Seorang dokter menjelaskan bahwa polusi udara dapat mengganggu siklus menstruasi. Ternyata, hal ini terjadi karena polusi udara memiliki partikel polisiklik aromatik hidrokarbon yang mirip dengan hormon estrogen alami dalam tubuh.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
12 Sep 2023
Polusi udara dipercaya bisa mengganggu siklus menstruasi dan berbahaya bagi kesehatan reproduksi wanita.
Table of Content
Polusi udara tidak hanya menyebabkan infeksi pada pernapasan, penyakit jantung, atau kanker paru. Baru-baru ini, seorang dokter mengungkapkan bahwa polusi udara dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan wanita, salah satunya mengganggu siklus menstruasi.
Advertisement
Bagaimana penjelasan medis di balik efek negatif polusi udara terhadap kesehatan reproduksi wanita tersebut?
Ketika berbincang dengan kumparan, dr. Dinda Derdameisya, SpOG, selaku dokter spesialis kandungan, menjelaskan bahwa efek polusi udara pada organ reproduksi dapat memengaruhi siklus ovulasi.
Hal ini dapat terjadi karena polusi udara memiliki partikel polisiklik aromatik hidrokarbon. Partikel mirip seperti hormon estrogen alami dalam tubuh dan bisa memengaruhi hormon siklus haid.
Sebagai informasi, siklus menstruasi terdiri dari 3 fase, yaitu folikuler, luteal, dan menstruasi. Paparan polusi dianggap dapat mengganggu siklus ini dan membuat fase luteal memendek, dibandingkan dengan fase folikuler dan menstruasi.
Menurut dr. Dinda, gangguan yang terjadi pada fase tersebut bisa memengaruhi kualitas sel telur, ovulasi, konsepsi, implantasi, dan embrio.
Kendati demikian, dr. Dinda menegaskan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait efek dari polusi udara terhadap kesehatan organ reproduksi wanita ini.
Tidak hanya siklus menstruasi yang terdampak dari polusi udara. Berbagai gangguan kesehatan lain, seperti infertilitas (gangguan kesuburan), sindrom metabolik, hingga sindrom ovarium polikistik, dipercaya dapat terjadi karenanya.
Dalam sebuah laporan yang dimuat dalam laman Boston University Chobanian & Avedisian, polusi udara dikaitkan dengan sedikit peningkatan pada haid tidak teratur dan waktu yang lebih lama untuk mencapai menstruasi yang teratur pada perempuan usia sekolah menengah atas (SMA) dan dewasa muda.
Selain itu, sebuah studi dalam jurnal Frontiers mengungkapkan bahwa partisipan wanita yang tinggal di negara Taiwan dengan paparan polusi udara yang lebih banyak, mengalami masa menstruasi yang lebih menyakitkan.
Faktanya, masih dalam studi yang sama, risiko terjadinya dismenore (nyeri berdenyut dan kram di perut bawah selama haid) 33 kali lipat lebih tinggi pada wanita dan anak perempuan yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tertinggi daripada mereka yang tinggal di daerah dengan kualitas udara lebih baik.
Walau begitu, masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk mendukung hasil studi tersebut. Sebab, masih ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil kesimpulan. Misalnya, adanya akses perawatan medis yang lebih baik untuk wanita yang tinggal di perkotaan.
Sementara itu, berdasarkan temuan dari sebuah riset yang dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, polusi udara khususnya akibat racun yang dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil dapat berdampak negatif pada durasi dari fase luteal dalam siklus menstruasi sehingga fase ini memendek secara signifikan. Akibatnya, polusi udara turut berperan terhadap masalah kesuburan pada wanita.
Karena itu, untuk menjaga kesehatan reproduksi dan tubuh dari polusi udara, ada baiknya kamu menggunakan masker ketika bepergian ke luar rumah, terutama masker N95 yang bisa mencegah masuknya partikel pencemar ke dalam pernapasan.
Dengan begitu, berbagai dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan reproduksi wanita di atas dapat dihindari.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Operasi miom jenis miomektomi adalah operasi pengangkatan tumor jinak di rahim sebelum tumor tersebut berkembang menjadi ganas. Operasi ini biasanya dilakukan ketika miom sudah berukuran lebih dari 9-10 cm.
28 Okt 2022
Kram perut dapat dialami ketika menstruasi datang. Terdapat beberapa cara alami untuk mengatasinya, seperti minum teh herbal, mengurangi stres, pijat, akupuntur dan lainnya.
20 Mei 2019
Larangan saat haid harus diikuti agar tidak memperburuk gejala menstruasi. Sebab sebagian wanita mungkin merasa nyeri, kembung atau lesu ketika haid.
15 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved