logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kehamilan

Peb atau Preeklampsia Berat Adalah Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

open-summary

Peb adalah gangguan kehamilan yang sangat serius karena bisa membahayakan ibu maupun janin. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan adanya protein dalam urine.


close-summary

10 Jun 2020

| Dina Rahmawati

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

preeklampsia berat atau Peb harus segera mendapat penanganan medis guna menghindari komplikasi

Peb atau preeklampsia berat bisa membahayakan ibu maupun janin

Table of Content

  • Gejala preeklamsia berat (Peb) dan Perbedaannya dengan preeklampsia ringan 
  • Bahaya preeklampsia berat bagi ibu maupun janin
  • Cara penanganan preeklampsia berat
  • Pesan dari SehatQ

Preeklampsia adalah gangguan kehamilan berupa tekanan darah tinggi yang disertai dengan meningkatnya kadar protein dalam urine (proteinuria) atau gangguan fungsi hati. Kondisi ini jarang terjadi, namun dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius pada ibu maupun janin. Sementara Peb atau  preeklampsia berat adalah masalah kehamilan yang lebih parah.

Advertisement

Preeklamsia umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Jika tidak terdeteksi sejak dini, maka membuatnya semakin sulit untuk dikendalikan. Terdapat dua jenis preeklamsia yaitu, preeklamsia berat dan ringan yang harus ibu hamil ketahui.

Gejala preeklamsia berat (Peb) dan Perbedaannya dengan preeklampsia ringan 

Preeklampsia ringan umumnya ditandai dengan kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg setelah diperiksa 2 kali dalam jeda 4 jam, terdapat 0,3 gram protein dalam sampel urine 24 jam, dan tak ada masalah lain pada ibu maupun janin.

Jika Anda didiagnosis menderita preeklampsia ringan dan tingkat keparahannya tidak bertambah, maka kondisi Anda dan janin akan dipantau hingga terjadi penurunan tekanan darah.

Jika kehamilan sudah di usia 37-40 minggu, maka dokter pun akan menginduksi persalinan. Pemberian obat juga mungkin dilakukan untuk mempersiapkan serviks dalam menghadapi persalinan.

Sementara, Peb adalah masalah preeklampsia yang lebih serius. Pada preeklampsia berat terdapat tanda-tanda preeklampsia ringan serta beberapa indikasi masalah tambahan baik pada ibu maupun janin.

Jika salah satu gejala berikut menyertai, maka bisa disebut preeklampsia berat:

  • Munculnya tanda-tanda masalah sistem saraf pusat, seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, dan perubahan status mental
  • Munculnya tanda-tanda masalah hati, seperti sakit perut, mual, dan muntah
  • Munculnya tanda-tanda masalah pernapasan, seperti edema paru dan warna kebiruan pada kulit
  • Setidaknya dalam dua kali tes fungsi hati didapat peningkatan kadar enzim
  • Tekanan darah sangat tinggi, yaitu lebih dari 160/110 mmHg
  • Jumlah trombosit rendah (trombositopenia)
  • Terdapat lebih dari 5 gram protein dalam sampel urine 24 jam
  • Urine yang keluar sangatlah rendah kira-kira kurang dari 500 ml dalam 24 jam
  • Pembatasan pertumbuhan janin
  • Stroke (jarang terjadi)

Dalam kasus yang jarang terjadi, preeklampsia dapat muncul setelah melahirkan. Adapun tanda dari preeklampsia postpartum, yaitu nyeri perut, sakit kepala atau pembengkakan di wajah dan tangan. 

Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur agar masalah yang ada dapat dideteksi sedini mungkin. Jangan sampai abai karena bisa membahayakan diri Anda sendiri maupun janin yang tengah dikandung.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal Ibu Hamil? Ketahui Rentangnya Berikut Ini

Bahaya preeklampsia berat bagi ibu maupun janin

Penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi seperti masalah pada pembuluh darah hingga masalah pada plasenta bisa menjadi penyebab utamanya. Faktor genetik, diet berat badan, hingga gangguan autoimun juga bisa menyebabkan kondisi ini.

Jika tak mendapat penanganan dengan segera, maka ibu dan janin bisa mengalami masalah yang serius sebagai berikut:

1. Komplikasi preeklamsia berat pada usia kehamilan sebelum 28 minggu

Ketika preeklampsia berat terjadi sebelum 28 minggu kehamilan, ibu berisiko mengalami komplikasi berupa kejang, edema paru, gagal ginjal, dan stroke. Sementara, janin bisa mengalami kematian, persalinan sebelum waktunya, dan keterbelakangan pertumbuhan. 

2. Komplikasi preeklamsia berat pada usia kehamilan 28-36 minggu

Ketika preeklampsia berat terjadi pada kehamilan 28-36 minggu, risikonya serupa dengan yang dapat terjadi pada Peb sebelum kehamilan 28 minggu. Sementara, jika Anda sedang hamil 28-32 minggu dan harus segera melahirkan, maka bayi Anda berisiko tinggi mengalami komplikasi bahkan kematian.

Beberapa bayi yang selamat juga umumnya mengalami cacat jangka panjang. Oleh sebab itu, dokter akan menunggu selama beberapa waktu sebelum melakukan persalinan.

Selama menunggu, dokter akan memberi magnesium sulfate untuk mencegah kejang-kejang (eklampsia). Selain itu, obat lain juga diberikan untuk menurunkan tekanan darah dan untuk membantu paru-paru bayi berkembang. Anda juga diharuskan rawat inap sampai melahirkan.

Sedangkan, jika preeklampsia berat pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih maka dokter akan segera merekomendasikan persalinan. Sebelum menginjak usia 34 minggu, dokter pun akan meresepkan steroid sebelum menginduksi persalinan guna menguatkan paru-paru bayi. Waktu persalinan dapat ditentukan oleh seberapa parah kondisi yang terjadi.

3. Komplikasi preeklampsia berat pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih

Masih terdapat risiko komplikasi bagi ibu jika Peb berkembang pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih, namun risiko terhadap janin berkurang. Sebab janin telah dianggap cukup bulan untuk persalinan.

Baca juga: 10 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Salah Satunya Anemia

Cara penanganan preeklampsia berat

Penanganan Peb pada kehamilan membutuhkan rawat inap dan pemantauan yang ketat. Dokter kemungkinan akan menginduksi persalinan jika kehamilan Anda berusia 34 minggu atau lebih, bergantung pada perkembangan tingkat keparahan kondisi, dan apabila kesehatan janin menurun.

Jika bayi tidak cukup usianya untuk lahir, dokter mungkin akan mengobati preeklampsia, sampai bayi cukup berkembang untuk dapat dilahirkan dengan aman. Dokter juga akan membantu mengendalikan tekanan darah dengan obat-obatan, seperti hydralazine, labetalol, dan nifedipine.

Sejumlah perawatan lain yang mungkin dilakukan adalah menyuntikkan magnesium ke dalam vena untuk mencegah kejang hingga disarankan untuk minum banyak cairan.

Pesan dari SehatQ

Preeklampsia atau Peb adalah penyakit yang bisa dipengaruhi oleh beragam kondisi tertentu. Kondisi ibu hamil yang meningkatkan risiko dirinya mengalami preeklamsia termasuk ibu hamil yang pernah memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya, obesitas, wanita hamil di atas usia 35 tahun, hamil anak kembar hingga ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, diabetes hingga lupus.

Jika Anda ingin berkonsultasi pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

hipertensitekanan darah tinggimasalah kehamilanpreeklampsia

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved