Pria perkasa umumnya identik dengan kekuatan dan ketahanan pria saat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Namun, pria perkasa pun masih berisiko terkena disfungsi seksual, seperti ejakulasi dini dan impotensi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
2 Mei 2019
Pria perkasa belum tentu tidak mengalami impotensi.
Table of Content
Keharmonisan rumah tangga identik dengan kepuasan seksual yang dirasakan terhadap pasangan. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 menemukan bahwa kepuasaan seksual memiliki kaitan yang erat dengan kualitas hubungan dengan pasangan.
Advertisement
Pentingnya kepuasaan seksual dalam kehidupan berpasangan membuat kriteria “pria perkasa” menjadi salah satu persyaratan yang diperlukan untuk meningkatkan kepuasaan seksual.
“Pria perkasa” umumnya identik dengan kekuatan dan ketahanan pria saat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Namun, terdapat beberapa disfungsi seksual yang dapat membuat pria tidak mendapatkan gelar “pria perkasa”.
Baca Juga
Disfungsi seksual merupakan gangguan-gangguan yang dialami saat sedang melakukan hubungan seksual.
Disfungsi seksual dapat dialami oleh segala usia dan jenis kelamin. Disfungsi seksual pada pria merupakan suatu gangguan yang cukup umum dan membuat pria berusaha untuk mencari resep untuk menjadi “pria perkasa”.
Secara garis besar, disfungsi seksual terbagi menjadi empat kategori, yaitu:
Disfungsi seksual pada pria yang sering terjadi dan membuat pria menjadi frustrasi untuk mencapai gelar “pria perkasa” adalah:
Kondisi saat pria mengalami ejakulasi yang terlalu cepat dari yang diinginkan oleh pria tersebut dan pasangannya. Biasanya pria akan dianggap mengalami ejakulasi dini jika ejakulasi terjadi kurang dari satu menit setelah penetrasi. Ejakulasi dini membuat seakan-akan waktu untuk menikmati aktivitas seksual kurang.
Penyebab ejakulasi dini tidak hanya masalah psikologis, tetapi kondisi ini terjadi karena interksi kompleks antara faktor psikologis dan biologis. Faktor psikologis yang dimaksud contohnya adalah riwayat kekerasan seksual, depresi, atau pandangan yang buruk terhadap tubuh sendiri.
Sedangkan secara biologis, penyebab yang berkontribusi terhadap ejakulasi dini adalah tidak normalnya kadar hormon, terdapat peradangan atau infeksi di prostat atau uretra dan faktor keturunan.
Berbeda dengan ejakulasi dini yang identik dengan ketahanan, disfungsi ereksi atau impotensi identik dengan kekuatan pada “pria perkasa”.
Impotensi merupakan ketidakmampuan pria untuk mengalami ereksi atau membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengalami ereksi. Impotensi dapat menimbulkan rasa malu dan frustrasi pada pria.
Namun, perlu diketahui bahwa disfungsi ereksi bisa jadi pertanda dari suatu kondisi medis lainnya, seperti penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas. Oleh karenanya, konsultasikanlah ke dokter jika Anda merasa sangat terganggu dengan masalah ini.
Waktu yang tepat adalah hal yang krusial dalam kepuasaan seksual terhadap pasangan. Ejakulasi yang terlalu lama atau bahkan ketidakmampuan untuk mengalami ejakulasi sama sekali dapat menimbulkan stres dalam kehidupan berpasangan.
Biasanya pria yang mengalami ejakulasi yang tertunda membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk dapat mengalami ejakulasi. Bahkan, beberapa pria sama sekali tidak mengalami ejakulasi.
Seperti halnya penyebab disfungsi seksual yang lain, kondisi ini juga disebabkan faktor psikologis dan biologis. Selain itu, obat-obatan tertentu seperti antidepresan, beberapa obat darah tinggi, diuretik dan obat antipsikotik juga dapat menyebabkan ejakulasi yang tertunda.
Pemeriksaan ke dokter akan membantu untuk pemberian penanganan yang tepat. Anda tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri hanya karena malu dianggap bukan pria perkasa. Penanganan yang sesuai dapat membantu mengatasi masalah disfungsi seksual yang dialami berdasarkan penyebabnya.
Umumnya dokter akan memberikan penanganan berupa obat-obatan untuk melencarkan peredaran darah ke penis ataupun pemasangan alat-alat tertentu yang dapat membantu fungsi organ vital pria.
Selain obat-obatan dan pemasangan alat, penderita juga bisa mengikuti terapi seks ataupun psikoterapi, serta mempelajari teknik-teknik yang dapat membantu saat berhubungan intim dengan pasangan.
Disfungsi seksual tidak hanya mengganggu gelar pria perkasa tetapi juga erat kaitannya dengan hubungan bersama pasangan. Anda tidak perlu malu untuk berdiskusi dengan dokter dan ahli kesehatan mental.
Oleh karenanya, jika Anda mengalami gejala-gejala disfungsi seksual, segera konsultasikan ke dokter dan ahli kesehatan mental untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Stres akibat ejakulasi dini? Selain minum obat medis, ada pula beragam obat kuat alami yang bisa Anda coba, seperti bawang putih, ginseng merah, ginkgo biloba, maca, hingga saffron.
7 Apr 2023
Hubungan seks biasanya memiliki durasi bercinta antara 3 sampai 7 menit untuk 1 ronde. Namun durasi bercinta yang diharapkan berkisar antara 7 hingga 13 menit.
22 Sep 2022
Posisi seks yang nyaman akan membuat durasi tahan lama untuk dapatkan orgasme. Atur tempo saat bercinta dan ganti posisi saat akan mencapai orgasme.
22 Jun 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved