Memahami perbedaan stres dan depresi bisa membantu mencegah tingkat keparahannya. Stres efeknya langsung mengubah suasana hati. Apabila tidak bisa mengontrolnya, kondisi ini bisa berujung pada kondisi yang lebih parah seperti depresi.
14 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Kondisi stres parah bisa
Table of Content
Bagi orang awam, stres dan depresi sekilas tampak serupa. Padahal, keduanya memiliki perbedaan sehingga penanganannya pun berbeda. Namun, keduanya tak bisa diremehkan. Apabila sudah terlalu stres, ini bisa meningkatkan risiko depresi. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Advertisement
Ada perbedaan dari kondisi stres dan depresi. Stres adalah kondisi yang berkaitan dengan perasaan kewalahan dan kelelahan karena aktivitas sehari-hari. Sementara, depresi adalah kondisi yang membuat Anda kehilangan motivasi serta minat akan aktivitas yang biasanya Anda senangi. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan stres dan depresi:
Stres adalah reaksi normal tubuh saat mengalami perubahan dan tekanan terus-menerus. Saat dilanda stres, tubuh akan membaca adanya ancaman atau serangan. Hal ini bisa membuat tubuh akan melepas berbagai hormon dan zat-zat kimia, seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin.
Pelepasan hormon dan senyawa kimia tersebut bertujuan mempersiapkan tubuh untuk melakukan tindakan fisik. Hal ini menyebabkan timbulnya sejumlah reaksi fisik yang meliputi peningkatan detak jantung, napas makin cepat, otot menegang, dan kenaikan tekanan darah.
Mengutip Cleveland Clinic, tekanan stres dapat mendorong Anda agar semakin terpacu menghadapi tantangan. Namun, bisa pula mematahkan semangat.
Pasalnya, setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam menghadapi stres. Sebagian orang mungkin akan terbiasa dan lebih mampu mengatasi stres daripada sebagian orang lainnya.
Stres yang tidak berhasil diatasi dapat berujung pada depresi.
Depresi adalah suatu gangguan mental yang berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan penderitanya. Mulai dari suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, hingga tingkat konsentrasi.
Ini bisa mengakibatkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus.
Orang yang mengalami depresi juga terus merasa gagal, mudah lelah, kehilangan semangat atau motivasi, bahkan memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Maka dari itu, depresi harus ditangani dengan saksama agar tidak berujung fatal.
Baca Juga
Saat mengalami stres, tubuh merespons untuk membantu menghadapinya. Berikut adalah beberapa tanda atau gejala umum stres, seperti:
Sedangkan gejala depresi dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, ini meliputi:
Setiap orang mempunyai alasan stres yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab stres:
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab depresi. Ingatlah bahwa setiap orang bisa mengalaminya. Namun, ada beberapa faktor penyebab yang meningkatkan risiko depresi, seperti:
Baca Juga
Sebenarnya, tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi stres.
Hal yang terpenting adalah fokus untuk mengubah situasi, menenangkan diri, serta mengembangkan keterampilan untuk mengatasi stres. Berikut adalah beberapa cara mengatasi stres:
Depresi menjadi salah satu gangguan mental yang paling bisa diobati, yaitu sekitar 80% hingga 90%.
Namun, sebelumnya psikiater atau psikolog perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Termasuk wawancara dan pemeriksaan fisik. Ini dilakukan untuk memastikan Anda bukan mengalami kondisi medis seperti masalah tiroid atau kekurangan asupan vitamin.
Berikut adalah pengobatan serta perawatan untuk mengatasi depresi, yaitu:
Hampir sama dengan cara mengatasi stres, Anda juga perlu berlatih dengan melakukan hal untuk mencegah depresi.
Seperti berolahraga secara teratur, beraktivitas untuk meningkatkan suasana hati, tidur cukup, dan lain-lainnya.
BACA JUGA: [INFOGRAFIK] 9 Tanda Anda Membutuhkan Bantuan Profesional
Selain stres dan depresi, kondisi lain yang juga kerap disamakan adalah cemas. Padahal, cemas, stres, dan depresi adalah kondisi yang berbeda, meski saling terkait.
Stres adalah respons terhadap tekanan yang sedang Anda rasakan. Sedangkan kecemasan adalah reaksi terhadap stres yang sedang dialami. Terkadang, penyebab kecemasan pun tidak diketahui.
Berbeda lagi pada kondisi depresi dan rasa cemas. Jika sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas, mungkin saja Anda mengalami gangguan kecemasan, depresi, atau bahkan keduanya.
Faktanya, setengan dari penderita depresi juga mempunyai diagnosis gangguan kecemasan.
Stres dan depresi bukanlah gangguan mental yang dapat hilang begitu saja. Jadi, jangan remehkan kondisi ini dan carilah bantuan medis. Segera berkonsultasi dengan dokter, psikolog, atau psikiater apabila Anda atau orang terdekat mengalami stres berkepanjangan hingga depresi. Apalagi jika keinginan bunuh diri sudah muncul.
Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat sesuai kondisi.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan cemas, stres, dan depresi? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Selebritas Ariel Tatum memang sempat menghilang sejenak dari industri hiburan Indonesia. Ternyata, hal itu diakibatkan gangguan mental yang belum lama ini diakuinya. Seperti apa gejala dan cara menangani borderline personality disorder?
Ciri-ciri orang percaya diri dapat Anda lihat dari pola pikir dan perilakunya. Beberapa sikap yang umumnya ditunjukkan orang dengan kepercayaan diri tinggi antara lain menganggap diri sendiri berharga, tak takut gagal, berani melakukan kesalahan, dan menerima kelemahan yang dimiliki.
Cara menjaga kesehatan mental adalah melakukan kegiatan yang Anda sukai. Menjalankan gaya hidup sehat juga dapat membantu Anda jauh dari stres.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved