logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Apa Bedanya Rabun Dekat (Hipermetropia) dan Rabun Jauh (Miopi)?

open-summary

Rabun dekat dan rabun jauh sama-sama membuat mata sulit fokus untuk melihat benda-benda di sekitar. Rabun jauh terjadi ketika cahaya yang masuk justru jatuh di depan retina, sementara rabun dekat disebabkan oleh cahaya yang masuk ke belakang retina.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

24 Apr 2019

rabun dekat dan rabun jauh memiliki banyak perbedaan penyebab

Jika rabun dekat dan rabun jauh cenderung dialami orang dewasa muda, rabun tua banyak dialami orang-orang usia lanjut

Table of Content

  • Perbedaan penyebab rabun dekat dan rabun jauh
  • Perbandingan jumlah pengidap rabun jauh dan rabun dekat di dunia
  • Perbedaan ciri-ciri rabun dekat dan rabun jauh
  • Perbedaan rabun dekat dan rabun tua
  • Perbedaan cara mengatasi rabun dekat, rabun jauh, dan rabun tua
  • Kapan harus konsultasi ke dokter?

Mata adalah jendela dunia yang membuat kita mampu melihat keindahan alam dan berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Akan tetapi, beberapa orang mungkin saja kesulitan melihat dengan jelas sehingga bayangan benda terlihat buram. Masalah fokus penglihatan mata ini disebut dengan gangguan refraksi, yang terbagi menjadi rabun dekat dan rabun jauh, serta rabun tua. Rabun dekat itu sendiri juga sering disalahartikan dengan rabun tua.

Advertisement

Lantas, apa perbedaan antara rabun dekat dan rabun jauh serta rabun tua?

Perbedaan penyebab rabun dekat dan rabun jauh

Salah satu perbedaan antara rabun dekat dan rabun jauh yang paling utama adalah penyebabnya.

Seperti namanya, rabun jauh alias miopia adalah gangguan fokus mata yang menyebabkan penglihatan buram ketika melihat benda berjarak jauh.

Rabun jauh terjadi ketika jarak antara kornea dengan retina terlalu jauh sehingga cahaya yang masuk justru jatuh di depan retina.

Baca Juga

  • 4 Jenis Pengobatan Glaukoma yang Bisa Kembalikan Fungsi Mata
  • 4 Jenis Kelainan Refraksi yang Paling Umum Terjadi
  • Jenis Pemeriksaan Mata dan Waktu yang Paling Tepat untuk Periksa

Kebalikannya rabun dekat alias hipermetopi adalah gangguan pada fokus mata yang membuat seseorang kesulitan melihat benda berjarak dekat dengan jelas

Orang-orang yang memiliki masalah rabun dekat justru dapat melihat benda yang berada di kejauhan tanpa harus mengernyit. 

Rabun dekat disebabkan oleh kornea mata yang terlalu datar atau kurang melengkung, lensa mata yang kurang tebal, atau bola mata terlalu pendek. Hal ini membuat cahaya yang masuk ke mata malah terfokus di belakang retina mata.

Retina adalah lapisan sangat tipis di bagian belakang bola mata. Retina berfungsi menerima cahaya dan dan mengirimkannya ke otak untuk diolah menjadi gambar yang bisa kita lihat.

Idealnya, cahaya yang masuk ke mata bisa ditangkap tepat oleh retina; tidak jatuh di depan atau di belakang retina.

Perbandingan jumlah pengidap rabun jauh dan rabun dekat di dunia

Mengutip laman WHO, sekitar 153 juta orang di seluruh dunia diperkirakan memiliki gangguan refraksi.

Rabun dekat diperkirakan memengaruhi 27% dari total populasi dunia (1.893 juta orang) dan rabun jauh dimiliki oleh 25 persen penduduk dunia.

Jumlah kasus miopia dilaporkan setinggi 70-90% di beberapa negara Asia, 30-40% di Eropa dan Amerika Serikat, dan 10-20% di Afrika.

Tercatat pula bahwa kasus rabun dekat paling banyak terdapat di Asia Timur, seperti Cina, Jepang, dan Republik Korea, serta Asia Tenggara, khususnya Singapura.

Sementara itu, kasus rabun jauh tertinggi ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa di wilayah Amerika.

Perbedaan ciri-ciri rabun dekat dan rabun jauh

Rabun jauh atau miopi adalah masalah penglihatan yang membuat Anda dapat melihat objek yang jaraknya dekat dengan jelas, tapi jika jaraknya jauh jadi terlihat buram.

Kebalikannya, rabun dekat adalah masalah fokus yang membuat penglihatan justru buram ketika memandang objek berjarak dekat.

Namun demikian, perbedaan antara rabun dekat dan rabun jauh bukan cuma itu. Selain penglihatan buram ketika melihat benda dalam jarak jauh, ciri-ciri rabun jauh secara umum juga dapat mencakup:

  • Harus menyipitkan mata atau menutup sebelah kelopak mata untuk bisa jelas melihat dalam jarak jauh.
  • Sakit kepala karena mata kelelahan.
  • Kesulitan melihat saat berkendara, khususnya pada malam hari.
  • Harus duduk lebih dekat dengan televisi, layar lebar, atau duduk kursi di barisan terdepan.
  • Tampak tidak menyadari adanya benda pada jarak jauh.
  • Terlalu sering mengedipkan mata.
  • Menggosok-gosok mata secara berlebihan, biasanya untuk mencoba “mengatur kembali” fokus penglihatan.

Pada orang-orang yang memiliki rabun dekat alias mata plus dalam taraf ringan, gejala mungkin tak akan begitu terasa. Beberapa orang masih tetap bisa melihat objek jauh dan dekat dengan jelas.

Namun seiring waktu, Anda bisa mengalami ciri-ciri rabun dekat seperti:

  • Penglihatan kabur pada jarak baca normal.
  • Kesulitan melihat hal yang detail secara dekat, seperti membaca kata-kata, kalimat, dan sebagainya.
  • Siluet objek di sekitar yang dekat terlihat kabur.
  • Mata terasa nyeri (mata lelah).
  • Gelisah dan kelelahan.
  • Perlu memicingkan mata untuk melihat lebih jelas, atau membawa objek yang ingin dilihat sangat dekat ke mata.
  • Sulit berkonsentrasi atau fokus melihat objek yang berjarak dekat.
  • Sakit kepala atau pusing setelah membaca.
  • Beberapa anak yang memiliki rabun dekat dapat memiliki mata juling (strabismus), jika kasusnya sudah sangat parah.

Gangguan penglihatan ini sangat umum dialami. Rabun dekat dan rabun jauh sama-sama dapat dialami oleh orang di segala usia, tapi biasanya muncul sejak masa kanak-kanak. Miopi biasanya mulai muncul saat umur 8-12 tahun.

Perbedaan rabun dekat dan rabun tua

Seperti yang telah disebut di atas, rabun dekat juga sering disalahartikan dengan rabun tua.

Satu hal yang paling membedakan keduanya adalah jika rabun dekat dapat dialami oleh segala usia dan dimulai sejak dini, rabun tua cenderung mulai dialami pada usia 40 tahun ke atas.

Rabun tua alias presbiopia adalah bagian dari proses penuaan alami yang membuat mata kehilangan kemampuannya secara bertahap untuk fokus melihat benda-benda yang berjarak dekat.

Masalah rabun tua dapat semakin terus memburuk sampai sekitar usia 65 tahun. Perburukan gejala ini disebabkan oleh otot dan lensa mata yang ikut menua seiring bertambahnya usia, yang membuat semakin sulit untuk memfokuskan penglihatan.

Penuaan membuat otot dan lensa mata Anda mengeras sehingga jadi kurang fleksibel. Akibatnya, lensa tidak lagi dapat berubah bentuk untuk berfokus pada objek dengan jarak dekat.

Secara umum, ciri-ciri rabun dekat dan rabun tua tidak berbeda auh. Rabun tua (presbiopi) dan rabun dekat (hipermetropi) membuat seseorang kesulitan melihat objek yang dekat.

Rabun dekat dan rabun tua juga dapat membuat penderitanya mengalami sakit kepala dan kelelahan pada mata. Bedanya, penderita rabun tua mungkin merasa gejala-gejala di atas cenderung memburuk ketika sedang lelah atau berada di ruangan dengan pencahayaan redup.

Perbedaan cara mengatasi rabun dekat, rabun jauh, dan rabun tua

Pemeriksaan mata dapat membantu untuk mendeteksi kelainan refraksi. Dokter akan meneteskan cairan untuk melebarkan mata agar mata bagian dalam lebih mudah untuk diperiksa.

Dokter akan menggunakan berbagai macam alat serta lensa yang digunakan untuk memeriksa mata Anda. Setelah pemeriksaan, barulah dokter dapat mendiagnosis masalah fokus apa yang sebenarnya Anda alami dan merekomendasikan penanganan yang tepat.

Penderita hipermetropi (rabun dekat) dan rabun tua (presbiopi) umumnya dapat ditolong dengan kacamata berlensa plus.

Bagi penderita rabun jauh (miopia), penglihatannya dapat ditolong oleh kacamata berlensa cekung alias lensa minus. Kacamata berlensa cekung digunakan untuk membantu penderita rabun jauh agar dapat melihat benda-benda yang jaraknya jauh.

Penderita rabun dekat dan rabun jauh juga dapat ditolong dengan pemakaian lensa kontak yang khusus diresepkan dokter.

Selain dengan penggunaan alat bantu penglihatan, alternatif lain untuk mengatasi eabun dekat dan rabun jauh adalah dengan menjalani bedah mata, seperti:

  • Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK), bedah yang menggunakan laser untuk membentuk ulang bagian luar kornea serta mengganti bagian bagian pelindung luar kornea.
  • Photorefractive keratectomy (PRK), bedah tidak hanya membentuk ulang kornea tetapi juga mengeluarkan bagian pelindung luar kornea mata dan tidak mengganti pelindung luar kornea mata.
  • Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK), bedah menggunakan laser untuk memperbaiki lekukan kornea mata.

Kapan harus konsultasi ke dokter?

Jika Anda merasa kesulitan saat melihat objek yang dekat atau jauh, segera konsultasi ke dokter mata agar bisa mendapat penanganan yang tepat.

Meskipun Anda tidak mengalami gangguan penglihatan, sebaiknya Anda tetap melakukan pemeriksaan mata secara teratur. Terkadang Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda mengalami gangguan mata. Baik rabun dekat dan rabun jauh dapat memburuk seiring bertambahnya usia atau jika tidak cepat ditanggulangi.

Anda perlu rutin menjalani pemeriksaan mata sedini mungkin untuk mendeteksi rabun dekat dan rabun jauh, sebisa mungkin sejak sebelum berusia 40 tahun. 

Pada usia 40-54 tahun, lakukan pemeriksaan mata dapat dilakukan setiap dua hingga empat tahun sekali. Sementara pada usia 55-64 tahun, Anda perlu memeriksakan mata Anda setiap satu hingga tiga tahun sekali.

Jika Anda telah berusia 65 tahun ke atas, Anda perlu memeriksakan mata Anda setiap satu hingga dua tahun sekali.

Advertisement

rabun dekatrabun tuagangguan matarabun jauhmata minusmata lelah

Ditulis oleh Ajeng Quamila Irawan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved