Risiko makan cepat akan memicu rasa makan berlebihan sehingga meningkatkan risiko kegemukan hingga diabates. Makanlah secara perlahan untuk dapatkan asupan yang baik.
2023-03-26 05:12:52
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Makanan yang cepat habis memicu mau nambah lagi dan lagi
Table of Content
Ketika sedang sibuk atau terburu-buru karena lapar, tidak sedikit orang yang mengonsumsi makanannya dengan cepat. Namun, tahukah Anda kalau kebiasaan makan cepat tidak baik untuk kesehatan? Risiko makan cepat bisa membuat Anda jadi makan berlebihan dan tingkatkan risiko kegemukan.
Advertisement
Sebaliknya, makan lebih lambat dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Tidak terburu-buru saat makan membuat Anda mengunyah dan mencerna makanan dengan baik sehingga nutrisi yang dibutuhkan tubuh bisa terpenuhi.
Berikut adalah berbagai risiko kesehatan yang dapat disebabkan oleh kebiasaan makan cepat.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 60 persen dari anak-anak yang makan cepat cenderung makan berlebihan. Pasalnya, otak membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk memproses sinyal yang memberi pesan bahwa tubuh sudah kenyang. Saat makan dengan cepat, Anda akan sulit merasa kenyang sehingga mengonsumsi lebih banyak makanan.
Banyaknya asupan kalori yang dikonsumsi akibat makan cepat berpotensi meningkatkan berat badan dan memicu obesitas. Risiko obesitas pada orang yang makan dengan cepat bahkan dua kali lebih besar daripada orang yang makan perlahan-lahan apalagi jika Anda jarang melakukan aktivitas fisik.
Makan dengan tempo cepat juga bisa meningkatkan risiko asam lambung naik setelah makan. Kebiasaan buruk ini meningkatkan aliran asam lambung untuk naik ke kerongkongan. Jika terlalu sering terjadi, Anda bahkan bisa mengalami penyakit GERD. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa sensasi panas di dada (heartburn), mual, mulut terasa pahit, hingga sesak napas yang mengganggu.
Anda perlu waspada karena makan dengan cepat bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik. Makan cepat dapat memicu obesitas dan berakibat terjadi sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan, di antaranya hipertensi, gula darah tinggi, dislipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah), dan obesitas. Kondisi ini cukup berbahaya karena dapat memicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Orang yang makan dengan cepat juga kerap mengalami masalah pencernaan. Kondisi tersebut kemungkinan terjadi akibat menggigit makanan terlalu besar dan mengunyah lebih sedikit sehingga pencernaan harus bekerja lebih keras untuk memprosesnya.
Tak hanya berbagai risiko di atas, makan dengan cepat juga akan membuat Anda kurang menikmati makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, Anda pun akan mencari makanan lain yang bisa memenuhi kepuasan Anda.
Baca juga: Jenis-Jenis Makanan yang Dapat Mengatasi Nafsu Makan Berlebih
Tahukah Anda jika makan dengan perlahan dapat memberi manfaat bagi tubuh? Mulai dari mengontrol jumlah asupan yang dikonsumsi, menyerap nutrisi dengan baik, mengendalikan berat badan, hingga bisa menikmati makanan dengan menyenangkan.
Nah, supaya dapat memperoleh manfaat tersebut, ikuti tips berikut untuk menghentikan kebiasaan makan dengan terburu-buru:
Baca juga: Kombinasi Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Bersamaan
Menerapkan berbagai hal di atas akan melatih Anda untuk menghentikan kebiasaan makan yang buruk. Ingatlah bahwa kebiasaan ini tidak baik untuk diteruskan.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar masalah kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perbedaan utamanya, masker KN95 belum mengantongi izin dari National Insitute for Occupational Safety and Health atau NIOSH. Sementara masker N95 sudah memilikinya.
Perut berbunyi pasti membuat malu, apalagi jika terdengar keras di tempat umum. Begitu perut Anda berbunyi, cara mengatasi krucuk-krucuk itu adalah dengan jalan kaki setelah makan.
Stevia merupakan pemanis rendah kalori yang dapat digunakan sebagai pengganti gula. Rasanya hingga 300 kali lebih manis dari gula pasir dan dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved