logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Memahami Proses Pembekuan Darah saat Luka

open-summary

Proses pembekuan darah (koagulasi) berfungsi agar luka cepat mengering. Ada berbagai faktor yang memengaruhi agar prosesnya berhasil. Ini dimulai dari proses penyempitan pembuluh darah, lalu berakhir pada terbentuknya helai fibrin.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

10 Jan 2023

proses pemberkuan darah

Saat tubuh terluka, ada proses pembekuan darah dalam tubuh

Table of Content

  • Komponen dalam proses pembekuan darah
  • Proses terjadinya pembekuan darah
  • Gangguan pembekuan darah
  • Catatan dari SehatQ

Saat terluka, darah akan mengalir keluar untuk beberapa waktu sebelum akhirnya berhenti dan mengering. Proses pembekuan darah ini termasuk mekanisme yang sangat penting pada sistem peredaran darah.

Advertisement

Ini bermanfaat untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah. Apalagi, ada pula orang yang mengalami kondisi gangguan pembekuan darah sehingga rentan mengalami perdarahan. Bagaimana urutan proses pembekuan darah? Simak lengkapnya dalam artikel ini.

Komponen dalam proses pembekuan darah

Ada berbagai komponen darah yang berbeda, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Di dalamnya, terdapat juga komponen yang disebut dengan faktor pembekuan darah, alias faktor koagulasi.

Pembekuan darah (koagulasi) mempunyai peran penting dalam perbaikan pembuluh darah yang terluka, sehingga tak terjadi perdarahan.

Berikut adalah komponen atau jenis sel darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah, yaitu:

1. Trombosit

Trombosit, alias platelet (keping darah) adalah komponen kecil darah yang berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah.

Saat mengalami cedera, trombosit akan bekerja dengan cara menyumbat serta menyegel pembuluh darah sehingga mencegah darah berlebih keluar dari tubuh.

2. Faktor pembekuan darah

Mengutip MedlinePlus, faktor pembekuan (koagulasi) darah berada di dalam komponen plasma darah. Ada beberapa faktor koagulasi yang ada dalam tubuh, yakni:

  • Faktor I, fibrinogen
  • Faktor II, prothrombin
  • Faktor III, thromboplastin
  • Faktor IV, ion kalsium
  • Faktor V, proaccelerin
  • Faktor VI, accelerin
  • Faktor VII, serum prothrombin
  • Faktor VIII, antihemophilic
  • Faktor IX, plasma thromboplastin
  • Faktor X, stuart prower
  • Faktor XI, antihemophilic
  • Faktor XII, faktor Hageman
  • Faktor XIII, stabilisasi fibrin

Baca Juga

  • Badan Memar karena Kecapean Cuma Mitos, Ini Penyebab Memar yang Sebenarnya
  • Fakta Tentang Golongan Darah AB yang Jarang Diketahui
  • Bahaya Penyakit Hemofilia dan Cara Mengatasi Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Proses terjadinya pembekuan darah

Proses pembekuan atau penggumpalan darah
Proses pembekuan atau penggumpalan darah

Proses pembekuan darah dimulai dari saat tubuh mengalami luka. Saat tubuh mengalami luka, trombosit akan mulai bekerja untuk memulai menghenatikan perdarahan.

Proses koagulasi merupakan kerja sama antara trombosit dan faktor koagulasi. Faktor koagulasi diproduksi hati dengan menggunakan vitamin yang diperoleh dari makanan, melalui bakteri baik di usus. Vitamin yang berperan dalam proses pembekuan darah adalah vitamin K.

Berikut adalah proses pembekuan darah dalam tubuh manusia:

1. Diameter pembuluh darah mengecil

Saat terjadi luka dan perdarahan mulai terjadi, pembuluh darah akan mengkerut dan mengecil keluarnya jumlah darah. Dengan demikian, aliran darah pada area tubuh yang terluka akan berkurang.

2. Sumbatan trombosit

Begitu luka terjadi dan pembuluh darah menyempit, trombosit kemudian akan menuju titik luka.

Trombosit kemudian akan berubah bentuk menjadi seperti duri-duri, untuk dapat menempel di pembuluh darah dan membentuk sumbatan pada luka.

Untuk membentuk sumbatan atau gumpalan darah ini, trombosit akan bekerja sama dengan faktor von Willebrand sehingga platelet dapat saling menempel.

3. Terbentuk helai fibrin

Trombosit yang berkumpul tadi kemudian juga bekerja sama dengan protein lain dalam plasma darah untuk membentuk benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin ini akan membentuk fibrinogen, yang menyerupai jaring sehingga akan mengumpulkan trombosit untuk menutup celah dari luka terbuka penyebab perdarahan.

Dalam proses pembekuan darah, helaian fibrin akan diproduksi selama berhari-hari hingga berminggu-minggu sampai luka di pembuluh darah tertutup serta sembuh sepenuhnya. Setelah ini, barulah proses penyembuhan luka dimulai.

Gangguan pembekuan darah

Normalnya, saat mengalami luka terbuka yang menyebabkan perdarahan, tubuh akan secara otomatis memulai proses pembekuan darah. Namun, proses ini terkadang terganggu sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Gangguan pembekuan darah dapat terjadi saat seseorang mengalami kelainan darah yang melibatkan trombosit ataupun faktor pembekuan darah. Kekurangan keduanya dapat menyebabkan perdarahan susah berhenti, seperti pada hemofilia. Namun, trombosit yang terlalu tinggi juga menyebabkan tubuh mudah mengalami darah menggumpal.

Berikut adalah beberapa jenis kelainan atau gangguan pembekuan darah yang paling banyak terjadi:

1. Penyakit von Willebrand

Kelainan pembekuan darah ini merupakan kondisi yang paling banyak terjadi. Penderita mengalami kondisi keturunan yang kekurangan faktor von Willebrand.

Faktor dari penyakit von Willebrand ini berperan penting dalam membentuk sumbatan keping darah.

2. Hemofilia

Penyebab gangguan pembekuan darah pada penderita hemofilia adalah karena rendahnya jumlah faktor koagulasi dalam darah. Umumnya, orang yang mengalami hemofilia tidak memiliki faktor pembekuan VIII di dalam tubuhnya. 

Namun, tergantung jenis hemofilia yang dialami, seseorang juga mungkin saja tidak memiliki faktor koagulasi yang lain dalam tubuhnya.

Akibatnya, proses pembekuan darah tidak berjalan normal. Bahkan, sedikit benturan saja bisa menyebabkan perdarahan yang banyak, misalnya pada sendi-sendi tubuh.

3. Defisiensi faktor koagulasi

Kekurangan faktor koagulasi dalam darah juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan pembekuan darah. Ada berbagai jenis defisiensi faktor koagulasi, tergantung dari faktor mana yang terdampak.

Kekurangan faktor pembekuan II, V, VII, X, atau XII dapat menyebabkan masalah dalam proses pembekuan darah.

4. Trombofilia

Trombofilia adalah kondisi saat kadar trombosit tinggi sehingga menyebabkan pembekuan darah terjadi secara berlebihan. Kondisi ini disebut juga hiperkoagulasi atau darah kental. 

Kondisi ini menyebabkan bekuan atau gumpalan darah terbentuk dan menyumbat aliran darah ke jaringan sekitarnya.

Catatan dari SehatQ

Proses pembekuan darah sangat penting bagi tubuh untuk mencegah perdarahan yang berlebihan.

Ini memerlukan faktor koagulasi, trombosit (platelet), dan fibrin untuk membentuk pembekuan darah.

Apabila salah satu dari faktor bekuan darah tersebut mengalami gangguan, prosesnya otomatis akan terganggu. Kondisi ini bisa menjadi gejala kelainan perdarahan.

Gejala umumnya berupa sering memar tanpa penyebab yang jelas, sering mimisan, perdarahan yang terlalu banyak pada luka kecil, serta volume darah haid berlebih. Namun, Anda tetap memerlukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa Anda memang mengalami masalah dalam proses pembekuan darah.

Salah satu tes yang mungkin dilakukan adalah tes koagulasi. Tes darah lengkap juga dapat membantu dokter memberikan gambaran sepintas dengan melihat jumlah trombosit.

Anda bisa berdiskusi dengan dokter seputar tes apa yang kira-kira Anda perlukan. Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

pembekuan darahsel darahtrombositdarahperdarahan

Ditulis oleh Armita Rahardini

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved