Peb adalah gangguan kehamilan yang sangat serius karena bisa membahayakan ibu maupun janin. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan adanya protein dalam urine.
10 Jun 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Peb atau preeklampsia berat bisa membahayakan ibu maupun janin
Table of Content
Preeklampsia adalah gangguan kehamilan berupa tekanan darah tinggi yang disertai dengan meningkatnya kadar protein dalam urine (proteinuria) atau gangguan fungsi hati. Kondisi ini jarang terjadi, namun dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius pada ibu maupun janin. Sementara Peb atau preeklampsia berat adalah masalah kehamilan yang lebih parah.
Advertisement
Preeklamsia umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Jika tidak terdeteksi sejak dini, maka membuatnya semakin sulit untuk dikendalikan. Terdapat dua jenis preeklamsia yaitu, preeklamsia berat dan ringan yang harus ibu hamil ketahui.
Preeklampsia ringan umumnya ditandai dengan kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg setelah diperiksa 2 kali dalam jeda 4 jam, terdapat 0,3 gram protein dalam sampel urine 24 jam, dan tak ada masalah lain pada ibu maupun janin.
Jika Anda didiagnosis menderita preeklampsia ringan dan tingkat keparahannya tidak bertambah, maka kondisi Anda dan janin akan dipantau hingga terjadi penurunan tekanan darah.
Jika kehamilan sudah di usia 37-40 minggu, maka dokter pun akan menginduksi persalinan. Pemberian obat juga mungkin dilakukan untuk mempersiapkan serviks dalam menghadapi persalinan.
Sementara, Peb adalah masalah preeklampsia yang lebih serius. Pada preeklampsia berat terdapat tanda-tanda preeklampsia ringan serta beberapa indikasi masalah tambahan baik pada ibu maupun janin.
Jika salah satu gejala berikut menyertai, maka bisa disebut preeklampsia berat:
Dalam kasus yang jarang terjadi, preeklampsia dapat muncul setelah melahirkan. Adapun tanda dari preeklampsia postpartum, yaitu nyeri perut, sakit kepala atau pembengkakan di wajah dan tangan.
Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur agar masalah yang ada dapat dideteksi sedini mungkin. Jangan sampai abai karena bisa membahayakan diri Anda sendiri maupun janin yang tengah dikandung.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal Ibu Hamil? Ketahui Rentangnya Berikut Ini
Penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi seperti masalah pada pembuluh darah hingga masalah pada plasenta bisa menjadi penyebab utamanya. Faktor genetik, diet berat badan, hingga gangguan autoimun juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Jika tak mendapat penanganan dengan segera, maka ibu dan janin bisa mengalami masalah yang serius sebagai berikut:
Ketika preeklampsia berat terjadi sebelum 28 minggu kehamilan, ibu berisiko mengalami komplikasi berupa kejang, edema paru, gagal ginjal, dan stroke. Sementara, janin bisa mengalami kematian, persalinan sebelum waktunya, dan keterbelakangan pertumbuhan.
Ketika preeklampsia berat terjadi pada kehamilan 28-36 minggu, risikonya serupa dengan yang dapat terjadi pada Peb sebelum kehamilan 28 minggu. Sementara, jika Anda sedang hamil 28-32 minggu dan harus segera melahirkan, maka bayi Anda berisiko tinggi mengalami komplikasi bahkan kematian.
Beberapa bayi yang selamat juga umumnya mengalami cacat jangka panjang. Oleh sebab itu, dokter akan menunggu selama beberapa waktu sebelum melakukan persalinan.
Selama menunggu, dokter akan memberi magnesium sulfate untuk mencegah kejang-kejang (eklampsia). Selain itu, obat lain juga diberikan untuk menurunkan tekanan darah dan untuk membantu paru-paru bayi berkembang. Anda juga diharuskan rawat inap sampai melahirkan.
Sedangkan, jika preeklampsia berat pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih maka dokter akan segera merekomendasikan persalinan. Sebelum menginjak usia 34 minggu, dokter pun akan meresepkan steroid sebelum menginduksi persalinan guna menguatkan paru-paru bayi. Waktu persalinan dapat ditentukan oleh seberapa parah kondisi yang terjadi.
Masih terdapat risiko komplikasi bagi ibu jika Peb berkembang pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih, namun risiko terhadap janin berkurang. Sebab janin telah dianggap cukup bulan untuk persalinan.
Baca juga: 10 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Salah Satunya Anemia
Penanganan Peb pada kehamilan membutuhkan rawat inap dan pemantauan yang ketat. Dokter kemungkinan akan menginduksi persalinan jika kehamilan Anda berusia 34 minggu atau lebih, bergantung pada perkembangan tingkat keparahan kondisi, dan apabila kesehatan janin menurun.
Jika bayi tidak cukup usianya untuk lahir, dokter mungkin akan mengobati preeklampsia, sampai bayi cukup berkembang untuk dapat dilahirkan dengan aman. Dokter juga akan membantu mengendalikan tekanan darah dengan obat-obatan, seperti hydralazine, labetalol, dan nifedipine.
Sejumlah perawatan lain yang mungkin dilakukan adalah menyuntikkan magnesium ke dalam vena untuk mencegah kejang hingga disarankan untuk minum banyak cairan.
Preeklampsia atau Peb adalah penyakit yang bisa dipengaruhi oleh beragam kondisi tertentu. Kondisi ibu hamil yang meningkatkan risiko dirinya mengalami preeklamsia termasuk ibu hamil yang pernah memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya, obesitas, wanita hamil di atas usia 35 tahun, hamil anak kembar hingga ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, diabetes hingga lupus.
Jika Anda ingin berkonsultasi pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Obat flu untuk ibu hamil yang aman salah satunya adalah paracetamol. Sedangkan daftar obat flu yang tidak aman untuk kehamilan adalah salah satunya aspirin. Ini cara mengatasi flu secara alami.
Hamil di usia 40 tahun bukan hal mustahil, meski cukup berisiko. Celine Dion merupakan salah satu artis yang hamil di usia 40 tahun melalui metode IVF atau bayi tabung.
Prolanis adalah program pengelolaan penyakit kronis yang dapat memfasilitasi pemeriksaan kesehatan rutin bagi para pengidap penyakit kronis, hingga memberikan home visit ke rumah oleh petugas kesehatan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved