logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Mengenal Jenis Penyakit Henoch-Schonlein Purpura dan Pengobatannya

open-summary

Purpura adalah bercak keunguan di kulit akibat pecahnya pembuluh darah di bawahnya. Tampak seperti lebam, hal ini bisa muncul di kulit dan juga membran mukosa seperti bagian dinding mulut.


close-summary

28 Mei 2021

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Purpura terlihat seperti lebam

Purpura terlihat seperti lebam

Table of Content

  • Jenis-jenis penyakit henoch-schonlein purpura 
  • Penyebab purpura nonthrombocytopenic
  • Penyebab purpura thrombocytopenic
  • Penanganan purpura nonthrombocytopenic
  • Penanganan purpura thrombocytopenic

Henoch-Schonlein Purpura adalah bercak keunguan di kulit akibat pecahnya pembuluh darah di bawahnya. Tampak seperti lebam, hal ini bisa muncul di kulit dan juga membran mukosa seperti bagian dinding mulut. Ada berbagai macam penyebab munculnya penyakit purpura, mulai dari efek samping konsumsi obat hingga tanda kondisi medis tertentu.

Advertisement

Baca Juga

  • Jenis Penyakit Tidak Menular dan Menular yang Jadi Penyebab Kematian Terbesar di Indonesia
  • Berbagai Penyebab Benjolan di Leher dan Cara Mengobatinya
  • Kenali Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening Sebelum Menjalar

Jenis-jenis penyakit henoch-schonlein purpura 

Dikutip dari Very Well Health, ada dua kategori penyakit purpura berdasarkan kadar platelet dalam darah, yaitu:

1. Nonthrombocytopenic

Tidak berkaitan dengan jumlah platelet dalam darah. Platelet adalah sel-sel di aliran darah yang bekerja untuk membekukan darah serta mencegah pendarahan. Ketika ada pendarahan, pemicunya lebih kepada peradangan atau fungsi platelet yang berubah.

Orang yang bisa mengalami hal ini adalah:

  • Senile purpura

Umumnya terjadi pada orang berusia lanjut yang kulitnya lebih tipis serta pembuluh darahnya lebih rentan pecah. Meski sekilas tampak mengkhawatirkan, kondisi ini tergolong ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.

  • Vaskulitis

Terjadinya peradangan pembuluh darah di kulit, ginjal, dan saluran pencernaan. Kondisi vaskulitis memicu terjadinya pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah.

2. Thrombocytopenic

Terjadi karena jumlah platelet kurang dari seharusnya. Bagi sebagian besar orang, kondisi ini mungkin bukan masalah. Namun jika terlalu parah, bisa saja terjadi perdarahan spontan di gusi, mata, atau kandung kemih. Kemungkinan mengalami perdarahan berlebih saat cedera ringan juga bisa terjadi.

Selain itu, hal yang menentukan ukuran dan distribusi purpura adalah pemicu awalnya. Apabila ukuran diameternya kurang dari 4 milimeter, disebut dengan peteki. Sementara purpura dengan ukuran diameter lebih dari 1 centimeter disebut dengan ekimosis.

Kondisi thrombocytopenia terjadi akibat rendahnya kadar platelet seseorang. Artinya, darahnya sulit membeku dan mencegah perdarahan. Beberapa gejalanya seperti:

  • Bercak keunguan berukuran besar dan kecil
  • Gusi berdarah
  • BAB berdarah
  • Urine berdarah
  • Muntah berdarah
  • Perdarahan rektum
  • Haid berlebihan

Penyebab purpura nonthrombocytopenic

Penyebab terjadinya purpura nonthrombocytopenic bisa karena perubahan struktur pembuluh darah, peradangan, virus, dan konsumsi obat. Sementara kondisi senile purpura terjadi karena menipis dan melemahnya kulit serta pembuluh darah. Perubahan ini umumnya berkaitan dengan kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet serta penuaan.

Kondisi IgA vaskulitis pemicu purpura dipengaruhi oleh peradangan. Ketika pembuluh darah meradang, maka sel darah merah akan bocor sehingga menimbulkan ruam atau lebam. Umumnya, kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami penyakit berkaitan dengan pernapasan.

Beberapa penyebab purpura nonthrombocytopenic lainnya adalah:

1. Amyloidosis

Kondisi medis langka ketika protein menumpuk secara abnormal di jaringan dan organ tubuh sehingga mengganggu fungsinya. Akumulasi protein ini memicu terjadinya peradangan pemicu purpura.

2. Cytomegalovirus bawaan lahir

Ini terjadi saat bayi terlahir dengan kondisi cytomegalovirus dan terinfeksi saat berada di rahim. Sebagian besar bayi tidak menunjukkan gejala apapun. namun, ada pula yang terlahir dengan lebam di tubuhnya.

3. Rubella bawaan lahir

Sindrom ketika bayi terinfeksi rubella sebelum lahir. Kondisi ini memicu masalah kesehatan serius termasuk purpura.

4. Scurvy

Penyakit akibat kekurangan vitamin C. Kondisi langka ini ditandai dengan munculnya bintik berwarna kemerahan dan keunguan di sekujur tubuh.

Selain penyebab di atas, penggunaan obat seperti warfarin, aspirin, dan steroid juga meningkatkan risiko terjadinya purpura. Cedera juga bisa menjadi pemicu.

Penyebab purpura thrombocytopenic

Sementara untuk penyebab purpura jenis thrombocytopenia diklasifikasikan menjadi:

1. Idopathic thrombocytopenic purpura (ITP)

Masalah pendarahan yang terjadi karena sistem imun menyerang platelet. Artinya, sistem imun memproduksi antibodi yang menempel pada platelet dan tubuh justru menghancurkan platelet itu.

2. Neonatal alloimmune thrombocytopenia

Terjadi pada bayi yang ibunya mengalami ITP. Antibodi ini dapat menurun ke bayi lewat plasenta dan pada akhirnya turut melekat pada platelet bayi.

3. Meningococcemia

Infeksi pada darah akibat bakteri Neisseria meningitidis. Bakteri ini umumnya tinggal di sistem pernapasan bagian atas tanpa menimbulkan gejala penyakit apapun. Bakteri bisa menular ke orang lain lewat droplet.

Beberapa jenis obat seperti yang dikonsumsi saat kemoterapi juga dapat merusak platelet. Selain itu, penyakit pada sumsum tulang juga berisiko menurunkan produksi platelet mengingat perannya dalam memproduksi sel-sel darah dalam tubuh.

Penanganan purpura nonthrombocytopenic

Tidak semua jenis purpura nonthrombocytopenic perlu penanganan medis. Contohnya senile purpura. Selama tidak menyebabkan perdarahan serius, bercak keunguan ini umumnya akan hilang dengan sendirinya.

Begitu pula dengan kondisi vaskulitis ringan. Justru fokus penanganannya adalah nyeri persendian yang kerap menyertainya. Caranya dengan mengonsumsi obat seperti ibuprofen dan acetaminophen.

Sementara apabila kondisi IgA vaskulitis cukup parah hingga menyebabkan masalah pada ginjal, dokter akan meresepkan obat untuk menekan reaksi sistem imun. Kondisi ini paling umum diderita anak laki-laki berusia 2-6 tahun.

Penanganan purpura thrombocytopenic

Pada anak dengan kondisi ITP, umumnya penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Namun, apabila cukup parah maka intervensi medis pun diperlukan.

Orang dewasa dengan kondisi purpura thrombocytopenic akan memulai pengobatan dengan mengonsumsi steroid atau dexamethasone. Sementara apabila kadar platelet benar-benar rendah dan berbahaya, dokter mungkin merekomendasikan transfusi darah atau platelet.

Jadi, perlu diketahui betul apa jenis purpura yang tengah dialami serta bagaimana penanganan yang tepat. Ada yang bisa mereda dengan sendirinya meski tanpa penanganan apapun.

Apabila Anda mendeteksi adanya bercak keunguan di sekujur tubuh, konsultasikan pada dokter untuk tahu pemicunya. Anda juga bisa tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

penyakitpenyakit kulit

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved