Posisi tidur bayi yang benar ternyata mampu menghindari risiko sindrom kematian mendadak atau SIDS. Orangtua perlu memastikan saluran napas bayi tidak terhalang saat tidur.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
11 Apr 2022
Posisi tidur bayi yang tepat akan melindungi bayi dari risiko kematian
Table of Content
Posisi tidur bayi yang benar ternyata mampu mencegah Si Kecil dari risiko yang membahayakan.
Advertisement
Seringkali, sebagian orangtua membiarkan bayi baru lahir tidur dengan posisi yang berubah-ubah, seperti miring bahkan tengkurap, untuk menghindari kekhawatiran bentuk kepalanya akan peyang.
Padahal, ada beberapa posisi tidur bayi yang justru tidak aman dan bisa menyebabkan kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Lantas, apa saja posisi tidur yang baik, nyaman, atau tidak baik untuk bayi? Berikut penjelasannya.
Sebelum mengetahui posisi tidur bayi yang benar dan nyaman, orangtua perlu mengetahui beberapa posisi tidur yang bisa memicu kematian bayi mendadak (SIDS) atau gangguan kesehatan lainnya, yaitu:
Tidur miring bukanlah posisi tidur yang baik untuk bayi. Mengutip American Academy of Pediatrics, bayi tidur miring meningkatkan risiko bayi baru lahir hingga usia 1 tahun mengalami meninggal mendadak.
Lalu, tidur dalam posisi miring juga membuat bayi mudah berguling, sehingga posisi perut bayi berada di bawah.
Kondisi ini menyebabkan jalur napas terhalang dan membuat bayi kesulitan bernapas.
Bahkan, posisi tidur miring membuat bayi menghirup kembali udara yang sudah diembuskan, sehingga ia mungkin jadi kekurangan oksigen dan udara segar.
Selain itu, tidur miring juga bisa meningkatkan risiko tortikolis atau nyeri leher, yang membuat kepala miring ke bawah.
Bayi yang mengalami tortikolis cenderung tidur dalam posisi miring agar lebih mengurangi rasa sakit. Padahal, tidur miring berbahaya bagi bayi.
Posisi tidur bayi yang satu ini bahkan menjadi posisi utama penyebab bayi meninggal mendadak.
Mengutip dari riset terbitan The American Academy of Family Physicians, tidur tengkurap meningkatkan risikonya mengalami kesulitan bernapas.
Jika susah bernapas, bayi juga akan kesulitan mendapatkan oksigen dan meningkatkan risiko keracunan karbondioksida. Kondisi ini disebut dengan hiperkapnia.
Secara umum, hindarilah memosisikan bayi tidur dalam keadaan tengkurap hingga ia berusia 1 tahun.
Terutama pada usia 4-6 bulan, bayi masih belajar untuk berguling. Jadi, ada kemungkinan ia berada di posisi tengkurap yang berbahaya baginya.
Selain itu, dikutip dari riset terbitan Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine, ada pula risiko bayi mengalami kesulitan mengangkat dan memutar kepalanya dari posisi tengkurap.
Jadi, jalur napasnya pun terhalang sehingga ia kesulitan bernapas dan meninggal mendadak.
Baca Juga
Lantas, bagaimana posisi tidur yang baik dan nyaman untuk bayi?
Jawabannya adalah dengan membuat bayi tidur telentang. Hal ini karena saat telentang, posisi kepala bayi saat tidur tidak terhalang apa pun, sehingga membuatnya bisa bernapas dengan mudah.
Oleh karena itu, telentang merupakan posisi tidur yang benar untuk bayi, karena terbukti mampu mengurangi risiko tersedak serta kematian mendadak akibat hambatan pada pernapasannya.
Bahkan, riset dari JAMA Network menemukan bahwa jumlah kasus SIDS berkurang lebih dari 50% khususnya di negara-negara yang mengedukasi para orangtuanya untuk menidurkan bayi di posisi telentang.
Apabila Anda khawatir bayi akan tersedak akibat liur saat tidur, Anda tidak perlu khawatir. Posisi telentang merupakan posisi tidur yang nyaman untuk bayi.
Tubuh dan refleks muntah mampu mencegah bayi tersedak saat bayi tidur telentang. Jadi, Anda tidak perlu khawatir untuk menjaga posisi tidur yang benar dan nyaman untuk bayi yang satu ini.
Baca Juga
Tidak hanya posisi tidur bayi yang benar,ada beberapa tips lain untuk mencegah bayi agar tidak tersedak serta mengalami SIDS. Centers for Disease Control and Prevention pun telah merangkumnya menjadi beberapa poin penting, di antaranya adalah:
Saat meletakkan bayi di kasurnya, pastikan kasurnya benar-benar kosong. Singkirkan mainan, bantal, hingga selimut sebelum bayi tidur.
Beberapa orangtua mungkin akan memberikan selimut atau seprai yang tebal agar bayi tetap hangat saat tidur.
Bahkan, riset berbeda dari American Academy of Pediatrics menemukan bahwa 34% kematian bayi mendadak pun terjadi akibat selimut yang menghalangi jalur pernapasan bayi.
Begitu juga ketika Anda menggunakan bantal agar posisi kepala bayi lebih tinggi. Sebaiknya, hindari penggunaan bantal karena tidak aman dan berisiko mengalami kematian mendadak.
Mungkin Anda berpikir kalau kasur yang lembut dan empuk akan memberikan kenyamanan untuk bayi, rupanya hal ini keliru. Permukaan kasur yang lembut dan empuk justru meningkatkan risiko SIDS.
Permukaan kasur yang padat dan kokoh mampu mempertahankan posisi tidur bayi yang benar, agar tetap telentang, tidak merosot, serta mengurangi risiko tidur miring atau tengkurap.
Kasur empuk justru membuat kasur tertekuk mengikuti bentuk tubuh bayi, sehingga lekukannya mengganggu saluran pernapasan bayi.
Selain itu, jangan gunakan car seat, kereta dorong, gendongan, atau ayunan bayi untuk pengganti kasur, terutama jika ia masih berusia 4 bulan ke bawah.
Gendongan bayi membuat kepala dan wajahnya rawan menghadap ke bawah sehingga menghalangi napasnya.
Sementara itu, jika car seat diletakkan selain di mobil, permukaanya menjadi tidak stabil dan efeknya membuat posisi bayi merosot atau lehernya tertekuk.
Untuk memantau posisi tidur bayi yang baik dan nyaman, sebaiknya Anda tidak tidur satu kasur dengannya, tetapi masih satu kamar. Apabila berada dalam pemantauan, risiko posisi tidur bayi tengkurap akan berkurang.
Pastikan posisi kasur bayi bisa Anda jangkau dengan mudah. Jadi, Anda bisa memantau, menyusui, dan menenangkannya tanpa hambatan.
Mengapa sebaiknya ia berada di kasur yang terpisah dengan orangtua?
Sebab, tidur di kasur yang sama justru meningkatkan risiko SIDS hingga 50%. Bahkan, apabila satu kasur dengan orangtua, risiko bayi meninggal akibat tertindih mencapai 47%.
Pakaian tidur bayi juga perlu diperhatikan orang tua. Daripada menggunakan selimut, gunakan baju tidur yang nyaman, tidak terlalu ketat, atau longgar pada bayi. Pilih juga baju yang bahannya tipis dan sejuk.
Selain posisi tidur bayi yang benar, perhatikan pula suhu ruangan saat ia tidur. Ruang tidur untuk bayi sebaiknya yang bersuhu sejuk. Jika terlalu panas atau dingin, ia akan merasa tidak nyaman.
Baca Juga
Posisi tidur bayi yang benar dan paling aman adalah posisi telentang. Posisi tidur ini mampu mencegah bayi mengalami kesulitan bernapas dan menurunkan risiko kematian mendadak.
Lantas, bagaimana dengan risiko kepala bayi peyang apabila posisi kepala bayi saat tidur telentang? Anda tidak perlu khawatir karena ini bisa dicegah, caranya:
Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait posisi tidur bayi yang benar maupun cara merawat bayi baru lahir lainnya? Konsultasikan dengan dokter anak terdekat atau tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
ASI eksklusif merupakan program pemberian nutrisi khusus pada bayi sebelum masa MPASI. Manfaat ASI ekslusif adalah agar bayi mendapatkan nutrisi yang tepat untuk perkembangan serta pertumbuhannya.
13 Apr 2022
Perbedaan bayi gumoh dan muntah pada bayi terlihat dari bagaimana susu keluar dari mulut bayi. Gumoh keluar dengan sendirinya. Sementara, bayi muntah ia terlihat megedan, tidak nyaman, dan rewel.
15 Mei 2023
Bayi 9 bulan belum tumbuh gigi adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Anda perlu khawatir dan temui dokter jika gigi tak tumbuh pada usia 18 bulan.
21 Okt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved