logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Normalkah Perut Berdenyut dan Sering Terjadi?

open-summary

Perut berdenyut disebabkan oleh membesarnya pembuluh darah aorta dalam tubuh yang bertugas mengalirkan darah dan oksigen, tapi bisa jadi penyebab pecahnya pembuluh darah.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

10 Sep 2023

perut berdenyut

Perut berdenyut bisa disebabkan oleh penyakit serius maupun tidak

Table of Content

  • Penyebab perut berdenyut yang serius
  • Gejala dan faktor risiko aneurisma aorta abdominalis
  • Penanganan aneurisma aorta abdominalis
  • Penyebab perut berdenyut lain yang tidak berbahaya

Apabila denyut nadi yang terasa di leher atau pergelangan tangan, hal ini memang biasa. Tapi bagaimana bila Anda merasakan perut berdenyut?

Advertisement

Perut berdenyut bisa jadi akibat terabanya denyut pembuluh darah arteri besar di perut. Pembuluh darah ini bernama aorta abdominalis dan berhubungan langsung dengan aorta, yaitu pembuluh darah besar yang memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Namun di luar itu, perut terasa berdenyut atau berdetak juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, baik yang berbahaya maupun yang tidak. Mari simak penjelasannya di bawah ini. 

Penyebab perut berdenyut yang serius

Perut yang berdenyut dapat terjadi akibat kondisi serius, yakni aneurisma aorta abdominalis. Aneurisma adalah pelebaran pembuluh darah yang sering disertai penipisan dinding pembuluh darah.

Kondisi aneurisma termasuk berbahaya karena pembuluh darah berisiko pecah dan menyebabkan perdarahan dalam yang serius. Pecahnya pembuluh darah ini adalah kondisi gawat darurat medis yang dapat berakibat fatal.

Aorta abdominalis merupakan cabang langsung dari aorta, pembuluh darah terbesar yang mengalirkan darah langsung dari jantung ke pembuluh darah. Aorta ini berjalan menyusuri perut, tepat di depan tulang belakang.

Gejala dan faktor risiko aneurisma aorta abdominalis

Selain perut berdetak atau berdenyut di sekitar pusar, gejala aneurisma aorta abdominalis lainnya bisa berupa:

  • Nyeri hebat pada perut atau punggung.
  • Rasa nyeri yang menjalar ke tungkai bawah atau bokong.
  • Kesulitan bernapas.
  • Denyut nadi yang cepat.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Pusing.
  • Pingsan.
  • Keringat dingin.
  • Kelemahan pada satu sisi tubuh yang timbul secara mendadak.
  • Tekanan darah menurun.
  • Jatuh dalam keadaan syok secara tiba-tiba.

Meski demikian, aneurisma aorta abdominalis lebih sering tidak menunjukkan gejala apa-apa. Gejala baru muncul jika pembuluh darah sudah robek atau pecah, yang merupakan kondisi gawat darurat.

Orang yang merokok atau mengalami cedera lebih rentan untuk terkena aneurisma. Demikian pula dengan orang yang berusia di atas 65 tahun, mengidap kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan aterosklerosis, serta memiliki riwayat serangan jantung atau stroke.

Penanganan aneurisma aorta abdominalis

Untuk menangani aneurisma aorta abdominalis, dokter perlu mengetahui lokasi dan ukuran aneurisma juga usia serta kondisi penderitanya. 

  • Aneurisma berdiameter di bawah 5 cm

Pada aneurisma dengan diameter di bawah dari 5 cm, kesehatan penderita harus dipantau setiap 6-12 bulan untuk melihat ada tidaknya pembesaran. Selain itu, kadar kolesterol dan tekanan darah juga harus dikendalikan. Tidak lupa pula untuk menghentikan kebiasaan merokok. 

  • Aneurisma berdiameter di atas 5 cm

Untuk aneurisma aorta abdominalis dengan diameter lebih dari 5 cm, operasi merupakan pilihan pengobatannya. Operasi juga disarankan untuk kasus aneurisma yang membesar dalam waktu singkat atau ditemukan kebocoran pembuluh darah.

Operasi dapat berupa bedah perut terbuka dan endovascular repair. Kedua prosedur ini bertujuan memperbaiki pembuluh darah yang pecah dengan mencangkok pembuluh darah sintetik (graft).

Penyebab perut berdenyut lain yang tidak berbahaya

Selain akibat denyutan pembuluh arteri perut, perut terasa berdenyut juga dapat disebabkan hal-hal berikut ini:

1. Makan

Setelah makan, tubuh akan memompa lebih banyak darah ke pembuluh darah perut. Tujuannya adalah untuk mendukung lambung dan usus dalam mencerna maupun menyerap nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Aliran darah yang bertambah banyak tersebut dapat membuat perut menjadi berdenyut.

2. Kehamilan

Saat seorang wanita hamil, tendangan kaki calon bayi dapat terasa pada dinding perut. Denyutan pembuluh darah perut juga mungkin menjadi lebih terasa.

Selama kehamilan, volume darah juga meningkat. Akibatnya, jumlah darah yang mengalir melalui aorta abdominalis juga bertambah. Inilah yang menyebabkan denyutannya lebih mungkin terasa dibandingkan saat tidak hamil. 

3. Berbaring

Ketika berbaring, aliran darah yang melewati aorta perut menjadi lebih terasa. Bahkan denyutannya dapat terlihat jika lemak di perut Anda cukup sedikit.

Perut berdenyut akan hilang jika Anda mengubah posisi tubuh. Misalnya, dari bangkit duduk atau berdiri.

Perut berdenyut memang tidak selalu berbahaya. Pasalnya, kondisi ini dapat disebabkan oleh hal normal, seperti pulsasi pembuluh darah, proses pencernaan setelah makan, posisi tubuh, ataupun kehamilan. Namun perlu segera mencari pertolongan medis jika perut berdetak disertai rasa nyeri, terutama jika memiliki faktor risiko aneurisma.

Advertisement

hipertensikolesterolserangan jantungstrokeaneurisma aorta

Ditulis oleh dr. Adelina Haryono

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved