Penyakit OCD adalah gangguan mental yang membuat penderitanya melakukan suatu hal secara berulang. Gejalanya dapat dikurangi dengan psikoterapi dan medikasi.
4.48
(29)
26 Agt 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyakit OCD bisa disembuhkan dengan psikoterapi oleh psikolog atau psikiater
Table of Content
Suka bersih-bersih atau sebal melihat kabel kusut? Hal ini tidak serta menjadikan Anda sebagai penderita OCD. Orang dengan OCD, akan merasa sangat tidak nyaman hingga timbul kecemasan berlebih ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.
Advertisement
Sesuai namanya, orang dengan OCD dapat memiliki pemikiran obsesif, perilaku kompulsif, atau keduanya. Obsesif adalah pemikiran berlebihan mengenai suatu hal yang terus berulang, terasa darurat untuk dikerjakan, dan menyebabkan kecemasan.
Sementara itu, kompulsif adalah perilaku berulang yang dilakukan penderita OCD, sebagai respons dari pemikiran obsesif yang dimilikinya. Kondisi ini bisa diatasi dengan cara menyembuhkan penyakit OCD melalui terapi dan pemberian obat-obatan.
Sering dianggap remeh, obsessive compulsive disorder atau OCD sebenarnya adalah suatu gangguan mental yang bisa membuat penderitanya kesulitan menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Salah satu contoh kisah penderita OCD adalah cerita tentang tokoh dunia, Nikola Tesla. Tesla, yang merupakan ilmuwan penemu radio dan sinar X-ray ini disebut memiliki penyakit OCD. Tesla juga dikenal sebagai sosok yang memiliki fobia kuman yang sangat parah.
Tidak hanya itu, ia juga sangat menyukai angka tiga, sehingga ia seringkali mengelilingi jalan di sekitar rumahnya sebanyak tiga kali sebelum masuk ke rumah.
Tesla juga takut akan benda yang berbentuk bulat, terutama perhiasan wanita. Ia pun menolak untuk berjabat tangan dengan orang lain, atau menyentuh rambut orang lain.
Tesla, sebagai bagian dari perilaku kompulsifnya, selalu menghitung berapa kali rahangnya bergerak ketika makan.
Seperti contoh di atas, OCD bukanlah suatu kondisi yang remeh. Apabila tidak segera diatasi, kecenderungan pemikiran serta perilaku penderita OCD, benar-benar bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Kisah penderita OCD seperti Tesla, bukanlah satu-satunya di dunia. Banyak orang yang juga mengalami hal serupa, namun karena perawatan untuk OCD belum lazim dijalani, kondisi ini jadi terbengkalai begitu saja.
Penyakit OCD adalah kondisi kronis yang tidak bisa disembuhkan seratus persen. Meski begitu, perawatan yang dijalani bisa membantu meredakan gejalanya, sehingga Anda dapat kembali menjalani aktivitas seperti biasa.
Dua perawatan utama untuk meringankan gejala OCD adalah psikoterapi dan medikasi, atau pemberian obat-obatan. Kedua terapi ini umumnya dilakukan secara bersamaan, untuk mendapatkan hasil terbaik.
Jenis psikoterapi yang dianggap paling efektif untuk penyakit OCD adalah cognitive behavioral therapy atau CBT. Terapi ini menerapkan metode jenis exposure and response prevention (ERP).
Selama menjalani terapi dengan metode ERP, secara bertahap pasien akan terpapar dengan hal-hal yang ditakuti atau hal yang berkaitan dengan obsesi pasien tersebut.
Sebagai contoh, jika pasien tersebut takut dengan debu atau tanah, maka ia akan terus mendapat paparan terhadap dua hal tersebut, sekaligus mempelajari cara yang sehat untuk menghadapi ketakutan dan kecemasannya. ERP dapat dilakukan secara perorangan, berkelompok, atau bersama keluarga.
Terdapat beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk membantu meringankan gejala OCD. Umumnya, medikasi akan diawali dengan pemberian obat antidepresan, seperti:
Semua obat di atas, memerlukan resep dokter. Waspadai berbagai efek samping, potensi reaksi dengan obat lain yang sedang Anda konsumsi, serta risiko munculnya gejala putus obat. Konsumsilah obat sesuai dengan petunjuk yang diinstruksikan dokter.
Selain cara menyembuhkan penyakit OCD di atas, ada beberapa langkah lain yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat penyembuhan kondisi ini, seperti:
Stres dan OCD adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga, untuk menangani OCD secara efektif, Anda juga perlu melakukan langkah-langkah untuk menghadapi stres, seperti tidur dengan cukup, olahraga, meditasi, dan mengonsumsi makanan yang sehat.
Gangguan kecemasan merupakan salah satu ciri OCD yang khas. Kondisi tersebut merupakan bagian dari perilaku obsesif yang dimiliki penderita penyakit OCD. Maka dari itu, mempelajari cara mengendalikan rasa cemas, bisa sangat membantu.
Mengingat OCD dapat dipicu oleh stres dan rasa cemas, maka melakukan langkah-langkah relaksasi dapat membantu meredakan OCD. Anda dapat melatih pernapasan, meditasi, atau melakukan relaksasi otot.
Tidak hanya untuk kesehatan fisik, olahraga seperti lari dan aerobik juga dipercaya dapat membantu meredakan gejala OCD.
Agar OCD bisa dikendalikan dengan lebih mudah, Anda perlu menyadari bahwa hal-hal yang ada dalam pikiran, hanyalah sebuah perilaku obsesif. Anda perlu menyadari bahwa tidak semua hal yang ada dalam pikiran, harus dilakukan.
Anda juga dapat menghadapi rasa cemas, dengan membiarkan sesuatu berjalan apa adanya, meski tidak sesuai dengan keinginan. Semakin sering dijalani, maka Anda akan semakin sadar bahwa tidak ada ruginya apabila tidak menjalankan pikiran obsesif tersebut.
Penyakit OCD tidaklah sesederhana yang selama ini dikira. Perilaku obsesif kompulsif yang dialami para penderitanya, bisa membuat mereka kesulitan menjalankan keseharian. Karenanya, cara menyembuhkan penyakit OCD seperti di atas, perlu dilakukan sesegera mungkin.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Merapikan tempat tidur setiap habis bangun tidur ternyata ada manfaatnya. Apa saja manfaat dan bagaimana cara membersihkan tempat tidur yang benar tiap pagi?
Psikosomatik akibat virus corona mungkin saja terjadi di tengah pandemi global ini. Rasa khawatir atau cemas yang berlebihan adalah faktor utama yang memicu timbulnya perasaan tersebut.
Efek stres bagi otak sangat berbahaya karena bisa mengubah strukturnya. Bukan hanya itu, dampak negatif dari stres bagi otak dapat membunuh sel-sel di dalamnya
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lidya Hapsari
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved