eluar dari pekerjaan tanpa dipikir panjang terlebih dahulu, mengubah penampilan, atau pergi berlibur. Tujuannya, untuk membuat mereka merasa bahagia dan lebih bertenaga.
Orang yang berada dalam fase quarter life crisis biasanya bingung akan tujuan hidupnya. Inilah yang membuatnya terkadang sulit untuk berkomitmen jangka panjang bahkan membangun hubungan dengan orang lain.
Sulit mengambil keputusan dan tidak tahu hal-hal yang diinginkan juga bisa menjadi tanda seseorang berada dalam quarter life crisis. Anda mungkin merasa kebingungan dan takut merasa gagal akan sesuatu.
Orang yang mengalami quarter life crisis cenderung memiliki self-talk yang negatif. Hal ini tak jarang membuat seseorang menarik diri dari lingkungan dan membuatnya merasa terisolasi dan kesepian.
Berada dalam situasi quarter life crisis terkadang membuat Anda merasa hilang tujuan atau tanpa arah dalam menapaki hidup. Lagi-lagi, membandingkan diri dengan orang lain yang lebih sukses mungkin bisa menjadi pemicunya.
Perasaan ini bisa menyebabkan Anda kewalahan bahkan depresi. Tak ada salahnya untuk “berhenti” sejenak dan memikirkan kembali rencana hidup Anda ke depan dengan melibatkan segala potensi yang ada.
Orang yang mengalami krisis ini biasanya cenderung membandingkan hidupnya dengan orang lain. Tak jarang kecenderungan ini menimbulkan perasaan bahwa orang lain melakukan hal-hal yang lebih baik dari Anda.
Padahal, sebenarnya mereka juga memiliki masalah dan ketidaksempurnaan yang tidak mereka bagikan dalam media sosial.
Baca juga: 7 Cara Menjadi Diri Sendiri dan Lebih Percaya Diri
Memasuki kehidupan dewasa, semua orang mulai membangun mimpi dan ambisi. Namun, ada kalanya ekspektasi yang kita bangun tidak sesuai dengan kenyataan yang ada karena berbagai faktor.
Quarter life crisis adalah akumulasi dari perasaan cemas akan masa depan. Terlebih di era media sosial saat ini yang membuat Anda mudah untuk membandingkan hidup dengan orang lain.
Pada akhirnya, Anda jadi semakin tidak tenang karena selalu merasa ada yang kurang dalam diri.
Jadi, bagaimanakah cara menghadapi gejolak masa transisi menuju orang dewasa tersebut? Berikut ini tips menghadapi quarter life crisis yang bisa Anda coba:
Percayalah bahwa tiap orang punya “zona waktunya” masing-masing. Anda mungkin iri saat melihat orang seumuran Anda sudah sukses dan mapan.
Namun, apakah Anda tahu bahwa setiap orang sebenarnya juga memiliki kekhawatiran dan keraguan yang sama dengan Anda?
Tidak ada kata terlambat selagi Anda terus belajar dan memperbaiki diri. Peluang dan kesuksesan tidak mengenal batas usia.
Anda juga harus lebih menghargai diri sendiri. Cobalah untuk mencintai diri sendiri dan mulai melakukan apa yang Anda sukai setiap kali berhasil mencapai sesuatu.
Cara lain untuk mengatasi quarter life crisis adalah dengan terus menemukan dan mengembangkan potensi diri. Cobalah untuk melakukan berbagai hal baru dan mengenali hal-hal yang Anda sukai dan kemampuan atau potensi diri.
Jika Anda merasa kesulitan, cobalah minta bantuan pada keluarga atau teman terdekat untuk menilai kelebihan dan kekurangan pada diri Anda.
Mencatat hal-hal yang patut disyukuri setiap harinya, alias journalling, tidak hanya dapat membuat Anda lebih tenang. Hal ini juga akan membuka mata Anda mengenai apa yang sebenarnya Anda inginkan dalam hidup.
Pada dasarnya, terus berkutat dengan kelemahan diri hanya akan membuat Anda merasa terjebak dan sulit melihat gambaran besar dari persoalan Anda.
Di zaman yang semakin canggih saat ini sangat mudah bagi Anda untuk membandingkan diri dengan orang lain. Itulah sebabnya, salah satu cara mengatasi quarter life crisis adalah dengan berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain.
Selain karena semua orang punya waktunya masing-masing, Anda dan orang lain juga mungkin saja memiliki garis start atau kemampuan yang berbeda. Membandingkan pencapaian dan kelebihan diri sendiri dengan milik orang lain mungkin baik jika itu bisa memotivasi Anda.
Akan tetapi, jika Anda justru semakin merasa terpuruk dan tidak berdaya, segeralah berhenti. Ingat pula bahwa apa yang ditampilkan di media sosial, atau yang Anda lihat, belum tentu menggambarkan keseluruhan hidup mereka. Bisa jadi, itu hanya sebagian kecil yang ditampilkan.
Artinya, bukan berarti Anda gagal dan mereka selalu berhasil. Bisa saja,yang mereka ingin tampilkan hanyalah keberhasilan mereka.
Cobalah untuk berpikiran positif. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulailah menghargai setiap pencapaian yang Anda punya.
Lingkungan juga bisa menjadi penentu sulit atau tidaknya seseorang melewati periode quarter life crisis.. Carilah lingkungan yang mendukung dan tinggalkan orang-orang yang tidak menghargai pencapaian Anda.
Cobalah untuk mulai bertanya pada orang yang Anda percaya terkait rencana masa depan. Jangan terus-menerus mengeluh, karena hal ini bisa semakin membuat Anda cemas.
Jika membutuhkan pertolongan profesional, segera hubungi psikolog.
Baca juga: Manfaat Percaya Diri dalam Kehidupan yang Bisa Anda Peroleh
Quarter life crisis termasuk hal yang lumrah selama masa transisi menuju kehidupan dewasa. Jika Anda belum tahu apa yang Anda sebenarnya inginkan, tidak perlu merasa gagal dan rendah diri. Tidak semua hal harus terjawab sekarang, bukan?
Anda juga perlu bersikap lebih fleksibel karena selalu ada kemungkinan yang bisa terjadi. Ingat pula bahwa tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk menjadi apa yang Anda inginkan.
Namun, jika quarter life crisis memicu rasa cemas yang parah hingga mengganggu rutinitas, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater. Dengan ini, Anda akan mendapatkan konseling serta penanganan yang tepat.
Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara lepas suntuk mungkin perlu dilakukan bila Anda merasa suntuk pada sesuatu hal. Sebenarnya, merupakan hal yang normal jika Anda merasa suntuk saat menjalani rutinitas kehidupan sehari-hari. Tetapi, bagaimana cara lepas suntuk dalam hidup?
Setiap tahunnya, karyawan pasti memiliki hak cuti. Manfaat cuti sangat penting dalam meningkatkan produktivitas, jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Sayangnya, seringkali karyawan terjebak dengan cara yang salah sehingga ketika kembali dari cuti, pikiran masih belum terasa segar.
Serangan panik adalah perasaan takut yang amat sangat dan terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan respon tubuh padahal tidak ada bahaya apapun atau penyebab yang jelas. Gejalanya adalah jantung berdebar, berkeringat dan gemetar.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved