Curhat merupakan salah satu metode yang menenangkan saat Anda sedang ada di dalam suatu masalah. Akan tetapi, tidak semua orang mudah untuk mencurahkan isi hatinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
22 Jul 2020
Punya teman curhat yang baik dapat membantu menjaga kesehatan mental
Table of Content
Dalam bukunya yang berjudul The Transparent Self, Sidney Jourard mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan kesehatan mental yang baik, setiap orang membutuhkan setidaknya satu orang yang dapat menjadi ‘tempat curhat’ tentang segala hal. Orang tersebut merupakan tempat di mana Anda menjadi diri sendiri, menjadi apa adanya tanpa ditutup-tutupi.
Advertisement
Tujuan dalam hubungan ini sebenarnya bukanlah apa yang dikatakan atau dinilai orang tersebut saat Anda menceritakan unek-unek, melainkan dampak positif yang ditimbulkan dari keterbukaan Anda. Dalam hubungan ini, idealnya Anda akan mendapatkan masukan dengan tujuan membangun, dukungan, serta sikap menerima dan memahami, bukan judgement atau menghakimi Anda.
Apabila Anda memiliki sosok tersebut, Anda bisa dianggap cukup beruntung. Sosok ini bisa hadir dalam bentuk orangtua, pasangan, saudara kandung, atau teman. Sebagian lainnya bisa menemukan tempat curhat dalam wujud yang berbeda, seperti Tuhan, psikolog, psikiater, atau bahkan curhat online.
Akan tetapi, ada pula orang yang tidak memiliki siapa pun untuk mencurahkan isi hatinya. Hal ini bisa disebabkan karena faktor fisik, seperti lokasi yang terisolasi dan kurangnya kontak manusia, hingga alasan-alasan psikologis yang menyebabkan seseorang sulit terbuka dan memiliki kerabat dekat.
Berikut adalah beberapa faktor psikologis yang menjadi penyebabnya.
Orang-orang yang tumbuh dengan pengalaman buruk, misalnya pernah mengalami kekerasan emosional atau fisik, tidak hanya meninggalkan masa kecil dengan kenangan buruk dan bekas luka yang menyakitkan, tetapi juga pandangan bahwa dunia tidak aman dan orang lain tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Dengan kata lain, mereka hanya akan menggantungkan hidupnya pada dirinya sendiri.
Orang-orang terdekat pun bisa menjadi penyebabnya. Misalnya, respons yang buruk atau inkonsisten dan ketidakmampuan orangtua menepati janjinya, dapat menciptakan rasa ketidakpercayaan dan ketidakamanan pada anak.
Pengalaman yang buruk di masa lalu ini dapat meninggalkan luka dan memiliki dampak mendalam sepanjang kehidupan anak sehingga mereka akan sulit percaya dengan orang lain dan membentuk hubungan, apalagi untuk sekadar curhat.
Kecenderungan seseorang untuk membuat orang lain bahagia dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil, yaitu dengan menghindari masalah, kritik, dan perbedaan pendapat. Hal ini biasanya terjadi karena pengalaman konflik yang identik dengan kekerasan dan emosi.
Tidak mengherankan jika mereka akan lebih suka menyendiri dan sulit terbuka pada siapa pun sehingga tidak mampu mencurahkan hati mereka. Kondisi ini dapat bertahan sampai dewasa, dan hasilnya adalah individu yang reaktif, hanya memikirkan penilaian dan respons orang lain, serta selalu menahan diri, karena ketakutan akan konflik.
Sebagian orang cenderung tertutup dengan orang lain di sekelilingnya, bahkan bisa juga pada diri mereka sendiri. Mereka memiliki perasaan, tetapi memilih menahannya atau tidak mengakuinya. Mereka punya pendapat, tetapi kesulitan untuk mengungkapkan dan merangkainya ke dalam kata-kata.
Masalah ini bisa terjadi karena mereka sering terisolasi secara emosional dalam jangka waktu yang lama. Jangan heran jika tindakan sederhana, seperti berbicara kepada orang lain, menjalani hubungan, serta berusaha memahami atau dipahami, merupakan sebuah perjuangan bagi mereka.
Masih ada harapan bagi Anda untuk membebaskan diri dari belenggu-belenggu emosional di atas. Berikut adalah beberapa cara untuk membebaskan dan membuka diri Anda.
Anda mungkin tidak bisa melupakan masa lalu, tetapi Anda tidak harus terus-terusan mengingatnya. Ketidakpercayaan pada diri sendiri dan orang lain memang muncul dari pengalaman masa lalu Anda, namun kesan tersebut tidak selalu sama sepanjang hidup Anda dan penting untuk diperhatikan.
Cobalah untuk melupakan apa yang menyebabkan Anda merasa tidak percaya diri dan kesulitan untuk membuka diri. Jadikan momen ini sebagai saat yang tepat untuk berubah.
Jika Anda kesulitan untuk merasakan atau mengungkapkan pikiran dan perasaan Anda, cobalah untuk menulis catatan harian. Mulailah untuk menulis apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda rasakan, dan kata-kata apa yang tepat untuk menggambarkan itu semua.
Seiring berjalannya waktu, cara ini akan menggantikan kerumitan dan kekacauan diri yang kadang Anda rasakan. Jika berkata-kata terasa sulit dilakukan, tulislah dan keluarkan semuanya.
Setelah Anda menjadi lebih terbiasa dengan emosi, pikiran, keinginan, dan kebutuhan Anda sendiri, tantangan selanjutnya adalah mengungkapkan perasaan dan pikiran ini kepada orang lain. Hal ini merupakan langkah kecil yang perlu Anda ambil untuk dapat melangkah keluar dari zona nyaman.
Baca Juga
Itulah beberapa hal penting yang dapat membantu Anda perlahan-lahan membuka diri. Jangan lupa untuk terus mengapresiasi diri terhadap setiap langkah kecil yang berhasil Anda lakukan.
Mulailah dengan pembicaraan kecil seperti saat seorang rekan kerja bertanya tentang akhir pekan Anda, maka ceritakanlah. Seiring berjalannya waktu, Anda pun dapat curhat kepada teman atau sahabat yang bisa didapatkan dengan membuka diri.
Advertisement
Ditulis oleh Aby Rachman
Referensi
Artikel Terkait
Victim blaming adalah perilaku menyalahkan korban. Contohnya menyalahkan pakaian yang digunakan oleh korban kekerasan seksual. Victim blaming bisa merusak mental korban dan membuat pelaku tidak mendapatkan ganjaran yang setimpal.
4 Jul 2023
Emotional eating adalah respon tubuh Anda dalam menghadapi stres, dan bukanlah masalah utamanya. Stres adalah masalah utama yang harus Anda atasi jika ingin menghentikan kebiasan buruk ini.
21 Apr 2021
Brainstorming adalah cara mengumpulkan berbagai ide dan solusi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. Anda dapat mencoba metode ini saat kehabisan ide dan solusi.
11 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved