Perkembangan fisik laki-laki dan perempuan selama fase pubertas tentunya berbeda. Masa pubertas umumnya terjadi pada usia 8-15 tahun dan berlangsung hingga empat tahun. Penting bagi orangtua untuk mendampingi anak pada masa ini supaya mereka tidak kebingungan atau malu.
29 Agt 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Orangtua perlu memahami perkembangan fisik laki-laki dan perempuan sepanjang pubertas.
Table of Content
Perkembangan fisik anak laki-laki dan perempuan terjadi pada masa pubertas. Selama fase ini, perubahan yang terjadi pada tubuh berpotensi membuat anak bingung dan malu. Oleh karena itu, penting untuk memahami perkembangan fisik laki-laki dan perempuan pada masa pubertas.
Advertisement
Untuk membantu anak menghadapi berbagai perubahan pada tubuhnya, berikut adalah beragam perubahan fisik pada laki-laki dan perempuan akibat pubertas yang perlu Anda ketahui.
Pubertas biasanya terjadi pada usia 8-15 tahun dan prosesnya bisa memakan waktu hingga empat tahun.
Meski demikian, waktu terjadinya perkembangan jasmani pada masa remaja yang disebabkan pubertas akan didasari oleh jenis kelamin.
Remaja perempuan dapat mengalami pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki pada usia 12 tahun.
Umumnya, ciri perkembangan fisik yang dialami anak laki-laki dan perempuan adalah perubahan hormon sehingga menyebabkan timbulnya jerawat.
Namun secara spesifik, remaja perempuan juga akan mengalami pertumbuhan pada payudara dan menstruasi. Di sisi lain, remaja laki-laki akan mengalami perubahan suara menjadi lebih berat dan munculnya rambut pada wajah.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan seputar perbedaan masa pubertas pada anak laki-laki dan perempuan.
Selama masa pubertas, organ-organ seksual perempuan akan tumbuh dan menstruasi dimulai. Berikut adalah contoh perkembangan fisik pada perempuan saat mencapai fase puber.
Perubahan fisik yang dialami oleh laki-laki pada masa pubertas cukup beragam.
Berikut adalah perkembangan fisik pada anak laki-laki yang dapat Anda amati.
Salah satu ciri perkembangan fisik pada anak laki-laki yang mungkin dapat membuat mereka malu atau terkejut adalah kemampuan penis berereksi.
Anda perlu memberikan pemahaman seputar penis ereksi kepada mereka agar tidak bingung ketika ini terjadi.
Jelaskan bahwa ereksi adalah keadaan penis mengeras dan terisi dengan darah. Kondisi ini adalah hasil dari perubahan hormon dan bisa disebabkan fantasi seksual atau tanpa alasan.
Walaupun perubahan fisik yang dialami laki-laki dan perempuan berbeda, terdapat satu kesamaan yang akan dirasakan keduanya terkait organ reproduksi.
Masa pubertas pada laki-laki dan perempuan sama-sama ditandai dengan berfungsinya organ reproduksi.
Setelah melewati fase puber, remaja akan mencapai kematangan seksual dan bisa bereproduksi.
Baca Juga
Apabila anak remaja mengalami pubertas pada usia kurang atau lebih dari usia perkiraan, hal tersebut masih tergolong normal.
Kondisi yang patut diperhatikan adalah saat anak laki-laki atau perempuan mengalami fase pubertas yang terlalu cepat, misalnya pada usia 5-6 tahun. Kondisi ini disebut sebagai pubertas dini.
Pubertas dini dapat menyulitkan anak-anak secara emosional dan sosial. Contohnya, anak perempuan dengan pubertas dini mungkin bisa malu terhadap perubahan fisiknya, seperti menstruasi atau payudara yang membesar, di saat teman-teman lain belum mengalaminya.
Perubahan fisik yang terlalu dini berpotensi membuat anak perempuan menerima ejekan dari temannya.
Selain itu, pubertas dini dapat mengindikasikan kondisi medis tertentu, contohnya masalah struktural dalam otak (tumor), cedera otak karena benturan kepala, infeksi (seperti meningitis), masalah pada indung telur (ovarium), hingga masalah di kelenjar tiroid.
Jika ini kasusnya, sebaiknya Anda segera memeriksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Di samping pubertas dini, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui saat anak memasuki fase pubertas.
Baca Juga: Seputar Kesehatan Reproduksi Remaja yang Wajiba Diketahui
Perkembangan fisik anak laki-laki dan perempuan terjadi pada masa pubertas. Orangtua disarankan untuk membimbing mereka dalam fase ini dan menjawab segala pertanyaan tentang perubahan fisik yang menyertainya.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai perkembangan fisik laki-laki dan perempuan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tetanus pada bayi umumnya terjadi akibat proses persalinan yang kurang steril dan ibu yang tidak mendapat vaksin tetanus saat proses kehamilan. Toksin bakteri tetanus banyak ditemukan di tanah dan dapat bertahan selama kurang lebih 40 tahun.
Bintitan adalah infeksi pada kelopak mata yang ditandai dengan munculnya benjolan merah berisi nanah yang menyakitkan. Gejalanya adalah benjolan kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada kelopak mata.
Cara menjaga kesehatan tubuh anak perlu diketahui oleh setiap orangtua. Selain menjamin asupan makanan yang bergizi, Anda juga dapat membiasakan anak untuk berolahraga secara rutin.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved