Psikofarmakologi adalah obat-obatan yang digunakan dalam penanganan masalah psikis atau mental. Jenis obatnya antara lain antidepresan, anticemas, dan stimulan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
9 Feb 2022
Psikofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan untuk masalah mental
Table of Content
Psikofarmakologi adalah bagian penting di bidang kesehatan mental. Ini karena jenis obat-obatan yang dipelajari dalam psikofarmakologi adalah obat yang digunakan dalam menangani gangguan mental.
Advertisement
Secara umum setiap dokter yang merawat pasien dengan pengobatan psikotropika adalah seorang psikofarmakologis. Seorang psikiater dapat memiliki tingkat pemahaman dan keahlian yang lebih tinggi dalam psikofarmakologi.
Psikofarmakologi adalah bidang studi yang menganalisis tentang penggunaan zat yang dapat memengaruhi keadaan mental serta dampaknya bagi kesehatan mental pasien. Studi ini meneliti bagaimana senyawa yang berbeda mengubah perilaku orang dengan memengaruhi cara seseorang berpikir dan merasa.
Zat pada obat psikofarmakologi dapat memicu perubahan suasana hati, sensasi, berpikir, atau perilaku seseorang.
Obat-obatan ini mungkin berasal dari tanaman atau sumber alami lainnya maupun disintesis secara kimia di laboratorium.
Beberapa kondisi yang dapat diberikan obat-obatan psikofarmakologi termasuk depresi, psikosis dan gangguan kecemasan.
Selain itu, obat juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri akut dan kronis, serta mengatasi insomnia serta gangguan tidur lainnya.
BACA JUGA: Jenis-jenis Terapi Psikologi Sesuai Kondisi Kejiwaan
Ada lima jenis utama dari obat-obatan psikofarmakologi, yaitu: antidepresan, obat antikecemasan, stimulan, antipsikotik, dan penstabil suasana hati.
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk mengobati depresi. Jenis obat antidepresan yang paling umum adalah:
SSRI merupakan obat yang dapat terus meningkatkan jumlah serotonin di otak. Serotonin adalah neurotransmitter kuat yang mengatur suasana hati. Selain itu, serotonin juga mempengaruhi fungsi buang air besar, tidur, pembekuan darah, dan masih banyak lagi.
Ini adalah obat yang secara bertahap akan meningkatkan jumlah norepinefrin di otak Anda. Norepinefrin adalah hormon yang membuat otak terus terjaga dan waspada.
Obat jenis ini akan meningkatkan aktivitas otak yang penting dan dapat digunakan untuk mengobati gangguan afektif musiman (SAD) atau membantu seseorang untuk berhenti merokok.
Ada beberapa efek samping dari obat psikofarmakologi jenis antidepresan, termasuk kantuk, mulut kering, insomnia, sembelit, penambahan berat badan, tremor dan gangguan seksual.
Ini adalah obat psikofarmakologi yang diberikan untuk mengobati berbagai gangguan kecemasan. Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengobati serangan panik, fobia, gangguan kecemasan umum, serta berbagai gejala lainnya terkait kecemasan.
Obat antikecemasan termasuk beta-blocker yang dapat membantu mengobati gejala fisik pada gangguan kecemasan, seperti:
Beberapa potensi efek samping yang dimiliki obat ini termasuk:
Beberapa jenis obat penenang dan obat tidur juga digunakan untuk mengobati kecemasan dan insomnia. Hal ini dikarenakan obat antikecemasan biasanya menyebabkan kantuk. Jenis obat ini cenderung diresepkan untuk jangka waktu singkat untuk mencegah ketergantungan.
Stimulan adalah obat psikofarmakologi yang digunakan untuk membantu mengelola perilaku yang tidak terorganisir. Stimulan dapat membantu meningkatkan konsentrasi disamping memiliki efek menenangkan.
Beberapa efek samping stimulan antara lain adalah sulit tidur, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan. Seringkali obat stimulan diresepkan untuk orang dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Obat antipsikotik adalah jenis obat psikofarmakologi yang dapat membantu mengelola psikosis, yaitu beberapa kondisi medis yang dapat memengaruhi pikiran. Orang dengan psikosis dapat terlihat seperti pikirannya terpisah dari kenyataan serta mengalami delusi atau halusinasi.
Pemberian obat antipsikotik dapat membantu penderita psikosis untuk:
Selain untuk psikosis, antipsikotik juga dapat digunakan untuk mengobati ADHD, depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan makan. Beberapa efek samping yang mungkin dirasakan antara lain adalah rasa kantuk, nafsu makan meningkat, sakit perut dan penambahan berat badan.
Penstabil suasana hati atau mood stabilizers adalah obat psikofarmakologi yang membantu mengatur emosi yang ekstrem. Dengan mengonsumsi obat ini, Anda dapat mengelola rentang emosi agar tetap stabil. Biasanya, obat ini digunakan terutama pada kasus gangguan bipolar dan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Beberapa efek samping yang mungkin dirasakan saat mengonsumsi obat penstabil suasana hati adalah kantuk, sakit perut, pusing, tremor, pandangan kabur, kebingungan dan penambahan berat badan.
Baca Juga
Itulah pengertian psikofarmakologi dan jenis obat-obatannya. Jenis obat-obatan ini harus didapatkan dengan resep dokter dan dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan. Obat harus dikonsumsi dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya komplikasi.
Apabila Anda masih punya pertanyaan seputar psikofarmakologi maupun keluhan lain yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan, konsultasikan langsung dengan psikiater ataupun psikolog lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Kalap belanja saat Ramadan sering dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental. Faktor yang paling memengaruhi adalah peningkatan daya beli yang drastis dalam waktu singkat.
27 Apr 2022
Toxic positivity adalah keyakinan bahwa tidak peduli seberapa buruk dan sulitnya situasi yang dihadapi, Anda harus tetap mempertahankan pola pikir yang positif.
14 Apr 2023
Saat berada di keramaian, orang dengan social intelligence tinggi akan tampak menonjol. Mereka peka terhadap situasi, percaya diri, serta tahu betul bagaimana menempatkan diri. Sekilas, orang dengan kemampuan ini terlihat mirip dengan social butterfly.
21 Mei 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved