Perbedaan parasetamol dan ibuprofen utamanya adalah fungsinya dalam mengobati peradangan. Kenali perbedaannya lebih jauh di artikel ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
30 Des 2020
Parasetamol dan ibuprofen memiliki fungsi berbeda
Table of Content
Obat pereda nyeri termasuk jenis obat yang paling banyak dibeli tanpa memerlukan resep dokter. Dari dua jenis yang paling populer, perbedaan parasetamol dan ibuprofen adalah mengalami metabolisme di organ berbeda dalam tubuh.
Advertisement
Kedua jenis obat ini berasal dari kelas yang berbeda, namun fungsinya sama. Umumnya, orang mengonsumsinya untuk mengatasi sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, atau menurunkan demam.
Cara kerja obat parasetamol dan ibuprofen hampir mirip. Keduanya menahan produksi prostaglandin dan enzim COX di dalam tubuh. Ini adalah senyawa yang menimbulkan rasa nyeri, demam, serta peradangan.
Namun, perbedaan di antara keduanya adalah:
Ibuprofen akan diolah atau menjalani metabolisme di ginjal. Sementara parasetamol diproses di dalam liver. Setelah diproses, hampir tidak bisa ditemukan ibuprofen di urine.
Sementara ketika hati memproses paracetamol, sebagian besar kandungannya akan dipecah menjadi bentuk larut-air yang bisa dibuang lewat urine maupun empedu. Proses ini disebut juga dengan sulfation pathway.
Ibuprofen termasuk dalam obat anti-peradangan non-steroid (NSAID). Artinya, tujuannya adalah untuk mengatasi peradangan dalam tubuh. Di sisi lain, parasetamol tidak termasuk dalam NSAID. Klasifikasi kelas ini menjadi pembeda utama antara keduanya.
Mengonsumsi ibuprofen bisa menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Oleh sebab itu, obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi saat perut dalam keadaan kosong karena bisa menyebabkan iritasi dinding lambung. Bahkan ada pula risiko terjadi pendarahan dan luka.
Selain itu, ibuprofen juga paling efektif dikonsumsi bersamaan atau setelah makan. Sementara parasetamol lebih tidak berisiko menimbulkan rasa kurang nyaman di pencernaan.
Jika mencari obat yang bisa meredakan radang sendi, ibuprofen bisa jadi pilihan. Di sisi lain, parasetamol juga bisa diminum untuk meredakan rasa sakit akibat arthritis, namun tidak akan mengobati peradangannya. Jadi, sebelum mengonsumsi obat pereda nyeri, perlu disesuaikan dengan apa pemicunya.
Baca Juga
Kedua jenis obat ini tidak boleh dikonsumsi bersamaan. Apabila salah satu jenis obat dirasa tidak membantu, boleh saja berganti ke jenis lainnya namun harus menunggu waktu dosis berikutnya. Tidak disarankan mengonsumsi keduanya di waktu bersamaan.
Lebih jauh lagi, ibu hamil juga tidak disarankan minum ibuprofen. Sebaiknya, pilih parasetamol apabila merasakan nyeri yang perlu diredakan dengan obat. Namun, dosisnya pun perlu dibatasi.
Sebuah studi dari Edinburgh University di Skotlandia menunjukkan bahwa konsumsi parasetamol dan ibuprofen dapat membahayakan kesuburan embrio. Bahkan, obat-obatan ini bisa berpengaruh pada DNA hingga kesehatan bayi pada jangka panjang.
Orang yang menderita penyakit-penyakit berikut ini juga sebaiknya menghindari konsumsi ibuprofen, yaitu:
Ketika dihadapkan pada dua pilihan obat pereda nyeri ini, perhatikan apa penyebab rasa sakit. Selain itu, pertimbangkan pula riwayat medis dan rekomendasi lainnya. Kedua jenis obat ini bisa dikonsumsi setiap 4 jam sekali.
Painkiller umumnya hanya meredakan gejala untuk periode singkat. Cara terbaik untuk mengatasi rasa sakit adalah tidur cukup dan berkualitas di malam hari. Istirahat adalah obat terbaik untuk rasa sakit.
Adakah efek sampingnya?
Meskipun parasetamol dan ibuprofen bisa diminum tanpa resep dokter, tetap saja ada efek samping yang mungkin muncul apabila dikonsumsi berlebihan. Oleh sebab itu, orang yang minum obat ini harus tahu betul hal-hal penting seperti dosis, cara mengonsumsi, hingga apa yang harus dilakukan jika tidak ada perubahan.
Mengingat parasetamol dan ibuprofen bekerja dengan cara berbeda, pastikan mengonsumsinya sesuai dengan keluhan. Apabila mengonsumsi tablet ibuprofen, disarankan mengambil dosis terkecil untuk waktu tersingkat.
Utamanya jika sakit yang dialami seperti sakit gigi atau nyeri haid, sebaiknya hanya konsumsi selama 1-2 hari saja. Tidak disarankan mengonsumsi lebih dari 10 hari kecuali sudah mendapat rekomendasi dari dokter.
Baca Juga
Apabila keluhan medis yang dialami memerlukan penanganan ibuprofen lebih dari 6 bulan, dokter akan memberikan obat untuk melindungi lambung dari efek sampingnya.
Sementara untuk parasetamol, jangan mengonsumsi lebih dari 8 tablet dalam rentang waktu 24 jam.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana cara tepat memilih obat pereda nyeri, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Buah kiwano atau melon tanduk adalah buah yang berasal dari Afrika. Buah ini kaya akan kandungan kalori. Manfaatnya juga baik untuk kesehatan kulit hingga jantung.
23 Mar 2021
Dalam menurunkan berat badan, umumnya seseorang harus mengurangi 500 kalori setiap hari. Namun, kebutuhan kalori per hari untuk diet pun sebetulnya berbeda antara wanita dan pria. Lantas, berapakah yang harus dipenuhi?
31 Agt 2020
Efek radiasi nuklir dikenal dapat meningkatkan peluang seseorang menderita kanker. Namun, tahukah Anda kalau terpapar radiasi nuklir juga dapat memicu gangguan organ dalam, seperti masalah pada sistem saraf dan kardiovaskuler. Terpapar radiasi nuklir dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan radiation sickness yang memicu berbagai gangguan fisik dan bahkan kematian.
18 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved