Perimenopause adalah masa menuju menopause yang umumnya dialami oleh wanita usia 30-40 tahun. Salah satu gejala perimenopause adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Perimenopause berbeda dengan premenopause karena premenopause terjadi sebelum perimenopause.
20 Jun 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Perimenopause adalah masa menuju menopause dan umum dialami wanita berusia 30-40 tahunan
Table of Content
Setiap perempuan akan mengalami menopause. Menopause adalah akhir siklus subur seorang perempuan yang ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Menopause tidak terjadi begitu saja. Sebelum memasuki masa ini, Anda akan mengalami masa persiapan menopause yang disebut sebagai perimenopause.
Advertisement
Perimenopause adalah periode transisi yang dialami oleh perempuan saat akan memasuki masa berakhirnya menstruasi atau menopause. Perimenopause dapat berlangsung selama 4-10 tahun sebelum periode menopause terjadi. Umumnya, periode perimenopause dapat dimulai pada usia 30-40 tahun. Namun masa ini dapat pula muncul lebih awal.
Saat mengalami perimenopause, seorang wanita akan mengalami gejala-gejala tertentu yang hampir mirip dengan gejala menopause.
Perimenopause berbeda dengan premenopause meskipun keduanya kerap digunakan secara bergantian. Kata "peri" dalam kata perimenopause memiliki arti menjelang atau sekitar. Sementara itu kata "pre" dalam premenopause berarti sebelum.
Di masa premenopause, Anda masih mengalami menstruasi, baik itu teratur maupun tidak dan secara usia masih berada dalam masa reproduktif. Pada masa premenopause Anda juga belum mengalami perubahan hormon yang signifikan, sehingga tidak ada gejala-gejala tertentu yang dirasakan.
Sementara itu pada masa perimenopause, Anda sudah merasakan gejala yang mirip dengan gejala menopause, namun menstruasi masih terjadi meski biasanya sudah mulai tidak teratur.
Jadi perbedaan perimenopause dan premenopause secara garis besar ada dua, yang pertama pada periodenya dimana premenopause terjadi sebelum perimenopause yang kemudian akan berkembang menjadi menopause, dan yang kedua pada kemunculan gejala.
Perimenopause adalah suatu fase yang dialami wanita ketika terjadi perubahan kadar hormon reproduksi dalam tubuhnya.
Beberapa gejala perimenopause adalah sebagai berikut:
Menurut para ahli kesehatan, salah satu gejala perimenopause yang paling mudah terlihat adalah siklus menstruasi biasanya mengalami kekacauan.
Pasalnya, tamu bulanan ini menjadi tidak teratur. Durasi haid juga dapat menjadi lebih lama maupun lebih pendek.
Jika terjadi perubahan selama tujuh hari atau lebih pada siklus menstruasi, Anda mungkin mengalami perimenopause dini.
Sementara, bila jumlah hari antarsiklus haid Anda melebihi 60 hari, Anda mungkin sedang mengalami tahap akhir perimenopause.
Agar siklus haid menjadi lebih teratur, Anda bisa meminum pil KB dengan dosis rendah. Namun, selalu konsultasikan ke dokter kandungan dulu mengenai hal ini.
Salah satu tanda-tanda perimenopause adalah hot flash.
Tidak semua wanita mengalami gejala hot flash yang sama. Intensitas, durasi, dan frekuensi hot flash bisa bervariasi.
Serangan hot flash bisa membuat kaum hawa tiba-tiba banyak berkeringat selama 5-10 menit. Namun, ada juga sebagian wanita yang hanya merasa kepanasan dan tanpa mengeluarkan keringat.
Apabila terjadi pada malam hari, gejala hot flash yang terasa akan membuat Anda berkeringat.
Kondisi ini dikenal dengan istilah muncul keringat di malam hari. Tak jarang rasa panas tersebut memengaruhi kualitas tidur karena membangunkan Anda dari tidur.
Untuk mengatasi hot flash, Anda dapat menerapkan latihan pernapasan dalam (deep breathing).
Anda juga bisa menghindari berada di suhu panas serta tidak mengonsumsi makanan pedas dan minuman panas agar tidak mudah berkeringat.
Perimenopause adalah kondisi yang terjadi akibat penurunan produksi estrogen.
Alhasil, produksi cairan pelumas dan kelenturan pada jaringan vagina Anda akan berkurang.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan vagina terasa gatal dan pegal. Demikian pula dengan nyeri saat melakukan hubungan seksual.
Selain itu, penurunan produksi estrogen juga dapat membuat kaum hawa lebih rentan untuk mengalami infeksi saluran kemih dan infeksi pada vagina.
Selama mengalami tanda-tanda perimenopause, gairah seksual Anda akan mengalami penurunan.
Kondisi ini dapat terjadi karena ketidakstabilan hormon estrogen dan progesteron, maupun vagina kering dan memicu sakit ketika melakukan hubungan seksual.
Namun, tidak semua wanita mengalami penurunan gairah seks ketika perimenopause.
Bagi para wanita yang memiliki kehidupan hubungan seksual yang memuaskan sebelum menopause dimulai, hasrat seks mereka mungkin saja tidak akan menurun secara drastis.
Satu lagi yang menjadi gejala perimenopause adalah penurunan tingkat kesuburan.
Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakteraturan masa subur (ovulasi) Anda, sehingga membuat peluang kehamilan berkurang.
Kendati demikian, bukan berarti Anda tidak bisa memiliki anak sama sekali.
Selama Anda masih mengalami haid, sekalipun tidak teratur, sel telur masih bisa dibuahi sehingga Anda masih bisa berpeluang untuk hamil.
Penurunan produksi hormon estrogen membuat Anda lebih cepat mengalami kehilangan massa tulang. Inilah yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita.
Untuk mencegah kondisi kerapuhan tulang tersebut, perbanyak konsumsi kalsium dan vitamin D. Pastikan pula Anda berolahraga selama 30 menit setiap hari.
Berikutnya, tanda-tanda perimenopause adalah mengalami perubahan suasana hati (mood swing)
Mood swing ini muncul akibat ketidakstabilan hormon, dan bisa saja meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Baca Juga: Ini Perbedaan Perdarahan Menjelang Menopause dan Haid Biasa
Perimenopause adalah waktu transisi yang menandakan seorang wanita akan mengalami fase menopause.
Seiring bertambahnya usia seorang wanita, indung telur (ovarium) akan memproduksi lebih sedikit estrogen secara bertahap.
Selama 1-2 tahun terakhir perimenopause, produksi estrogen akan menurun secara drastis.
Ketika kadar hormon estrogen dan progesteron menurun di dalam tubuh, maka tanda-tanda perimenopause dapat terjadi.
Perimenopause adalah fase normal yang dialami oleh setiap wanita.
Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab perimenopause terjadi lebih cepat.
Berikut adalah faktor risiko yang menyebabkan perimenopause dapat muncul lebih dini, yakni:
Salah satu faktor risiko yang menjadi penyebab perimenopause muncul lebih cepat adalah kebiasaan merokok.
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok bisa mengalami menopause 1-2 tahun lebih awal dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
Perimenopause dapat terjadi lebih cepat karena faktor keturunan.
Jika ibu atau saudara perempuan kandung Anda mengalami menopause dini, maka anda lebih berisiko mengalami kondisi serupa.
Pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi pada area panggul, dapat menyebabkan menopause dini.
Histerektomi atau operasi pengangkatan rahim dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami menopause lebih cepat.
Terlebih apabila ada salah satu ovarium yang ikut diangkat. Akibatnya, ovarium yang tersisa akan bekerja lebih lamban.
Perimenopause adalah suatu kondisi yang tidak dapat dihindari oleh setiap wanita. Namun, Anda dapat meringankan tanda-tanda perimenopause yang dialami, seperti:
Salah satu cara meringankan tanda-tanda perimenopause adalah dengan terapi hormon estrogen.
Terapi hormon estrogen tersedia dalam bentuk pil, obat tempel di kulit, serta gel atau krim.
Terapi hormon estrogen dapat meredakan gejala perimenopause berupa hot flashes dan berkeringat di malam hari.
Tergantung pada riwayat kesehatan dan anggota keluarga Anda, dokter mungkin akan memberikan obat hormon estrogen dalam dosis yang paling rendah untuk meringankan gejala.
Cara meringankan tanda-tanda perimenopause berupa vagina kering adalah dengan penggunaan hormon estrogen berbentuk tablet, cincin, atau krim vagina, yang dimasukkan langsung ke dalam vagina.
Estrogen vaginal dapat meredakan vagina kering, rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual, dan gangguan saat buang air kecil.
Bagi beberapa wanita yang tidak dapat menggunakan obat hormon estrogen karena kondisi kesehatan tertentu, dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan.
Beberapa obat antidepresan golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors) dapat mengurangi tanda-tanda perimenopause berupa hot flashes.
Gabapentin biasanya digunakan untuk mengobati kejang. Namun, jenis obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala hot flash.
Bagi beberapa wanita yang kerap mengalami migrain dan tidak dapat menggunakan obat hormon estrogen karena kondisi kesehatan tertentu, dokter mungkin akan meresepkan gabapentin.
Baca Juga: Diet Perimenopause untuk Menghadapi Menopause Tanpa Gangguan
Gejala perimenopause adalah siklus haid yang tidak teratur. Ini merupakan hal yang normal dan umum terjadi pada wanita. Karena itu, Anda tidak perlu khawatir.
Meski demikian, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami kondisi-kondisi di bawah ini:
Kondisi-kondisi tersebut mungkin saja menandakan gangguan pada sistem reproduksi Anda. Dengan menemui dokter, Anda akan mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Baca Juga
Meski perimenopause adalah transisi yang berujung pada menopause, dibutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum Anda sepenuhnya mengalami menopause.
Gejala perimenopause dan menopause yang cenderung mirip pun bisa saja membuat kaum hawa tidak menyadari masa peralihan ini.
Jika Anda ingin berdiskusi lebih lanjut seputar perimenopause, Anda bisa konsultasi langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Caranya, download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa tahun terakhir, metode laser vagina banyak digunakan untuk mengencangkan dan meremajakan miss V. Padahal, manfaat dari perawatan ini belum terbukti sepenuhnya dan berisiko menimbulkan komplikasi.
Tanda miom keluar adalah gumpalan darah saat menstruasi, apakah benar? Berikut ini penjelasannya secara medis.
Memasuki masa menopause, ada banyak perubahan di tubuh perempuan. Salah satu usaha demi membuat proses adaptasi lebih mulus, perlu suplemen untuk wanita menopause. Beberapa di antaranya adalan vitamin A, B-12, B6, D, dan E.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved