logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Mengenal Seluk-beluk Pubertas Dini pada Anak

open-summary

Pubertas dini adalah kondisi perubahan tubuh anak menjadi pubertas pada usia yang lebih muda dibandingkan seharusnya dan bisa terjadi di bawah 10 tahun.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

2 Jun 2023

Pubertas dini

Perempuan bisa lebih berpotensi dibanding laki-laki.

Table of Content

  • Mengenal pubertas dini
  • Penyebab pubertas dini
  • Gejala pubertas dini
  • Komplikasi pubertas dini
  • Cara mendiagnosis pubertas dini
  • Pengobatan pubertas dini
  • Cara mencegah pubertas dini

Pubertas dini adalah kondisi pada saat tubuh anak berkembang dan berubah lebih cepat dibandingkan umurnya. Kondisi ini mungkin tergolong jarang terjadi, tetapi ada baiknya kamu tetap mencari tahu penyebab dan cara pencegahannya. Pasalnya, pubertas dini bisa mempengaruhi rasa percaya diri anak pada saat usia dewasa.

Advertisement

Namun, kamu tidak perlu khawatir berlebihan karena pubertas dini tetap bisa ditangani secara medis. Untuk memahami lebih lanjut, simak pengertian pubertas dini beserta penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.

Mengenal pubertas dini

Secara umum, masa pubertas dimulai sekitar usia 8—14 tahun. Namun, sebagian anak bisa merasakan masa pubertas lebih cepat dengan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh tubuhnya. Biarpun begitu, anak laki-laki dan perempuan memiliki masa pubertas dini yang sedikit berbeda. 

Pada anak laki-laki, pubertas dini bisa terjadi sebelum anak berusia 9 tahun. Namun, anak perempuan bisa lebih cepat lagi sebelum usia 8 tahun. Kondisi ini termasuk dalam sindrom pubertas atau pubertas dapat terjadi terlalu cepat.

Terdapat dua jenis pubertas dini atau pubertas prekoks, di antaranya:

1. Pubertas prekoks sentral

Pubertas prekoks sentral adalah jenis pubertas dini yang lebih sering terjadi. Kondisi ini sebenarnya mirip seperti pubertas normal, tetapi terjadi lebih awal. Pada pubertas prekoks sentral, kelenjar pituitari mulai memproduksi hormon gonadotropin. Hormon ini kemudian menyebabkan testis atau ovarium memproduksi hormon lain, yaitu testosteron atau estrogen.

Tanda-tanda yang terjadi paling sering terlihat pada anak perempuan. Buah dada atau payudara anak perempuan tumbuh sebelum memasuki masa remajanya.

2. Pubertas prekoks perifer

Pubertas prekoks perifer adalah jenis pubertas dini yang jarang terjadi. Pada kondisi ini, hormon estrogen dan testosteron memicu gejala-gejala pubertas. Bedanya, otak dan kelenjar pituitari tidak terlibat. Pubertas prekoks perifer umumnya disebabkan masalah pada ovarium, testis, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Penyebab pubertas dini

Pada banyak kasus, para ahli belum dapat menemukan penyebab pubertas dini, terutama pada perempuan. Terkadang, masalah ini disebabkan adanya masalah kesehatan.

Karena proses pubertas dimulai dari kelenjar pituitari di otak, penyebabnya disinyalir berkaitan dengan kesehatan otak. Pubertas dini juga dapat disebabkan tumor, cedera pada otak yang mengakibatkan perubahan hormon, atau peradangan otak yang mungkin disebabkan infeksi.

Di samping itu, berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas dini.

1. Jenis kelamin

Perempuan memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar untuk mengalami pubertas sebelum masanya jika dibandingkan dengan laki-laki. Perbandingannya bahkan mencapai 10 kali lipat lebih besar.

2. Genetik

Mutasi genetik dapat berpengaruh pada pelepasan sel hormon sehingga berpotensi memicu pubertas terlalu cepat. Dampaknya, pubertas prekoks dapat diturunkan dari orangtua kepada anak-anaknya.

3. Ras

Pubertas dini dianggap berpotensi untuk lebih sering terjadi pada beberapa ras tertentu. Masyarakat keturunan Afrika-Amerika memiliki kemungkinan lebih besar jika dibandingkan dengan ras lainnya.

4. Obesitas

Anak yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami pubertas sebelum masanya. Pada anak perempuan yang terlalu gemuk, risiko pubertas prekoks dinilai semakin meningkat.

5. Terpapar hormon estrogen atau progesteron

Paparan hormon estrogen dan progesteron dari obat topikal atau zat lainnya dipercaya bisa meningkatkan risiko pubertas terlalu cepat.

6. Mendapat terapi radiasi

Pengobatan radiasi di otak atau sumsum tulang belakang untuk tumor, leukemia, atau kondisi lain, dinilai mampu meningkatkan risiko anak mengalami pubertas sebelum masanya.

Baca juga: Ciri-Ciri Anak Alami Pubertas Terlambat 

Gejala pubertas dini

Berikut adalah sejumlah gejala yang dapat menandakan pubertas dini.

  • Pertumbuhan payudara dan menarche dini (menstruasi pertama) pada perempuan
  • Pembesaran testis dan penis, munculnya bulu di wajah, dan perubahan suara (untuk laki-laki)
  • Munculnya bulu kemaluan dan ketiak
  • Pertumbuhan tubuh yang cepat
  • Munculnya jerawat
  • Bau badan seperti orang dewasa.

Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan tentang masalah ini adalah: apa penyebab pubertas dini bagi pertumbuhan tinggi badan?

Dikutip dari Mayo Clinic, pubertas dini pada anak perempuan atau laki-laki juga bisa menyebabkan pertumbuhan tulang dan otot yang cepat, serta perubahan bentuk dan ukuran tubuh.

Komplikasi pubertas dini

Pubertas dini dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional pada penderitanya. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin dialami jika seorang anak mengalami pubertas dini.

  • Ukuran tubuh pendek: jika fase pubertas telah berhenti, proses pertumbuhan juga berhenti. Jika pubertas terjadi lebih cepat, pertumbuhan juga lebih cepat terhenti sehingga mengakibatkan penderitanya menjadi lebih pendek.
  • Masalah perilaku
  • Aktivitas seksual dini
  • Stres: bagi anak yang mengalami pubertas dini, kecenderungan stres juga meningkat karena teman-teman seusia mereka belum mengalaminya. Perlu pendampingan dari orang tua agar anak terbiasa dengan perubahan yang dialami.
  • Risiko lain: risiko ini berhubungan dengan penyakit seperti kanker payudara. Beberapa studi menunjukkan bahwa risiko kanker payudara sedikit meningkat pada perempuan yang mengalami pubertas dini.

Cara mendiagnosis pubertas dini

Untuk mendiagnosis pubertas prekoks pada anak, dokter dapat mengulas riwayat medis dari anak dan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, dan menjalankan tes darah untuk menghitung kadar hormon. Selanjutnya, dokter bisa melakukan X-ray di bagian tangan dan pergelangan tangan anak untuk melihat usia dari tulangnya. Hasil X-ray ini dapat menjadi indikator apakah tulang anak tumbuh terlalu cepat atau tidak.

Kemudian, masih ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi pubertas yang dini, meliputi:

1. Magnetic resonance imaging (MRI)

Dokter bisa merekomendasikan prosedur MRI di bagian otak bagi anak yang mengalami pubertas prekoks sentral, guna melihat apakah ada ketidaknormalan pada otak anak yang menyebabkan pubertas sebelum masanya.

2. Tes tiroid

Dokter mungkin akan melakukan tes tiroid untuk melihat gejala-gejala dari atau hipotiroidisme, seperti kelelahan, meningkatnya sensitivitas terhadap dingin, sembelit, kulit pucat dan kering, hingga penurunan performa di sekolah. 

Pengobatan pubertas dini

Anak tidak memerlukan perawatan khusus jika pubertas dini berlangsung lambat atau mendekati usia pubertas yang wajar. Meski begitu, kamu bisa berkonsultasi pada dokter mengenai pengobatan yang tepat untuk anak.

Dokter dapat memberikan obat untuk menghentikan produksi hormon luteinizing dan hormon perangsang folikel kelenjar hipofisis untuk memperlambat pubertas.

Jika anak memiliki kondisi medis tertentu yang memicu pubertas dini, pengobatan dilakukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. Hal ini bisa membantu menghentikan masa pubertas dini yang terjadi pada anak. Ditambah lagi, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk menghentikan produksi dini dari estrogen dan testosteron pada anak laki-laki maupun perempuan.

Cara mencegah pubertas dini

Beberapa faktor risiko dari pubertas dini, seperti jenis kelamin dan ras, tidak bisa dihindari. Namun, terdapat beberapa cara untuk mencegah pubertas dini pada anak.

  • Menjauhkan anak dari sumber eksternal hormon estrogen dan testosteron, seperti obat resep atau suplemen yang mengandung keduanya.
  • Menjaga berat badan yang ideal supaya obesitas pada anak bisa dihindari.

Itu dia seluk-beluk yang perlu kamu ketahui tentang pubertas dini. Untuk tahu lebih banyak, kamu bisa konsultasi dengan dokter lewat aplikasi SehatQ. Kamu pun bisa sekaligus tebus resep langsung dari aplikasi. Mudah, bukan?

Advertisement

pubertas dini

Ditulis oleh Ade Irawan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved