logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Pria

Perbedaan Penis Disunat dan Tidak: Ukuran, Sensitivitas, hingga Risiko Infeksi

open-summary

Perbedaan penis disunat dan tidak disunat dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain higienitas, sensitivitas seksual, lubrikasi, hingga risiko infeksi. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan penis yang tidak disunat dapat memengaruhi kesuburan.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

15 Mar 2021

Perbedaan penis disunat dan tidak bukan hanya dari segi tampilan saja

Pria yang telah disunat mempunyai risiko lebih rendah tertular infeksi menular seksual

Table of Content

  • Perbedaan penis disunat dan tidak disunat
  • Apakah penis belum sunat memengaruhi kesuburan?
  • Benarkah sunat membuat ukuran penis menjadi lebih besar?
  • Catatan dari SehatQ

Sunat merupakan pilihan pribadi dari masing-masing orang. Di beberapa negara, salah satunya Indonesia, tindakan ini sudah menjadi tradisi turun-menurun sehingga kebanyakan pria memiliki penis yang telah disunat. Meskipun begitu, ada juga pria yang memilih untuk tidak disunat karena alasan-alasan tertentu. Apabila dilihat dari sisi medis, apa saja yang menjadi perbedaan penis disunat dan tidak? Lalu, manakah yang lebih baik untuk kesehatan, cowo disunat atau tidak?

Advertisement

Perbedaan penis disunat dan tidak disunat

Perbedaan penis disunat dan tidak bukan hanya dari segi tampilan saja. Beberapa perbedaan bisa dirasakan oleh pemilik penis yang belum sunat dan sudah, mulai dari sensitivitas terhadap rangsangan, lubrikasi, hingga risiko terserang infeksi tertentu.

Berikut ini sejumlah perbedaan penis sunat dan tidak:

1. Higienitas

Penis belum sunat membutuhkan perhatian ekstra dalam hal kebersihan. Ketika bagian bawah kulup tidak dibersihkan secara rutin, minyak, bakteri, dan sel kulit mati akan menumpuk menjadi smegma.

Smegma sendiri dapat membuat penis Anda menjadi beraroma tidak sedap. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa memicu balanitis, yaitu ketika kulup penis sulit atau atau tak dapat ditarik saat ereksi karena peradangan.

Sementara itu, penis yang sudah disunat cukup dibersihkan dengan cara mencucinya dengan sabun dan air bersih ketika mandi. Namun, kulit di sekitar kepala penis mungkin akan jadi lebih kering dan mudah lecet atau teriritasi tanpa kulup. Untuk mencegahnya, hindari menggunakan celana maupun celana dalam yang ketat.

2. Sensitivitas seksual

Sebuah studi di tahun 2016 mengatakan, kulup adalah bagian dari penis yang paling sensitif terhadap rangsangan sentuhan. Meski begitu, sensitivitas yang tinggi ini tak selalu membuat Anda merasakan pengalaman seks yang lebih nikmat dan memuaskan dibandingkan penis sudah sunat.

3. Lubrikasi

Perbedaan penis disunat dan tidak yang selanjutnya ada pada lubrikasi. Kulup disebut dapat memberikan pelumasan alami pada penis. Sementara itu, penis yang telah disunat mungkin membutuhkan lubrikasi ekstra saat melakukan aktivitas seksual tertentu, salah satunya anal seks.

Namun, perbedaan lubrikasi tersebut tidak berarti membuat orang dengan penis belum sunat akan merasakan kenikmatan lebih saat berhubungan seks. Selain itu, lubrikasi yang berbeda tersebut tidak berpengaruh terhadap kesehatan penis.

4. Risiko infeksi

Penis yang belum sunat lebih berisiko terkena infeksi saluran kemih. Selain itu, penumpukan smegma yang terjadi ketika kulup penis tidak dibersihkan dengan benar juga meningkatkan risiko infeksi penyebab fimosis (kulup melekat erat pada kepala penis) dan balanitis (radang yang membuat kulup sulit ditarik saat ereksi).

Sementara itu, pria yang telah disunat mempunyai risiko lebih rendah tertular infeksi menular seksual (IMS) seperti herpes genital. Risiko tertular HIV dari pasangan wanita juga lebih kecil 50 hingga 60 persen jika penis Anda sudah disunat.

Apakah penis belum sunat memengaruhi kesuburan?

Banyak yang menyebut bahwa sunat memengaruhi kesuburan seorang pria. Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ada tidaknya kulup berpengaruh terhadap kesuburan seseorang.

Penyebab ketidaksuburan sendiri umumnya berkaitan dengan produksi sperma dalam testis. Beberapa faktor yang bisa memengaruhi kesuburan pria, di antaranya:

  • Genetik
  • Masalah ejakulasi
  • Jumlah sperma yang rendah
  • Efek mengonsumsi obat tertentu
  • Testis tidak memproduksi sperma
  • Testis memproduksi sperma dengan bentuk atau gerakan yang tidak normal

Benarkah sunat membuat ukuran penis menjadi lebih besar?

Kabar yang mengatakan bahwa sunat bisa membuat ukuran penis menjadi lebih besar tidak benar. Tidak disunat malah akan membuat ukuran penis menjadi lebih besar dibandingkan sesudah sunat. Namun, kondisi tersebut hanya berlaku saat penis tidak ereksi.

Besar ukuran penis tidak dipengaruhi oleh sunat, melainkan berdasarkan faktor genetik. Selain itu, aliran darah menuju jaringan penis juga bisa berpengaruh terhadap ukuran Mr P saat ereksi secara maksimal.

Baca Juga

  • Mengenal Buried Penis atau Penis Mendelep dan Cara Mengatasinya
  • Sunat Laser: Kenali Keunggulan dan Kekurangannya
  • Tindik Penis, Apa Saja Manfaat dan Risikonya?

Catatan dari SehatQ

Sunat atau tidak sunat merupakan pilihan pribadi seseorang. Namun, apabila dilihat dari segi kesehatan, pria lebih disarankan untuk sunat guna mengurangi risiko mengalami maupun tertular infeksi penyakit tertentu.

Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai perbedaan penis disunat dan tidak serta dampaknya terhadap kesehatan, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ . Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

kulup penissunat

Ditulis oleh Bayu Galih Permana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved