0
11 Mar 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Makan cepat cenderung membuat seseorang makan berlebihan
Table of Content
Ketika sedang sibuk atau terburu-buru karena lapar, tidak sedikit orang yang mengonsumsi makanannya dengan cepat. Namun, tahukah Anda kalau kebiasaan makan cepat tidak baik untuk kesehatan?
Advertisement
Sebaliknya, makan lebih lambat dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Tidak terburu-buru saat makan membuat Anda mengunyah dan mencerna makanan dengan baik sehingga nutrisi yang dibutuhkan tubuh bisa terpenuhi.
Berikut adalah berbagai risiko kesehatan yang dapat disebabkan oleh kebiasaan makan cepat.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 60 persen dari anak-anak yang makan cepat cenderung makan berlebihan. Sebab, otak membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk memproses sinyal yang memberi pesan bahwa tubuh sudah kenyang.
Alhasil, saat makan dengan cepat, Anda akan sulit merasa kenyang sehingga mengonsumsi lebih banyak makanan.
Banyaknya asupan kalori yang dikonsumsi akibat makan cepat berpotensi meningkatkan berat badan dan memicu obesitas.
Risiko obesitas pada orang yang makan dengan cepat bahkan dua kali lebih besar daripada orang yang makan perlahan-lahan. Apalagi jika Anda jarang melakukan aktivitas fisik.
Makan cepat juga bisa meningkatkan risiko asam lambung naik setelah makan. Sebab, kebiasaan ini meningkatkan aliran asam lambung untuk naik ke kerongkongan.
Jika terlalu sering terjadi, Anda bahkan bisa mengalami penyakit GERD. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa sensasi panas di dada (heartburn), mual, mulut terasa pahit, hingga sesak napas yang mengganggu.
Anda perlu waspada karena makan cepat bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik. Sebab, makan cepat dapat memicu obesitas dan berakibat terjadi sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan, di antaranya hipertensi, gula darah tinggi, dislipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah), dan obesitas.
Kondisi ini cukup berbahaya karena dapat memicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Orang yang makan dengan cepat juga kerap mengalami masalah pencernaan. Kondisi tersebut kemungkinan terjadi akibat menggigit makanan terlalu besar dan mengunyah lebih sedikit sehingga pencernaan harus bekerja lebih keras untuk memprosesnya.
Tak hanya berbagai risiko di atas, makan cepat juga akan membuat Anda kurang menikmati makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, Anda pun akan mencari makanan lain yang bisa memenuhi kepuasan Anda.
Baca Juga
Tahukah Anda jika makan dengan perlahan dapat memberi manfaat bagi tubuh? Mulai dari mengontrol jumlah asupan yang dikonsumsi, menyerap nutrisi dengan baik, mengendalikan berat badan, hingga bisa menikmati makanan dengan menyenangkan.
Nah, supaya dapat memperoleh manfaat tersebut, ikuti tips berikut untuk menghentikan kebiasaan makan cepat:
Menerapkan berbagai hal di atas akan melatih Anda untuk menghentikan kebiasaan makan cepat. Ingatlah bahwa kebiasaan ini tidak baik untuk diteruskan.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar masalah kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Minyak grapeseed adalah jenis minyak yang diolah dari biji anggur. Meski diolah dari anggur, rasanya netral dan tidak seperti buah. Selain untuk kulit, manfaat minyak grapeseed juga bisa jadi alternatif minyak yang lebih menyehatkan.
Manfaat kuaci cukup beragam untuk kesehatan. Dibalik ukurannya yang kecil, kuaci menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan yang bisa Anda dapatkan dari kandungan nutrisinya yang tinggi.
Kloning adalah proses menciptakan “salinan” identik makhluk hidup. Di penjuru dunia sudah banyak eksperimen kloning yang berhasil terjadi, mulai dari kloning domba “Dolly” di Skotlandia hingga monyet di Tiongkok. Ketika membawanya dalam konteks kloning manusia, tentu tidak sesederhana itu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Sylvia V
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved