Seorang pria asal Malaysia terpaksa menjalani prosedur amputasi kaki lantaran mengidap diabetes selama lebih dari 30 tahun. Salah satu alasan amputasi diperlukan dalam kasus penyakit gula adalah adanya luka yang tidak kunjung sembuh yang mengalami infeksi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
31 Agt 2023
Ilustrasi kaki pria yang terpaksa diamputasi karena mengidap diabetes.
Table of Content
Dari sekian banyak komplikasi diabetes, salah satu yang paling mengerikan adalah ketika pasien harus diamputasi. Baru-baru ini, seorang pria asal Malaysia bernama Azlan viral lantaran harus menjalani prosedur amputasi kaki setelah berjuang melawan diabetes selama lebih dari 30 tahun.
Advertisement
Dari kasus ini, mungkin banyak orang bertanya-tanya, mengapa diabetes bisa menyebabkan pasiennya harus menjalani amputasi?
Dalam sebuah video TikTok yang diunggah akun @kedidi_kakipalsu, Azlan menceritakan kisahnya yang suka mengonsumsi minuman manis teh tarik semasa muda. Tidak main-main, dirinya mengaku bisa menghabiskan 3 cangkir minuman manis ini setiap hari.
Tidak hanya teh tarik, Azlan menceritakan bahwa ia gemar mengonsumsi minuman berkarbonasi.
Setiap kali beraktivitas atau berkendara, Azlan selalu menyediakan teh tarik di mobilnya. Apabila sudah habis, ia akan membeli minuman manis lain lagi.
Terlebih lagi, pria yang menderita diabetes selama puluhan tahun itu mengaku sering tidak teratur makan.
Suatu saat, Azlan menginjak sebuah paku secara tidak sengaja dan menyebabkan munculnya luka kecil. Akan tetapi, luka tersebut menjadi borok, membusuk, bahkan sampai menimbulkan lubang di kakinya. Alhasil, dokter pun terpaksa mengamputasi kaki kanan Azlan.
Baca Juga: Mengenal Ciri-ciri Luka Diabetes dan Cara Merawatnya
Terdapat beberapa alasan mengapa diabetes bisa menyebabkan pasiennya diamputasi, salah satunya adalah penyakit arteri perifer.
Kondisi ini mempersempit pembuluh darah yang membawa darah ke tungkai, termasuk kaki. Pasokan darah yang buruk menyebabkan luka (sekalipun kecil) sembuh dengan lambat atau tidak sembuh sama sekali.
Penyakit kencing manis juga bisa menyebabkan kerusakan saraf tepi dan membuat pasien tak mampu merasakan sensasi pada saraf-saraf di bagian ujung pada tubuhnya, khususnya kaki. Inilah salah satu alasan orang dengan diabetes (diabetesi) kerap tidak menyadari adanya luka pada kaki mereka.
Berbagai komplikasi diabetes di atas dapat menyebabkan luka kecil berkembang menjadi infeksi serius. Pada akhirnya, bagian tubuh yang terdampak pun terpaksa diamputasi.
Namun, tidak semua orang dengan diabetes pasti menjalani prosedur amputasi pada kakinya. Kabar baiknya, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah amputasi akibat diabetes, yaitu:
Berikut cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah:
Baca Juga: Seputar Kaki Diabetes, dari Jenis hingga Cara Merawatnya
Cara lain mencegah amputasi akibat diabetes juga bisa dengan merawat kaki dengan langkah-langkah berikut:
Berkaca dari kasus Azlan, diabetes termasuk kondisi yang tidak boleh disepelekan. Selain amputasi bagian tubuh, penyakit kronis ini dapat menimbulkan masalah pada saraf, mata, serangan jantung, stroke, hingga gangguan ginjal.
Oleh sebab itu, kamu perlu menjalani hidup sehat untuk mencegah munculnya diabetes, seperti rutin berolahraga, hingga mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Saat berpuasa, kadar gula darah bisa naik atau turun. Hal ini berbahaya bagi penderita diabetes. Bagaimana cara menjaga gula darah saat puasa yang efektif?
24 Mar 2023
Seorang pria diduga memiliki fetish ASI lantaran menipu beberapa ibu untuk mendapatkan ASI. Ia berbohong kepada beberapa orang, berusaha mendapatkan ASI dengan mengaku memiliki bayi yang tidak mendapatkan air susu dari ibunya. Padahal, ASI tersebut untuk diminum sendiri.
11 Agt 2023
Hormon-hormon pada masa kehamilan memicu terjadinya diabetes gestasional, yang dapat membahayakan ibu dan hamil. Salah satunya adalah estrogen.
8 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved