Beberapa obat penambah hormon testosteron terkadang adalah suplemen vitamin tertentu, seperti vitamin D. Di samping itu terdapat beberapa suplemen lain yang dapat meningkatkan kadar hormon pria ini. Namun, pastikan untuk berhati-hati karena suplemen tersebut berisiko menyebabkan efek samping.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
9 Okt 2020
Mengonsumsi obat atau suplemen penambah hormon testosteron sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter
Table of Content
Obat atau suplemen penambah hormon testosteron kerap menjadi solusi yang dipilih oleh para pria untuk meningkatkan kadar hormon testosteron yang menurun. Memang, seiring bertambahnya usia, kadar testosteron pria akan mengalami penurunan, yakni sekitar 1% per tahun, terutama ketika memasuki periode usia 30-40 tahun. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai andropause.
Advertisement
Apa saja obat-obatan atau suplemen penambah hormon testosteron? Apakah suplemen testosteron tersebut benar-benar efektif meningkatkan hormon pria tersebut? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Sesuai dengan namanya, obat penambah hormon testosteron adalah obat yang difungsikan untuk membantu meningkatkan kadar testosteron, terutama pada pria yang mengalami hipogonadisme.
Hipogonadisme adalah kondisi ketika kadar testosteron rendah. Pada beberapa kasus hipogonadisme, tubuh bahkan tidak mampu memproduksi testosteron sama sekali.
Kadar testosteron yang rendah tentu akan berdampak negatif terhadap kesehatan pria. Pasalnya, hormon ini memiliki peran penting, seperti memunculkan hasrat seksual (libido), peningkatan massa otot, pertumbuhan rambut, hingga produksi sperma. Kadar testosteron rendah juga dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti disfungsi ereksi dan kerontokan rambut.
Berikut ini suplemen penambah hormon testosteron yang biasa disarankan oleh dokter:
Suplemen testosteron yang pertama adalah vitamin D. Menurut penelitian, vitamin D terbukti dapat meningkatkan kadar testosteron pada pria. Tidak hanya itu, vitamin ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sperma.
Sementara itu, dijelaskan juga bahwa orang-orang yang kekurangan vitamin D teridentifikasi memiliki kadar testosteron yang rendah. Idealnya, tubuh memerlukan 3,000 IU vitamin D per hari. Namun, hal ini juga tergantung dari kondisi Anda. Oleh sebab itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan suplemen vitamin D untuk menambah testosteron.
Selain dari suplemen dalam bentuk tablet, Anda juga bisa memanfaatkan sinar matahari pagi untuk mencukupi kebutuhan vitamin D harian. Ya, sinar matahari pagi juga merupakan sumber vitamin D.
Suplemen atau obat penambah testosteron selanjutnya adalah asam D-aspartat. Ini adalah salah satu jenis asam amino yang berperan dalam proses produksi hormon testosteron.
Asam D-aspartat bekerja dengan cara merangsang aktivitas hormon luteinizing. Hormon ini nantinya akan memicu sel Leydig pada testis untuk memproduksi hormon testosteron.
Suplemen yang satu ini tersedia di apotek. Sebaiknya, tanyakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya agar penggunaan obat bisa tepat sasaran dan hasilnya optimal.
Dehydroeplandrosterone (DHEA) sejatinya merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh, tepatnya kelenjar adrenal. Namun, saat ini di apotek juga sudah tersedia suplemen DHEA.
DHEA adalah substansi yang juga disebut-sebut dapat membantu meningkatkan kadar testosteron pada pria, khususnya yang sudah berusia lanjut dan mengalami andropause, sebagaimana diungkapkan sebuah studi dalam jurnal Clinical Endrocinology.
Obat penambah hormon testosteron selanjutnya adalah zinc. Menurut tinjauan ilmiah tahun 2018, zinc terbukti dapat membantu meningkatkan kadar testosteron dalam kurun waktu 3-4 bulan pada penderita hipogonadisme.
Guna mendapatkan manfaatnya tersebut, Anda disarankan untuk mengonsumsi suplemen penambah testosteron yang mengandung zinc sulfat 2 kali sehari dengan takaran tiap dosis sebanyak 220 mg. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk dosis pastinya.
Fenugreek mengandung furostanolic saponins yang dipercaya dapat meningkatkan produksi testosteron. Itu sebabnya, suplemen mengandung fenugreek disebut berpotensi menambah hormon testosteron di dalam tubuh.
Baca Juga
Obat-obatan suplemen testosteron memang terlihat menarik untuk menggantikan penurunan hormon ini di tubuh pria. Namun sayangnya, belum banyak bukti yang bisa menunjukkan keampuhan suplemen untuk meningkatkan kadar hormon testosteron pada pria sehat yang mengalami pertambahan usia.
Sebuah riset dalam jurnal Nature Reviews Endocrinology menyebutkan, tidak ada alasan medis yang bisa mendukung pemberian resep suplemen testosteron pada pria berusia di atas 65 tahun – yang memiliki kadar testosteron rendah ke normal.
Sebenarnya, terapi penggantian hormon testosteron memang bermanfaat untuk pria yang menderita hipogonadisme. Kondisi hipogonadisme ditandai dengan kelenjar seks yang menghasilkan terlalu sedikit hormon atau kadarnya terlalu kecil.
Namun, untuk pria menua dengan kondisi tubuh yang sehat, belum jelas apakah terapi dengan suplemen testosteron dapat memberikan hasil serupa. American College of Physicians memang melaporkan peningkatan fungsi seksual pada beberapa pria. Namun, belum jelas bukti efek suplemen ini untuk menaikkan performa energi dan vitalitas.
Selain manfaatnya yang belum jelas dan belum disimpulkan dengan pasti, terapi suplemen testosteron sebenarnya malah dikaitkan dengan beberapa risiko kesehatan dan efek samping berikut ini:
Ada beberapa efek samping jangka pendek yang dikaitkan dengan konsumsi suplemen testosteron, termasuk:
Selain efek samping di atas, ada juga risiko jangka panjang penggunaan suplemen penambah testosteron. Pria yang mengonsumsi obat testosteron di apotek dalam jangka panjang dilaporkan memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi, termasuk serangan jantung, stroke, dan kematian akibat penyakit jantung. Walau riset lanjutan diperlukan, hal ini tentu patut Anda waspadai.
Pertimbangan terapi testosteron lainnya adalah risiko pertumbuhan sel kanker prostat. Seperti risiko penyakit jantung, temuan terkait hubungan antara obat penambah hormon testosteron dan kanker prostat masih belum jelas.
Namun, mengingat kanker prostat umum dialami oleh laki-laki, penggunaan suplemen testosteron akan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dan didiskusikan dengan gamblang bersama dokter.
Konsumsi suplemen bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan hormon testosteron. Cara alami lain juga penting untuk diterapkan, termasuk:
Baca Juga
Agar obat dan suplemen penambah hormon testosteron bekerja dengan baik, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Namun, tak harus dengan obat, Anda juga bisa menerapkan gaya hidup sehat seperti yang sudah disebutkan di atas, untuk mengingkatkan produksi hormon testosteron
Apabila masih memiliki pertanyaan terkait suplemen penambah hormon testosteron pria, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia di App Store dan Play Store. Download sekarang juga. Gratis!
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Berhubungan intim setelah melahirkan bisa jadi tidak akan senikmat sebelumnya. Perubahan yang terjadi saat seks setelah melahirkan adalah menurunnya hasrat seks hingga vagina kering.
14 Jul 2020
Torpedo kambing dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria. Namun, apakah manfaat torpedo kambing yang satu ini benar adanya?
21 Feb 2021
Cara meningkatkan imunitas keluarga secara alami mencegah penyakit, dengan Program Sehat Realfood yang diformulasi berbagai kandungan, seperti sarang walet.
25 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved