logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Polusi Jakarta Bikin Bayi Kekurangan Berat Badan Saat Lahir

open-summary

Dampak polusi pada bayi mulai dari stunting pada anak, kelainan kongenital, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, hingga kematian bayi.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

9 Okt 2023

Polusi bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (sumber foto: midjourney)

Polusi bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (sumber foto: midjourney)

Table of Content

  • Dampak polusi pada bayi
  • Dampak BBLR dalam jangka panjang

Kalau selama ini kamu masih mengira dampak polusi udara hanya seputar penyakit pernapasan, coba dipikir-pikir lagi. Soalnya, ternyata polusi udara juga bisa membuat bayi lahir dalam kondisi kekurangan berat badan alias berat badan lahir rendah (BBLR). Kesimpulan ini datang dari penelitian yang dilakukan di Jakarta. 

Advertisement

Dampak polusi pada bayi

Selama ini kualitas udara di Jakarta memang belum baik. Polutan utama polusi Jakarta adalah PM2.5 yang konsentrasinya bisa mencapai belasan kali lipat lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. 

Akibatnya, tidak hanya angka kejadian gangguan pernapasan yang meningkat, tapi juga berbagai penyakit lain, termasuk gangguan pertumbuhan janin yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. 

WHO telah menyebut polusi udara sebagai kondisi darurat kesehatan bagi anak-anak di seluruh dunia. Sayangnya, masih kurang mendapatkan perhatian khusus.

Padahal, anak-anak yang berada di tengah lingkungan dengan kualitas udara yang buruk, memiliki risiko lebih tinggi terkena dampak polusi udara.

Hal ini karena organ tubuh seperti jantung dan paru-paru, serta sistem tubuh, seperti sistem pernapasan dan kardiovaskular, pada bayi dan anak-anak masih dalam tahap perkembangan.

Salah satu hasil penelitian terkait dampak polusi di Jakarta terhadap bayi dan anak-anak pernah dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Indonesia dan diterbitkan dalam jurnal Environmental Research and Public Health awal tahun 2023 melalui situs Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI).

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa paparan polutan PM2.5 di Jakarta tahun 2019 rata-rata mencapai 52 μg/m³. Angka ini 10 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO yang membatasi paparan polutan di angka 5 μg/m³.

Tingginya paparan polutan PM2.5 di Jakarta pada tahun 2019 memberikan dampak yang sangat merugikan bayi dan anak-anak, yaitu: 

  • 6.153 kasus stunting pada anak, atau sekitar 7 dari 1.000 anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
  • 680 bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), atau sekitar 5 dari 1.000 kelahiran.
  • 62 bayi mengalami kelahiran prematur, atau sekitar 4 dari 10.000 kelahiran.
  • 327 kematian bayi atau sekitar 2 dari 1.000 kelahiran.

Bayi dikatakan mengalami berat badan lahir rendah ketika terlahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram atau 2,5 kilogram. Bayi yang terlahir dengan kondisi BBLR dapat mengalami berbagai komplikasi kesehatan dan memerlukan perawatan khusus.

Dampak BBLR dalam jangka panjang

Saat dampak polusi pada bayi menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi BBLR, ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin dialami, termasuk:

  • Masalah pernapasan.
  • Pendarahan di otak  atau disebut juga perdarahan intraventrikular (IVH).
  • Patent Ductus Arteriosus (PDA), kondisi saat pembukaan antara 2 pembuluh darah utama yang berasal dari jantung tidak menutup dengan baik. 
  • Enterokolitis nekrotikans (EKN), kondisi kerusakan usus bayi. 
  • Retinopati prematuritas. Gangguan mata ketika retina bayi tidak berkembang sempurna dalam beberapa minggu setelah lahir.
  • Penyakit kuning. Mata dan kulit bayi terlihat kuning disebabkan terlalu banyak zat bilirubin di dalam darah.
  • Infeksi akibat sistem kekebalan tubuh belum berkembang sepenuhnya.

Selain peningkatan risiko kesehatan di atas, bayi dengan BBLR juga dapat mengalami masalah kesehatan dalam jangka panjang, termasuk diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, sindrom metabolik, kegemukan, hingga disabilitas intelektual dan perkembangan.

Untuk mencegah dampak polusi pada bayi sebaiknya periksa kualitas udara di lingkungan sekitar secara rutin. Informasi ini bisa diperoleh dari internet atau dengan mengunduh aplikasi untuk pemantauan kualitas udara.

Sebaiknya jangan keluar rumah atau membuka jendela saat kualitas udara sedang buruk. Jika harus beraktivitas di luar, sebaiknya gunakan masker dengan kualitas yang baik. Menggunakan air purifier atau alat filter udara di dalam ruangan juga dapat membantu mengurangi dampak polusi pada bayi.

Advertisement

berat badan bayipolusi udaraberita

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved