logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

Memahami Ciri-ciri Pola Asuh Permisif dan Dampaknya bagi Anak

open-summary

Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan yang membebaskan, tidak menuntut, dan mengizinkan anak melakukan segala yang diinginkannya ataupun membuat keputusan. Ciri-cirinya cukup beragam, seperti sangat mencintai atau mementingkan kepentingan anak dibandingkan tanggung jawabnya.


close-summary

23 Mei 2022

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Pola asuh permisif cenderung lebih santai dan tidak menerapkan aturan yang wajib diikuti anak

Orangtua yang menerapkan pola asuh permisif justru menjadi sosok teman, bukan sosok orangtua

Table of Content

  • Apa itu pola asuh permisif?
  • Contoh pola asuh permisif
  • Dampak pola asuh permisif
  • Bagaimana menyiasati pola asuh permisif?

Jika melihat orangtua yang dekat dengan anaknya dan tidak menerapkan banyak aturan, bisa jadi mereka menerapkan pola asuh permisif.

Advertisement

Orangtua dengan jenis pola asuh ini tidak menuntut perilaku dewasa dari anak-anaknya. Alih-alih menjadi ‘orangtua’, mereka justru menjadi sosok seperti ‘teman’ bagi anaknya.

Mari kenali lebih jauh seputar apa itu pola asuh permisif beserta ciri-ciri dan dampaknya pada anak.

Apa itu pola asuh permisif?

Bagi Anda yang belum familiar tentang apa itu permisif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), permisif artinya bersifat terbuka atau serba membolehkan dan suka mengizinkan.

Sementara itu, pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan yang membebaskan, tidak menuntut, dan mengizinkan anak melakukan segala yang diinginkannya ataupun membuat keputusan. Jenis pola asuh ini kebalikan dari helicopter parenting yang cenderung overparenting

Pada pola pengasuhan permisif, orangtua lebih santai dan tidak menerapkan aturan atau struktur tertentu yang harus diikuti anak.

Orangtua dengan jenis pengasuhan ini juga memberi kasih saying yang melimpah pada anak-anak sehingga terkesan memanjakan mereka.

Contoh pola asuh permisif

Setelah mengetahui pengertian permisif parenting, ada baiknya Anda juga memahami ciri-cirinya. Sebab, mungkin saja Anda telah menerapkannya dalam mengasuh anak sehari-hari tanpa disadari.

Berikut adalah ciri-ciri pola asuh permisif yang dapat Anda identifikasi.

  • Tidak banyak menerapkan aturan
  • Ketika ada aturan, bisa jadi tidak konsisten
  • Sangat dekat dan menyayangi anak
  • Terlihat seperti teman, bukan orangtua
  • Mendukung dan responsif terhadap anak
  • Kerap menggunakan hadiah agar anak melakukan sesuatu
  • Lebih mengutamakan kebebasan anak ketimbang tanggung jawab
  • Meminta pendapat anak pada keputusan-keputusan besar
  • Jarang membuat jadwal atau struktur di dalam kehidupan anak
  • Jarang menerapkan segala jenis konsekuensi.

Setiap pola asuh tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan pola asuh permisif.

Pada jenis pola asuh ini, orangtua tidak banyak menuntut anak untuk mengikuti aturan tertentu. Sebagai konsekuensinya, anak tidak dapat belajar untuk disiplin.

Dampak pola asuh permisif

Pola asuh permisif membuat anak tidak belajar mengenai aturan, bahkan dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga. Akibatnya, mereka tidak terbiasa mengenal tanggung jawab dan kedisiplinan.

Menurut beberapa penelitian, dampak pola asuh permisif adalah:

1. Tidak memiliki tata krama

Orangtua yang permisif dapat menyebabkan anak tidak memiliki tata krama yang baik.

Mereka dapat berperilaku seenaknya karena tidak pernah diarahkan atau dilarang orangtuanya. Hal ini juga bisa membuat anak kurang memiliki rasa tanggung jawab.

2. Kurang berprestasi

Mengingat orangtua dengan gaya asuh permisif tidak banyak menerapkan ekspektasi, anak-anaknya tidak memiliki target yang jelas, misalnya dalam kegiatan akademis.

Berdasarkan sejumlah penelitian, pola asuh permisif dapat menghasilkan anak yang kurang berprestasi secara akademik.

3. Cenderung egois

Kebebasan dari orangtua akibat pola asuh permisif membuat anak cenderung egois. Mereka tidak memikirkan hal lain selain dirinya sendiri.

Anak juga mungkin akan menuntut saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.

4. Kurang pandai mengambil keputusan

Selain itu, kebiasaan orangtua dengan pola asuh permisif yang tidak menerapkan aturan di rumah, membuat anak menjadi kurang pandai dalam mengambil keputusan. 

Lebih jauh lagi, mereka tidak piawai dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan anak memiliki keterampilan sosial yang buruk.

5. Tidak terampil bersosialisasi

Anak yang dibesarkan oleh orangtua permisif cenderung memiliki lebih sedikit empati sehingga membuatnya tidak terampil dalam bersosialisasi.

Mereka juga umumnya menunjukkan lebih banyak perilaku antisosial.

6. Kurang bisa memahami emosi

anak pemarah
Pola asuh permisif menyebabkan anak kurang bisa menahan emosi

Mengingat anak dengan pola asuh permisif tidak terbiasa menghadapi beragam emosinya sendiri secara efektif, mereka menjadi tidak terlatih memahami emosi.

Masalah ini terutama dapat dilihat ketika ada berbagai hal yang memicu stres atau kondisi sulit pada anak.

7. Cenderung berperilaku nakal

Karena merasa tidak ada aturan, anak-anak yang dibesarkan dengan pengasuhan permisif lebih cenderung berperilaku nakal, bahkan terlibat dalam hal yang buruk, seperti mengonsumsi minuman beralkohol atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Dikutip dari sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Studies on Alcohol and Drugs, pola asuh yang permisif dikaitkan dengan pengonsumsian alkohol di bawah umur.

Bahkan, studi tersebut juga menyebutkan bahwa remaja yang memiliki orangtua permisif tiga kali lipat lebih berisiko menjadi pemabuk berat.

Sejumlah ahli juga menegaskan bahwa gaya pengasuhan permisif diasosiasikan dengan meningkatnya risiko penggunaan obat-obatan terlarang dan perilaku buruk lainnya.

8. Impulsif dan agresif

Orangtua yang permisif tidak mengontrol atau mengatur perilaku anaknya.

Alhasil, anak kurang menyadari batasan perilaku yang dapat diterima. Hal ini membuat mereka lebih mungkin untuk berperilaku impulsif dan agresif.

9. Tidak bisa mengatur waktu atau kebiasaan

Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif tidak terbiasa dengan batasan atau aturan.

Salah satu contoh pola asuh permisif adalah anak tidak diberi batasan dalam bermain games atau menonton televisi. 

Akibatnya, mereka dapat melakukan kebiasaan buruk tersebut terlalu lama hingga menciptakan kebiasaan yang tidak sehat. 

10. Berisiko kelebihan berat badan

Orangtua dengan gaya asuh permisif sering kali tidak menerapkan aturan mengenai apa yang anak makan. 

Kondisi ini dapat membuat anak banyak mengonsumsi makanan atau camilan tidak sehat. Ketika anak kurang bergerak dan banyak ngemil, mereka berisiko kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca Juga

  • Belajar Pola Asuh Anak Disleksia dari Deddy Corbuzier
  • Cara Tepat Merawat Sakit Lupus pada Anak
  • 13 Makanan Penambah Berat Badan Anak agar Si Kecil Gemuk dan Sehat

Bagaimana menyiasati pola asuh permisif?

Siasati pola asuh permisif dengan menerapkan aturan
Ajari anak untuk memahami konsekuensi dari perbuatannya

Orangtua yang menerapkan pola asuh permisif tidak sepenuhnya salah karena setiap orangtua memiliki gaya parenting yang berbeda.

Meski demikian, terdapat sejumlah cara untuk menyiasati gaya pengasuhan permisif, di antaranya:

  • Buat aturan sederhana di rumah

Untuk membiasakan anak dengan aturan dan struktur, ciptakan aturan di rumah. Tujuannya adalah agar anak tahu apa yang Anda harapkan dari mereka.

  • Buat anak paham mengenai konsekuensi dari perbuatannya

Selain aturan, ajarkan juga konsekuensi dari setiap perbuatan anak.

Contoh konsekuensi yang logis adalah membatasi akses terhadap hal yang mereka sukai atau memberikan time-out jika melanggar aturan.

  • Konsisten

Meskipun mungkin sulit bagi orangtua dengan pola asuh permisif, sebisa mungkin lakukan hal-hal di atas dengan konsisten. 

Tak perlu mengesampingkan kebiasaan Anda yang cenderung penyayang dan dekat dengan anak. Bantu mereka memahami mengapa perlu ada aturan dan konsekuensi.

  • Beri hadiah untuk perilaku yang baik

Ketika anak mulai mengikuti aturan yang diterapkan di rumah, sesekali berikan hadiah sederhana untuk membantu mereka mempertahankan usahanya.

Bagi Anda yang menerapkan pola asuh permisif, beberapa aturan dalam pola asuh otoritatif mungkin bisa jadi referensi yang baik. 

Tujuannya bukan untuk membuat aturan yang berpotensi menjauhkan anak dan orangtua, tetapi untuk membimbing mereka mengenal apa itu aturan dan tanggung jawab.

Berikan struktur dan dukungan dengan cara yang seimbang. Dengan demikian, anak memiliki kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi dengan baik dalam berbagai lingkungan di luar rumahnya.

Sementara itu, apabila Anda ingin bertanya seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.

Advertisement

tips parentinggaya parentingmembesarkan anak

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved