Vaksin DBD adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah demam berdarah. Dengvaxia adalah nama vaksin yang beredar di Indonesia.
30 Jun 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Indonesia menjadi salah satu negara endemik yang sempat merekomendasikan pemberian vaksin DBD.
Table of Content
Anda tentu tak lagi asing dengan slogan 3M dalam mencegah demam berdarah. Malah, ada lebih dari tiga hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah demam berdarah. Vaksin DBD disebut sebagai salah cara untuk mencegahnya.
Advertisement
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia, dengan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia.
Sejumlah langkah antisipasi seperti menutup tempat penampungan air hingga memanfaatkan kembali barang-barang bekas pun dilakukan. Tak terkecuali pemberian vaksin.
Akan tetapi apakah vaksin DBD memang benar ampuh? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Vaksin DBD adalah vaksin untuk mencegah demam berdarah serta mengurangi risiko seseorang terkena infeksi yang berat. Gejala DBD yang cukup bervariasi, mulai dari demam, kebocoran plasma, hingga syok sindrom membuat vaksin jadi salah satu langkah pencegahan.
Saat ini, salah satu merek vaksin DBD yang sudah dipatenkan adalah vaksin CYD-TDV atau vaksin Dengvaxia. Vaksin buatan Sanofi Pasteur ini telah menyelesaikan penelitian uji klinis fase 3.
Pemberiannya pun dibutuhkan tiga dosis vaksin yang bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Uji coba vaksin Dengvaxia melibatkan lebih dari 35.000 peserta berusia 2-16 tahun. Seperti vaksin lainnya, vaksin DBD bekerja dengan cara mengenalkan tubuh pada virus sehingga mampu membentuk antibodi.
Dengvaxia berisi virus yang sudah dilemahkan sebelumnya dan tidak dapatmemicu penyakit.
Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan mengenali protein dengue dalam virus yang sudah dilemahkan sebagai mikroorganisme asing. Maka dari itu, tubuh pun membuat antibodi untuk melawannya.
Nantinya, ketika seseorang terkena virus dengue, antibodi ini bersama komponen lain dari sistem kekebalan tubuh sudah siap untuk melawan virus yang masuk, sehingga dapat terhindar dari penyakit DBD atau minimal tidak mengalami gejala yang berat saat terinfeksi.
Baca Juga
Hingga kini, IDAI dan CDC merekomendasikan untuk memberikan vaksin DBD pada anak usia 9-16 tahun. Dengan catatan, sebelumnya harus sudah pernah terinfeksi virus dengue.
Artinya, sebelum mendapatkan vaksin Dengvaxia, anak perlu melakukan tes laboratorium terlebih dahulu.
Ini memang sedikit berbeda dari kebanyakan vaksin pada umumnya yang bisa diberikan bahkan sebelum terinfeksi.
Pasalnya, beberapa penelitian terakhir menyebutkan, seseorang yang mendapatkan vaksin Dengvaxia tapi belum pernah terinfeksi DBD berisiko mengalami infeksi yang lebih berat. Bahkan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Secara keseluruhan, vaksin Dengvaxia dapat melindungi anak-anak dari penyakit demam berdarah, 80% mengurangi risiko rawat inap, serta mengurangi sekitar 93% risiko keparahan penyakit.
Selain itu, vaksin ini pun melindungi keempat jenis virus dengue, yaitu dengue 1,2,3, dan 4.
Pemberian vaksin yang mengandung 4 jenis virus (serotipe) pada anak yang sudah terinfeksi sebelumnya, akan tetap membentuk kekebalan terhadap jenis virus lainnya.
Sementara itu, pasien yang sudah telanjur mendapatkan vaksin DBD dan belum pernah terinfeksi sebelumnya, akan dipantau secara ketat untuk melihat efek samping yang mungkin timbul.
Baca Juga
Berikut adalah beberapa kemungkinan efek samping vaksin DBDyang sebelumnya pernah mengalami penyakit demam berdarah, seperti:
Ini adalah efek samping yang umum terjadi dan menjadi tanda bahwa tubuh sedang membangun perlindungan. Tak perlu khawatir, karena efek sampingnya akan hilang dalam beberapa hari.
Segera beritahu dokter apabila si kecil mengalami perubahan penglihatan atau telinga berdenging.
Baca Juga
Sejak bulan September 2016, BPOM telah menyetujui vaksin Dengvaxia, sehingga sejak saat itu pun sudah beredar di Indonesia. Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang telah memberikan izin.
Jadi, apakah anak perlu mendapatkan vaksin DBD? Jawabannya perlu, karena infeksi virus demam berdarah bisa terjadi kapan saja. Apalagi, Indonesia juga merupakan salah satu negara endemi untuk demam berdarah.
Tujuan utama vaksin ini adalah untuk mengurangi keparahan penyakit. Selain vaksin, Anda tetap perlu melakukan tindakan pencegahan lainnya sebagai cara pengendalian penyebab demam berdarah.
Namun, perlu pula diingat bahwa pemberian vaksin belum masuk ke dalam program imunisasi nasional. Maka dari itu, belum ada ketersediaan vaksin Dengvaxia di puskesmas.
Apabila Anda masih ragu perlu tidaknya anak Anda atau bahkan Anda sendiri mendapatkan vaksin DBD, cobalah berkonsultasi dengan dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cadel adalah sebuah kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mengucapkan huruf tertentu, misalnya huruf ‘r’ dan ‘s’. Kondisi ini masuk ke dalam kategori gangguan berbicara.
Terganggu akibat hidung tersumbat? Jangan khawatir, terdapat berbagai cara mengatasi hidung tersumbat yang ampuh dan praktis, seperti menggunakan pelembap udara, mandi air hangat, menghirup uap hangat dari bawang putih, hingga menggunakan kompres hangat.
Ada banyak komplikasi gastritis yang bisa membahayakan kesehatan jika tidak segera ditangani, mulai dari anemia, tukak lambung (peptic ulcer), hingga kanker.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved