Ini pH Normal Vagina, Wanita Perlu Jaga Keseimbangannya

Setiap bagian tubuh kita memiliki tingkat keseimbangan pH idealnya sendiri-sendiri, termasuk pada bagian vagina. Tingkat pH normal vagina penting diketahui karena saat tidak seimbang, maka kemungkinan ada gangguan kesehatan yang sedang Anda alami.

Mengetahui pH normal vagina bisa berperan dalam mencegah infeksi, menjaga kondisi kehamilan yang sehat dan menyadari perubahan hormonal.

Kadar pH vagina yang normal

Keasaman atau pH adalah ukuran asam atau basa suatu zat. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14. Nilai pH 0 adalah kondisi paling asam, pH 7 adalah kondisi netral, dan pH 14 adalah paling basa. Jika suatu zat memiliki pH kurang dari 7, maka memiliki sifat asam, sebaliknya jika lebih dari 7 berarti bersifat basa.

Kadar pH normal vagina berkisar antara 3,8 dan 4,5. Ini adalah kondisi yang terbilang cukup asam. Lingkungan asam vagina terbentuk karena bakteri Lactobacilli yang hidup di dalamnya menghasilkan asam laktat serta hidrogen peroksida.

Meskipun demikian kadar pH normal vagina mungkin dapat berbeda dalam berbagai tahapan usia, misalnya:

• Selama masa reproduksi (usia 15 hingga 49 tahun), pH vagina normalnya di bawah atau sama dengan 4,5. Jika lebih dari ini bisa menandakan adanya infeksi.
• Sebelum menstruasi pertama dan setelah menopause, pH yang sehat cenderung lebih tinggi dari 4,5.

Tingkat keasaman tinggi pada vagina berguna untuk melindungi organ reproduksi wanita dari bakteri dan jamur penyebab infeksi. Jika lingkungan vagina tidak asam, maka bakteri dan jamur bisa lebih mudah berkembang sehingga menyebabkan infeksi.

Penyebab pH vagina tidak seimbang

Beberapa kondisi serta infeksi dapat mempengaruhi keseimbangan pH vagina, biasanya kondisi tersebut dapat meningkatkan kadar pH. Penyebab perubahan pH vagina antara lain adalah:

1. Vaginosis bakteri

Vaginosis bakteri adalah infeksi yang terjadi pada vagina akibat pertumbuhan bakteri tak terkendali di area tersebut. Ini akan menyebabkan naiknya pH vagina menjadi lebih basa.

Kondisi ini bisa sembuh dengan baik jika diobati sesuai kondisi. Namun, risiko terjadinya keparahan bisa meningkat pada orang dengan riwayat HPV ,herpes, dan HIV.

2. Douching

Douching adalah mencuci atau membersihkan vagina menggunakan larutan tertentu, seperti yang mengandung cuka atau bahkan soda kue. Masih banyak wanita yang mengira kegiatan ini bisa membantu menjaga vagina tetap sehat, padahal kenyataannya justru bisa membuat lingkungan pH vagina menjadi tidak seimbang.

Douching dapat mematikan bakteri baik yang ada di vagina sehingga mempengaruhi keseimbangan pH dan membuatnya lebih rentan infeksi.

3. Menopause

Kadar pH normal vagina juga bisa berubah seiring bertambahnya usia. Sebab, kadar estrogen akan menurun setelah menopause. Kondisi ini biasanya membuat tingkat pH menjadi lebih tinggi yaitu menjadi sekitar 5,3.

4. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Infeksi vagina ini bisa sembuh dengan baik, namun jika dibiarkan tanpa pengobatan, bisa menyebabkan pH vagina menurun terlalu drastis dan membuat lingkungannya terlalu asam.

Kondisi vagina yang terlalu asam bisa menurunkan kesuburan karena membuat sperma tidak kuat bertahan hingga membuahi sel telur.

5. Darah haid

Saat menstruasi, pH vagina Anda juga akan berubah. Darah memiliki tingkat pH yang lebih tinggi, maka saat Anda sedang haid kondisi ini juga dapat meningkatkan kadar pH lingkungan vagina.

6. Air mani

Kebalikan dari lingkungan vagina yang asam, air mani bersifat basa dan dapat meningkatkan pH normal vagina untk sementara waktu.

Saat Anda melakukan hubungan seks, kadar pH yang ada di dalam vagina juga akan meningkat secara alami untuk sementara waktu, sehingga sperma bisa bertahan dan membuahi sel telur. Kadar pH yang ideal untuk sperma adalah 7 hingga 8,5.

8. Minum antibiotik

Konsumsi antibiotik juga bisa memengaruhi pH vagina jika dikonsumsi dalam jangka pajang, dosis besar, atau dosis tidak sesuai aturan. Antibiotik memang baik untuk membunuh bakteri penyebab penyakit, namun pada beberapa kasus, obat ini ikut membunuh bakteri baik yang biasanya bertugas menjaga keseimbangan pH vagina.

Selain kondisi yang telah disebutkan di atas, para peneliti juga mengaitkan pH vagina yang lebih tinggi dengan beberapa kondisi lain, termasuk penggunaan pelumas saat berhubungan seks, infertilitas, kelahiran prematur, dan peningkatan risiko infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual.

BACA JUGA: Cara Merawat Vagina agar Sehat dan Bersih

Gejala pH vagina tidak seimbang

Saat kadar pH vagina tidak seimbang, maka akan ada beberapa gejala yang muncul, seperti:

• Vagina terasa gatal dan terbakar
• Radang vagina
• Rasa sakit atau terbakar saat kencing
• Keputihan tipis berwarna abu-abu, putih, atau hijau
• Keputihan yang berbau busuk atau “amis”
• Vagina bengkak dan teriritasi
• Nyeri saat berhubungan seks

Meskipun demikian, dalam beberapa kasus wanita yang pH vaginanya tidak seimbang tidak merasakan gejala apapun.

Cara menjaga pH normal vagina

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga pH normal vagina, termasuk:

• Selalu praktikkan seks yang aman untuk menurunkan risiko infeksi menular seksual.
• Konsumsi makanan atau minuman kaya probiotik lactobacillus atau bakteri sehat lainnya.
• Selalu menjaga kebersihan vagina dengan baik, termasuk menyeka dari depan ke belakang serta hindari produk berbahan keras dan mengandung parfum.
• Wanita di masa produktif yang aktif secara seksual sebaiknya menemui dokter kandungan secara teratur untuk menjalani pemeriksaan ginekologi tahunan, yang meliputi pemeriksaan serviks dan tes Pap.

Segera periksakan ke dokter jika Anda mencurigai pH normal vagina mengalami peningkatan. Semakin cepat penanganan dilakukan maka kemungkinan sembuh juga akan semakin baik.

Anda juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.