Purpura adalah bercak keunguan di kulit akibat pecahnya pembuluh darah di bawahnya. Tampak seperti lebam, hal ini bisa muncul di kulit dan juga membran mukosa seperti bagian dinding mulut.
28 Mei 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Purpura terlihat seperti lebam
Table of Content
Henoch-Schonlein Purpura adalah bercak keunguan di kulit akibat pecahnya pembuluh darah di bawahnya. Tampak seperti lebam, hal ini bisa muncul di kulit dan juga membran mukosa seperti bagian dinding mulut. Ada berbagai macam penyebab munculnya penyakit purpura, mulai dari efek samping konsumsi obat hingga tanda kondisi medis tertentu.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Very Well Health, ada dua kategori penyakit purpura berdasarkan kadar platelet dalam darah, yaitu:
Tidak berkaitan dengan jumlah platelet dalam darah. Platelet adalah sel-sel di aliran darah yang bekerja untuk membekukan darah serta mencegah pendarahan. Ketika ada pendarahan, pemicunya lebih kepada peradangan atau fungsi platelet yang berubah.
Orang yang bisa mengalami hal ini adalah:
Umumnya terjadi pada orang berusia lanjut yang kulitnya lebih tipis serta pembuluh darahnya lebih rentan pecah. Meski sekilas tampak mengkhawatirkan, kondisi ini tergolong ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Terjadinya peradangan pembuluh darah di kulit, ginjal, dan saluran pencernaan. Kondisi vaskulitis memicu terjadinya pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah.
Terjadi karena jumlah platelet kurang dari seharusnya. Bagi sebagian besar orang, kondisi ini mungkin bukan masalah. Namun jika terlalu parah, bisa saja terjadi perdarahan spontan di gusi, mata, atau kandung kemih. Kemungkinan mengalami perdarahan berlebih saat cedera ringan juga bisa terjadi.
Selain itu, hal yang menentukan ukuran dan distribusi purpura adalah pemicu awalnya. Apabila ukuran diameternya kurang dari 4 milimeter, disebut dengan peteki. Sementara purpura dengan ukuran diameter lebih dari 1 centimeter disebut dengan ekimosis.
Kondisi thrombocytopenia terjadi akibat rendahnya kadar platelet seseorang. Artinya, darahnya sulit membeku dan mencegah perdarahan. Beberapa gejalanya seperti:
Penyebab terjadinya purpura nonthrombocytopenic bisa karena perubahan struktur pembuluh darah, peradangan, virus, dan konsumsi obat. Sementara kondisi senile purpura terjadi karena menipis dan melemahnya kulit serta pembuluh darah. Perubahan ini umumnya berkaitan dengan kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet serta penuaan.
Kondisi IgA vaskulitis pemicu purpura dipengaruhi oleh peradangan. Ketika pembuluh darah meradang, maka sel darah merah akan bocor sehingga menimbulkan ruam atau lebam. Umumnya, kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami penyakit berkaitan dengan pernapasan.
Beberapa penyebab purpura nonthrombocytopenic lainnya adalah:
Kondisi medis langka ketika protein menumpuk secara abnormal di jaringan dan organ tubuh sehingga mengganggu fungsinya. Akumulasi protein ini memicu terjadinya peradangan pemicu purpura.
Ini terjadi saat bayi terlahir dengan kondisi cytomegalovirus dan terinfeksi saat berada di rahim. Sebagian besar bayi tidak menunjukkan gejala apapun. namun, ada pula yang terlahir dengan lebam di tubuhnya.
Sindrom ketika bayi terinfeksi rubella sebelum lahir. Kondisi ini memicu masalah kesehatan serius termasuk purpura.
Penyakit akibat kekurangan vitamin C. Kondisi langka ini ditandai dengan munculnya bintik berwarna kemerahan dan keunguan di sekujur tubuh.
Selain penyebab di atas, penggunaan obat seperti warfarin, aspirin, dan steroid juga meningkatkan risiko terjadinya purpura. Cedera juga bisa menjadi pemicu.
Sementara untuk penyebab purpura jenis thrombocytopenia diklasifikasikan menjadi:
Masalah pendarahan yang terjadi karena sistem imun menyerang platelet. Artinya, sistem imun memproduksi antibodi yang menempel pada platelet dan tubuh justru menghancurkan platelet itu.
Terjadi pada bayi yang ibunya mengalami ITP. Antibodi ini dapat menurun ke bayi lewat plasenta dan pada akhirnya turut melekat pada platelet bayi.
Infeksi pada darah akibat bakteri Neisseria meningitidis. Bakteri ini umumnya tinggal di sistem pernapasan bagian atas tanpa menimbulkan gejala penyakit apapun. Bakteri bisa menular ke orang lain lewat droplet.
Beberapa jenis obat seperti yang dikonsumsi saat kemoterapi juga dapat merusak platelet. Selain itu, penyakit pada sumsum tulang juga berisiko menurunkan produksi platelet mengingat perannya dalam memproduksi sel-sel darah dalam tubuh.
Baca Juga
Tidak semua jenis purpura nonthrombocytopenic perlu penanganan medis. Contohnya senile purpura. Selama tidak menyebabkan perdarahan serius, bercak keunguan ini umumnya akan hilang dengan sendirinya.
Begitu pula dengan kondisi vaskulitis ringan. Justru fokus penanganannya adalah nyeri persendian yang kerap menyertainya. Caranya dengan mengonsumsi obat seperti ibuprofen dan acetaminophen.
Sementara apabila kondisi IgA vaskulitis cukup parah hingga menyebabkan masalah pada ginjal, dokter akan meresepkan obat untuk menekan reaksi sistem imun. Kondisi ini paling umum diderita anak laki-laki berusia 2-6 tahun.
Pada anak dengan kondisi ITP, umumnya penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Namun, apabila cukup parah maka intervensi medis pun diperlukan.
Orang dewasa dengan kondisi purpura thrombocytopenic akan memulai pengobatan dengan mengonsumsi steroid atau dexamethasone. Sementara apabila kadar platelet benar-benar rendah dan berbahaya, dokter mungkin merekomendasikan transfusi darah atau platelet.
Jadi, perlu diketahui betul apa jenis purpura yang tengah dialami serta bagaimana penanganan yang tepat. Ada yang bisa mereda dengan sendirinya meski tanpa penanganan apapun.
Apabila Anda mendeteksi adanya bercak keunguan di sekujur tubuh, konsultasikan pada dokter untuk tahu pemicunya. Anda juga bisa tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Clostridium difficile adalah bakteri berbahaya yang bisa mengancam nyawa. Gejalanya terbagi dua, ada yang ringan dan parah, seperti gagal ginjal hingga dehidrasi.
Ekimosis adalah pendarahan di bawah kulit berupa bintik ungu gelap berukuran lebih dari 1 cm. Kondisi ini umumnya terjadi ketika Anda mengalami cedera yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Penyakit kardiovaskular terjadi akibat adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Ada berbagai macam gangguan sistem kardiovaskular yang penting untuk Anda ketahui. Apa saja itu?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved