Baca buku online memiliki sisi negatif dan positif. Pada akhirnya, keputusan untuk mengizinkan anak melakukan ini ada di tangan orangtua.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
15 Mei 2023
Seorang anak sedang membaca ebook
Table of Content
Penggunaan gawai oleh anak dianggap sebagai hal negatif, sedangkan anak yang gemar membaca buku disanjung sebagai sikap yang positif. Lalu, bagaimana jika anak menggunakan gadget tersebut untuk baca buku online?
Advertisement
Di era serba online sekarang ini, buku pun banyak yang bertransformasi ke format digital atau dikenal dengan buku elektronik alias e-book. Bahkan di playstore telepon pintar, ada banyak buku digital yang bisa diundur secara legal dan gratis, termasuk buku untuk anak-anak.
Hingga saat ini, kegiatan baca buku online yang dilakukan oleh anak-anak sendiri masih menuai pro dan kontra. Ada yang bilang e-book memberi banyak manfaat bagi anak, ada juga yang lebih suka mengenalkan anak pada buku fisik yang dapat dipegang, dirawat, atau disimpan dalam rak buku.
Baca buku online kini bisa dibilang sebagai bagian dari gaya hidup anak-anak. Bahkan, pernah ada penelitian yang menyatakan anak-anak zaman sekarang lebih nyaman belajar dari buku digital dibanding menggunakan buku fisik.
Para pendukung kegiatan ini beranggapan anak akan mendapat banyak keuntungan dari kegiatan baca buku online, misalnya:
Anak tidak harus membawa banyak buku sehingga membebani pundak dan fisiknya secara keseluruhan. Anak cukup membawa satu tablet gawai berisi banyak e-book yang bisa dibaca kapan saja dan di mana saja.
Tidak seperti buku fisik, e-book bisa disesuaikan dengan kondisi anak itu sendiri. Misalnya, anak bisa memperbesar layar agar huruf pada buku tersebut lebih terlihat, atau anak dapat menggunakan berbagai fitur bantuan yang menyertai buku digital tersebut untuk membuat kegiatannya lebih menarik.
Buku digital tidak harus dicetak di atas kertas sehingga tidak ada pohon yang harus ditebang untuk menghasilkan berlembar-lembar halaman seperti buku fisik.
Penelitian menyatakan baca buku online merupakan kegiatan yang lebih disukai oleh para pengidap disleksia. Pasalnya, besar-kecilnya tampilan huruf pada buku digital dapat diatur sesuai kondisi individu sehingga lebih memudahkan para penderita kelainan ini untuk fokus pada kalimat yang lebih pendek dibanding pada buku fisik.
Selalu ada sisi negatif dari kegiatan yang berhubungan dengan gawai, apalagi bila dilakukan oleh anak-anak. Dalam kasus baca buku online, terdapat hal-hal negatif yang mungkin dialami anak, seperti:
Peneltian yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa orang yang lebih suka membaca e-book memiliki waktu tidur yang terganggu. Akibatnya, anak akan lebih sulit untuk tertidur, mengalami tidur yang kurang berkualitas, serta bangun dalam perasaan lebih lelah dari biasanya.
Efek ini berkebalikan saat anak diminta membaca buku fisik. Pasalnya, buku fisik tidak memancarkan sinar yang terang benderang seperti halnya saat anak membaca buku digital dari gawai.
Penelitian lain mengungkapkan bahwa terlalu banyak menatap layar gawai akan membuat seseorang lebih rentan terkena stres. Efek ini berbeda 180 derajat dengan membaca buku fisik yang justru memiliki efek menenangkan.
Lagi-lagi, sinar terang yang dikeluarkan oleh gawai menjadi penyebabnya. Terlalu lama menatap layar terang tersebut juga disebut-sebut menaikkan risiko anak mengalami depresi dan kelelahan.
Baca Juga
Jawaban atas pertanyaan ini pun tak bisa digeneralisasi. Berdasarkan hasil observasi yang dipublikasikan di Journal of American Medical Association, buku fisik dinilai lebih memberi efek positif bagi tumbuh kembang anak dibanding e-book.
Alasannya, buku fisik membuat anak merasa lebih terlibat dalam alur cerita yang terdapat pada buku tersebut. Dengan munculnya perasaan ini, maka kemampuan komunikasi serta skill sosial anak akan lebih terasah dibanding jika ia baca buku online.
Kesimpulan ini bisa berbeda ketika ada keterlibatan orangtua di dalamnya. Pasalnya, penelitian lain menyebut bahwa anak yang suka baca buku online sambil ditemani oleh orangtua berpotensi mendapatkan manfaat yang lebih besar dibanding anak yang suka membaca buku fisik, sekalipun sambil ditemani oleh orangtua.
Jadi, mana pilihan Anda?
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Anak psikopat dapat ditandai dengan tidak menunjukkan penyesalan setelah berbuat salah, sering berbohong, dan manipulatif. Kelainan ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari lingkungan hingga kekerasan.
16 Jan 2021
Ada banyak peran orangtua dalam pendidikan anak yang berdampak pada nilai akademis si kecil di sekolah, seperti menjadi panutan yang baik, membaca buku bersama, hingga membantu anak mengerjakan pekerjaan rumahnya.
23 Apr 2021
Bayi sering kaget tentu saja bukan tanpa alasan. Refleks ini disebut juga sebagai reflek moro, yang merupakan respons alami ketika bayi terkejut. Cari tahu apa yang bisa orangtua lakukan.
28 Feb 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved