Selain orang dewasa, anak-anak bisa mengalami gangguan kecemasan. Beberapa di antaranya adalah kecemasan berpisah, fobia spesifik, hingga serangan panik.
2023-03-26 21:10:58
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Anak perempuan lebih rentan mengalami gangguan kecemasan
Table of Content
Bukan hanya orang dewasa yang kerap terperangkap dalam kekhawatirannya sendiri, kecemasan pada anak pun bisa terjadi. Namun, gejala yang muncul pada anak-anak kerap berbeda. Bukannya tampak takut dan risau, mereka lebih sering terlihat marah hingga mudah tersinggung.
Advertisement
Orangtua perlu peka terhadap kondisi ini. Mungkin anak masih belajar melakukan validasi emosi dan mengekspresikan kecemasan pikirannya. Jadi, orangtua harus mengulik jenis kecemasan pada anak apa yang melanda mereka.
Penting diketahui bahwa anak merasa cemas merupakan hal normal. Berbeda usia anak, sumber kecemasannya pun lain. Beberapa jenis kecemasan pada anak di antaranya bisa terjadi karena:
Kekhawatiran dan ketakutan semacam ini sangat wajar dan umumnya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak. Suatu kecemasan dianggap sebagai gangguan apabila terus menerus terjadi tanpa ada pemicunya sekalipun.
Baca Juga
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 7,1% anak-anak berusia antara 3-17 tahun mengalami gangguan kecemasan. Anak-anak dalam kondisi ini akan mengalami gejala seperti:
Frekuensi dan munculnya gejala di atas berbeda-beda, bergantung pada kondisi kecemasannya. Beberapa jenis ketakutan seperti kecemasan sosial dan fobia juga bisa terjadi karena situasi dan objek spesifik.
Baca Juga
Lebih jauh lagi, berikut ini jenis kecemasan pada anak yang serius dan bukan sekadar ketakutan berdasarkan fase usia mereka. Apa saja?
Separation anxiety adalah rasa takut luar biasa ketika harus berpisah dengan orangtua atau pengasuh. Jenis ketakutan ini umum terlihat pada anak-anak berusia 3 atau 4 tahun.
Gejala separation anxiety mudah terlihat seperti menolak pergi ke manapun tanpa ada orangtua atau pengasuh, menolak tidur sendiri, hingga tidak mau ditinggal di daycare saat orangtua harus bekerja.
Untuk menegakkan diagnosis anak mengalami generalized anxiety disorder, harus terlihat rasa takut dan kekhawatiran luar biasa setidaknya selama 6 bulan berturut-turut. Pemicunya pun bisa saja lebih dari satu hal, contohnya teman-teman dan juga sekolah.
Tak hanya itu, anak dengan jenis gangguan kecemasan ini juga menghadapi kesulitan mengendalikan rasa khawatirnya. Akibatnya, ini akan berdampak pada hal lain. Contohnya tidak bisa bergaul dengan teman sekolah sehingga sukar berkonsentrasi dan nilainya menurun.
Selain itu, anak dengan gangguan kecemasan semacam ini juga bisa mengalami gejala seperti sakit kepala, sakit perut, hingga nyeri otot.
Anak-anak bisa merasa cemas luar biasa karena pemicu spesifik seperti petir, laba-laba, badut, rumah angker, dan lain sebagainya. Gejala yang muncul bisa berupa menangis atau menempel pada orangtuanya. Namun kabar baiknya, sebagian besar fobia spesifik ini bisa mereda seiring dengan bertumbuhnya mereka.
Anak dengan kondisi OCD akan terus menerus terobsesi tentang hal tertentu. Mereka melakukan aktivitas yang terus diulang bagai berada di bawah tekanan. Contohnya mencuci tangan terus menerus, memeriksa sesuatu lagi dan lagi, atau mengulang kalimat dan kata tertentu kepada diri sendiri sebagai respons atas obsesinya.
Meski tidak umum terjadi pada anak-anak, serangan panik juga bisa terjadi pada anak remaja. Bukan hanya merasa takut atau tidak nyaman, ada juga beberapa gejala berikut:
Dari seluruh jenis kecemasan pada anak, mutisme selektif atau selective mutism adalah salah satu yang paling sering luput terlihat. Orang mungkin sekilas menganggap anak sekadar pemalu.
Gejala dari anak dengan mutisme selektif adalah menolak berbicara dengan orang lain. Mereka mungkin hanya akan berbicara dengan anggota keluarga terdekatnya di rumah. Ketika berada di sekolah atau situasi sosial lainnya, mereka akan merasa sangat cemas serta tidak nyaman ketika dituntut berbicara.
Baca Juga
Kabar baik bagi para orangtua, gangguan kecemasan pada anak adalah kondisi yang bisa ditangani. Jangan tunda berbicara pada dokter anak, psikolog anak, atau psikiater ketika kondisi ini sudah mengganggu aktivitas normal sehari-hari mereka.
Sama halnya seperti orang dewasa, anak perempuan dua kali lipat lebih rentan mengalami kecemasan berlebih. Para ahli menyarankan anak perempuan berusia di atas 13 tahun harus diperiksa kondisi mentalnya secara berkala. Jika tidak, bisa menjadi semakin parah.
Lalu, apa yang sebaiknya orangtua lakukan?
Cara orangtua mengajarkan cara menghadapi kecemasan berperan sangat penting pada anak-anak. Orangtua tak perlu merasa mereka tak punya ketakutan apapun. Akui saja karena hal ini sangatlah manusiawi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang cara menghadapi gangguan kecemasan pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Naif artinya terlalu polos dan lurus terhadap sesuatu. Orang yang terlalu naif terkadang mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan orang lain. Ini cara mengatasinya.
Mainan anak 1 tahun haruslah menyenangkan dan edukatif, seperti lego atau blocks, mencocokan bentuk, puzzle berpotongan besar, atau menyusun ring donat.
Benarkah cemburu tanda sayang? Sebenarnya, cemburu yang berlebihan justru dapat menyebabkan masalah dalam hubungan percintaan. Untuk menghilangkan rasa cemburu, Anda dapat melakukan beberapa hal.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved