Tes IQ anak bukan merupakan tolok ukur kepintaran buah hati Anda secara mutlak. Hasil tes IQ idealnya dijadikan sebagai kesempatan untuk menggali potensi dan bakat anak secara maksimal.
19 Feb 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ilustrasi otak anak sebagai sumber kemampuan intelegensi mereka
Table of Content
Orangtua mana yang tak ingin memiliki anak cerdas? Nah, salah satu cara paling awam untuk mengetahui tingkat kepintaran anak adalah dengan intelligence quotient test atau dikenal dengan tes IQ anak.
Advertisement
Tes IQ adalah alat ukur yang dipercaya untuk mengetahui tingkat intelegensi atau kecerdasan anak berdasarkan serangkaian tes yang telah terstandarisasi. Hingga kini, terdapat dua skala pengukuran yang dapat dijadikan materi dalam tes IQ anak, yaitu WPPSI (Wechsler Preschool and Primary School Intelligence) dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children).
Setelah menjalani tes kecerdasan, anak akan mendapatkan hasil tes berupa angka-angka. Semakin tinggi angka tersebut, tingkat kecerdasan anak dianggap semakin baik bahkan bisa mendapat predikat sebagai anak berpotensi tinggi (gifted children).
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan orangtua sebelum melibatkan anak dalam tes IQ anak. Hal yang dimaksud dalam hal ini, misalnya:
Hasil tes IQ dapat memberikan gambaran pada orangtua dalam mengarahkan pendidikan anak agar potensinya dapat tergali secara maksimal. Namun, tes IQ menjadi tidak ada artinya jika orangtua tidak memiliki alasan yang jelas.
Asosiasi Anak Jenius Amerika (NAGC) berpendapat anak yang masih berusia di bawah 6 tahun belum perlu menjalani tes IQ karena hasilnya tidak akan akurat.
Untuk anak usia di bawah 6 tahun ini, NAGC menyarankan bentuk tes lainnya, seperti periksa karakteristik dan wawancara dengan psikolog, serta observasi yang dilakukan oleh orangtua sendiri.
Sebelum meminta si kecil mengikuti tes IQ anak, orangtua harus terlebih dahulu memahami kondisinya. Tes IQ bisa gagal mengidentifikasi anak berpotensi tinggi jika ia belum bisa membaca atau tengah mengalami suasana hati yang buruk saat menjalani ujian.
Bukan hanya sebagai cara mengetahui IQ anak, tes IQ juga memiliki sejumlah manfaat lainnya. Berikut adalah beberapa manfaat tes IQ yang perlu Anda ketahui.
Dengan memanfaatkan tes IQ anak, orangtua bisa memahami kemampuan kognitif anak dan merancang pendidikan yang terbaik untuknya.
Tes IQ anak dilakukan untuk mengetahui potensi anak (termasuk kelebihan dan kelemahannya) agar orangtua bisa mengarahkan pendidikan anak sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dalam tes IQ, psikolog akan menggunakan teknik tertentu untuk mengidentifikasi area kognitif anak, seperti:
Cara cek IQ anak harus dilakukan dengan tepat agar hasilnya tidak keliru. Terkadang, anak juga mendapatkan tes ini di sekolah.
Setelah anak mengisi soal tes IQ, psikolog yang mengujinya akan mengeluarkan hasil yang berupa angka-angka alias skor. Nah, skor tes ini sangat bervariasi, mulai dari skor mentah, persentil, dan skor standar.
Ketika bicara IQ, Anda mungkin akan langsung tertuju pada total kisaran IQ anak yang ada pada hasil tes. Secara garis besar, cara membaca hasil tes IQ adalah:
Hasil IQ anak juga dapat menjadi pertimbangan bagi orangtua dalam mengembangkan pola asuh dan untuk menentukan pengajaran yang sesuai dengan anak. Misalnya, ketika anak memiliki gejala disleksia, maka orangtua dapat dengan segera mengantisipasi kondisi tersebut agar perkembangan anak tidak terhambat.
Para ahli juga berpendapat, bahwa tes IQ untuk anak belum tentu dapat menunjukkan potensi tertentu dalam dirinya secara menyeluruh, seperti kemampuan berpikir kreatif dan bakat seni.
Jangan berkecil hati bila anak Anda tidak memiliki IQ di atas rata-rata. NAGC menilai anak dengan IQ di atas rata-rata bisa jadi tidak terdeteksi jika orang tua hanya melihat dari skor IQ tersebut.
Sebaliknya, Anda harus melihat ulasan dari skor yang disertakan oleh psikolog yang mendampingi tes IQ anak. Pasalnya, bagian itu sangat penting dalam membaca bakat dan minat anak yang sesungguhnya sehingga Anda dapat memilih arah yang sesuai dengan potensi anak.
Baca Juga
Genetik dan lingkungan berperan dalam menentukan kecerdasan anak. Kedua faktor tersebut dinilai saling berhubungan.
Misalnya, seorang anak yang dilahirkan dengan gen cerdas, tapi tumbuh di lingkungan yang membuatnya kekurangan gizi atau tidak memiliki akses pendidikan yang memadai, maka ia mungkin tidak bisa mendapatkan hasil tes IQ yang baik.
Selain karakteristik yang diturunkan, faktor biologis lainnya, seperti paparan zat berbahaya atau malnutrisi selama kehamilan, juga bisa mempengaruhi kecerdasan anak. Jadi, penting bagi para ibu hamil untuk menjaga kehamilannya tetap sehat.
Tingkat intelegensi anak dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari faktor genetik, pemberian nutrisi yang baik, perlindungan dari penyakit, hingga stimulasi lewat permainan maupun pembelajaran yang tepat. Namun, ada hal yang dapat dilakukan orangtua untuk meningkatkan IQ anak.
Sebagai orangtua, memberikan anak mainan mahal dan edukatif bukanlah cara satu-satunya untuk menaikkan IQ.
Sebaliknya, usaha ini juga perlu untuk diimbangi dengan tindakan lainnya, seperti berusaha untuk memberikan dukungan pada anak dengan melakukan langkah kecil.
Memuji anak atas usahanya melalui serangkaian tes IQ, apa pun hasil yang didapatkannya, dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membuat anak semakin merasa dihargai. Selain itu, pastikan Anda mendukung tumbuh kembang anak.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar IQ anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perkembangan anak usia 10 tahun bisa terlihat dari pertumbuhan fisik, kemampuan bahasa, perkembangan kognitif, hingga menunjukkan ketertarikan pada hobi.
Umumnya, anak-anak pada fase preschool memang asyik menyerap berbagai hal yang terjadi di sekelilingnya. Tak hanya mengembangkan keterampilan, anak pun akan belajar memecahkan masalah. Oleh karena itu, orangtua memiliki andil besar dalam mendukung perkembangan anak.
MPASI dini biasanya direkomendasikan untuk bayi yang belum mencapai berat badan ideal. Namun, bahaya MPASI yang diberikan terlalu cepat adalah risiko obesitas pada bayi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved