Pubertas dini adalah pubertas yang terjadi sebelum usia 8 tahun bagi anak perempuan dan sebelum usia 9 tahun bagi anak laki-laki. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari genetik hingga ras. Untuk mengatasinya, dokter dapat memberikan obat-obatan yang mengontrol hormon.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
18 Feb 2022
Masa pubertas bisa datang lebih awal sebelum waktu yang diperkirakan
Table of Content
Apakah Anda menyadari kemunculan tanda-tanda pubertas pada anak yang terlalu cepat? Waspadai terjadinya pubertas dini atau pubertas prekoks pada anak.
Advertisement
Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena pubertas dini ataupun terlambat merupakan hal yang bisa ditangani secara medis.
Untuk memahami lebih lanjut, simak pengertian pubertas dini beserta penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.
Secara umum, masa pubertas dimulai sekitar usia 8-14 tahun. Namun, sebagian anak dapat mengalaminya lebih cepat, bahkan beberapa tahun lebih awal.
Pubertas dini adalah pubertas yang terlalu cepat terjadi pada anak-anak, tepatnya sebelum usia 8 tahun bagi anak perempuan dan sebelum usia 9 tahun bagi anak laki-laki.
Kondisi ini termasuk dalam sindrom pubertas, di mana pubertas dapat terjadi terlalu cepat atau terlambat.
Terdapat dua jenis pubertas dini atau pubertas prekoks, di antaranya:
Pubertas prekoks sentral adalah jenis pubertas dini yang lebih sering terjadi. Kondisi ini sebenarnya mirip seperti pubertas normal, tetapi terjadi lebih awal.
Pada pubertas prekoks sentral, kelenjar pituitari mulai memproduksi hormon gonadotropin. Hormon ini kemudian menyebabkan testis atau ovarium memproduksi hormon lain, yaitu testosteron dan estrogen.
Hasilnya, tanda-tanda pubertas pada anak muncul terlalu dini, misalnya perkembangan payudara pada anak perempuan.
Pubertas prekoks perifer adalah jenis pubertas dini yang jarang terjadi.
Pada kondisi ini, hormon estrogen dan testosteron memicu gejala-gejala pubertas. Bedanya, otak dan kelenjar pituitari tidak terlibat.
Pubertas prekoks perifer umumnya disebabkan masalah pada ovarium, testis, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Pada banyak kasus, para ahli belum dapat menemukan penyebab pubertas dini, terutama pada perempuan. Terkadang, masalah ini disebabkan adanya masalah kesehatan.
Karena proses pubertas dimulai dari kelenjar pituitari di otak, maka penyebabnya disinyalir berkaitan dengan kesehatan otak.
Pubertas dini juga dapat disebabkan tumor, cedera pada otak yang mengakibatkan perubahan hormon, atau peradangan otak yang mungkin disebabkan infeksi.
Di samping itu, berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas dini.
Perempuan memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar untuk mengalami pubertas sebelum masanya jika dibandingkan dengan laki-laki. Perbandingannya bahkan mencapai 10 kali lipat lebih besar.
Mutasi genetik dapat berpengaruh pada pelepasan sel hormon sehingga berpotensi memicu pubertas terlalu cepat.
Dampaknya, pubertas prekoks dapat diturunkan dari orangtua kepada anak-anaknya.
Pubertas dini dianggap berpotensi untuk lebih sering terjadi pada beberapa ras tertentu, misalnya orang Afrika-Amerika yang memiliki kemungkinan lebih besar jika dibandingkan dengan ras lainnya.
Anak yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami pubertas sebelum masanya.
Bahkan, pada anak perempuan yang terlalu gemuk, risiko pubertas prekoks dinilai semakin meningkat.
Paparan hormon estrogen dan progesteron dari obat topikal atau zat lainnya dipercaya bisa meningkatkan risiko pubertas terlalu cepat.
Pengobatan radiasi untuk tumor, leukemia, atau kondisi lain, dinilai mampu meningkatkan risiko anak mengalami pubertas sebelum masanya.
Baca Juga
Berikut adalah sejumlah gejala yang dapat menandakan pubertas dini.
Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan tentang masalah ini adalah: apa penyebab pubertas dini bagi pertumbuhan tinggi badan?
Dikutip dari Mayo Clinic, pubertas dini pada anak perempuan atau laki-laki juga bisa menyebabkan pertumbuhan tulang dan otot yang cepat, serta perubahan bentuk dan ukuran tubuh.
Pubertas dini dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional pada penderitanya.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin dialami jika seorang anak mengalami pubertas dini.
Untuk mendiagnosis pubertas prekoks pada anak, dokter dapat mengulas riwayat medis dari anak dan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, dan menjalankan tes darah untuk menghitung kadar hormon.
Selanjutnya, dokter bisa melakukan X-ray di bagian tangan dan pergelangan tangan anak untuk melihat usia dari tulangnya. Hasil X-ray ini dapat menjadi indikator apakah tulang anak tumbuh terlalu cepat atau tidak.
Kemudian, masih ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi pubertas yang dini, meliputi:
Dokter bisa merekomendasikan prosedur MRI di bagian otak bagi anak yang mengalami pubertas prekoks sentral, guna melihat apakah ada ketidaknormalan pada otak anak yang menyebabkan pubertas sebelum masanya.
Dokter mungkin akan melakukan tes tiroid untuk melihat gejala-gejala dari atau hipotiroidisme, seperti kelelahan, meningkatnya sensitivitas terhadap dingin, sembelit, kulit pucat dan kering, hingga penurunan performa di sekolah.
Anak tidak memerlukan perawatan khusus jika pubertas dini berlangsung lambat atau mendekati usia pubertas yang wajar.
Meski begitu, Anda bisa berkonsultasi pada dokter mengenai pengobatan yang tepat untuk anak.
Dokter dapat memberikan obat untuk menghentikan produksi hormon luteinizing dan hormon perangsang folikel kelenjar hipofisis untuk memperlambat pubertas.
Sementara itu, jika anak memiliki kondisi medis tertentu yang memicu pubertas dini, maka pengobatan dilakukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. Hal ini bisa membantu menghentikan masa pubertas dini yang terjadi pada anak.
Ditambah lagi, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk menghentikan produksi dini dari estrogen dan testosteron pada anak laki-laki maupun perempuan.
Beberapa faktor risiko dari pubertas dini, seperti jenis kelamin dan ras, tidak bisa dihindari. Namun, terdapat beberapa cara untuk mencegah pubertas dini pada anak.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar pubertas dini pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Maria Intan Josi
Referensi
Artikel Terkait
Mengenai minum susu saat haid bolehkah dilakukan, sebetulnya tetap boleh dan bukan merupakan suatu pantangan. Namun, sebaiknya pilihlah susu rendah lemak.
15 Feb 2022
Gejala awal tumor payudara jinak yang paling mudah dikenali adalah munculnya benjolan. Selain itu, rasa nyeri, gatal, dan kulit mengelupas juga dapat menjadi gejala yang perlu diwaspadai.
19 Feb 2021
Keputihan warna hitam bisa jadi hal yang lumrah atau mungkin menjadi tanda adanya masalah. Ini dapat terjadi pada awal atau akhir periode menstruasi Anda.
15 Apr 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved