Menurut, berapa bukti ilmiah, perbedaan otak laki-laki dan perempuan cenderung memengaruhi sifat dan pola pikir berdasarkan gender. Namun, hal ini tak sepenuhnya mutlak, faktor eksternal dan lingkungan juga ikut berpengaruh.
27 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cara berpikir laki-laki dan perempuan juga ditentukan oleh pengalaman dan kebudayaan
Table of Content
Pernahkah Anda merasakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan sifat dan pola pikir yang berbeda? Selain pengaruh eksternal, perbedaan otak laki-laki dan perempuan turut andil dalam perbedaan cara berpikir dan bersikap antara pria dan wanita.
Advertisement
Simak ulasan berikut ini untuk tahu lebih lanjut.
Perbedaan otak laki-laki dan perempuan bukan berarti makna sebenarnya. Secara umum, bentuk fisik otak laki-laki maupun perempuan sama saja. Hal yang membedakan keduanya adalah cara kerjanya.
Otak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam hal koneksi atau peta jalan otak (brain road map). Secara ilmiah, ini dikenal dengan istilah the connectome.
Perbedaan koneksi inilah yang membedakan kecenderungan sifat dan pola pikir antara laki-laki dan perempuan, bahkan saat menghadapi situasi yang sama. Adakalanya pria lebih unggul dalam hal tertentu, sedangkan wanita lebih unggul dalam hal lainnya.
Dikutip dalam WebMD, penelitian dengan bantuan MRI yang dilakukan oleh seorang Associate Profesor dari University of Pennsylvania, mengungkap perbedaan signifikan antara otak laki-laki dan perempuan.
Otak wanita memiliki lebih banyak koneksi ke kiri dan kanan yang melintasi dua bagian otak. Ini memberikan keuntungan dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan menarik kesimpulan. Bagian otak kiri menangani pemikiran logis dan bagian otak kanan berhubungan dengan intuisi.
Perempuan juga diketahui memiliki lebih banyak struktur yang berperan dalam memori dan kemampuan komunikasi. Tak hanya itu, penelitian menemukan bahwa otak wanita memiliki lebih banyak koneksi saraf (wiring) di area yang berkaitan dengan memori dan kognisi sosial.
Tak heran, jika wanita cenderung lebih baik dalam memahami perasaan orang dan mengetahui cara tepat merespons dalam situasi sosial. Selain itu, wanita memiliki hipokampus, yaitu bagian otak yang mengatur belajar dan menghapal, yang lebih besar daripada pria.
Sementara itu, otak laki-laki lebih banyak koneksi dari depan ke belakang. Ini dapat meningkatkan persepsi dan membuat mereka lebih terbiasa dengan apa yang terjadi di sekitar sehingga dapat mengambil tindakan.
Selain itu, pria memiliki koneksi lebih kuat antara area otak untuk keterampilan motorik dan spasial. Ini cenderung membuat mereka lebih baik dalam melakukan tugas yang membutuhkan koordinasi tangan dan mata, seperti melempar bola atau menggunakan palu.
Meski begitu, perbedaan cara kerja otak laki-laki dan perempuan di atas belum tentu berlaku untuk setiap orang. Sebuah studi yang dilakukan di Tel Aviv University menemukan bahwa perbedaan otak laki-laki dan perempuan juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan tempat seseorang tumbuh besar, serta kebudayaan dan pengalaman hidupnya.
Pada dasarnya, otak mampu beradaptasi. Jika otak menerima sinyal yang sama terus-menerus, jaringan tersebut akan menguat dan terbiasa dengan informasi yang diprosesnya. Hal inilah yang membuat cara kerja otak tiap orang bisa saja berbeda, terlepas dari jenis kelaminnya.
BACA JUGA: Ini Beda Otak Kiri dan Otak Kanan Anda yang Perlu Diketahui
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa wanita lebih menggunakan perasaan daripada logika, dan sebaliknya pada laki-laki. Ini berkaitan dengan perbedaan koneksi otak serta kadar hormon pada laki-laki dan perempuan.
Koneksi otak yang lebih kuat dan kadar hormon testosteron yang lebih tinggi membuat pria cenderung memiliki respons yang tenang dan mempertimbangkan tanggapan terhadap yang dihadapi.
Pria cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di bagian otak yang terkait dengan penalaran daripada emosi negatif. Pria cenderung memiliki pendekatan analitis daripada emosional ketika berhadapan dengan emosi negatif.
Sifat inilah yang sering salah paham antara pria dan wanita. Wanita menganggap bahwa pria “kurang peka” atau tidak peduli terhadap sesuatu. Padahal, laki-laki cenderung menilai sesuatu sebelum menentukan perasaannya, serta lebih mempertimbangkan tanggapan yang akan ia berikan.
Ini berbeda dengan wanita yang cenderung lebih fokus pada perasaan. Sistem limbik yang lebih besar pada wanita juga turut memengaruhi emosi dan motivasi, sehingga memungkinkan wanita bertindak berdasarkan emosi mereka lebih cepat.
Jawabannya tidak selalu. Penelitian terbaru dalam Scientific Reports menyatakan bahwa emosi partisipan pria juga berfluktuasi sama halnya dengan wanita. Ini meruntuhkan anggapan atau stereotipe selama ini yang menyatakan bahwa wanita lebih emosional daripada pria.
Hal ini sebagaimana pernyataan dari American Psychological Association yang menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin sedikit bahkan tidak ada hubungannya dengan kepribadian seseorang.
Kecenderungan sifat dan pola pikir seseorang tidak selamanya dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hasil penelitian terkait perbedaan otak laki-laki dan perempuan dalam menentukan sifat dan pola pikir mungkin tidak berlaku bagi semua orang.
Bagaimanapun, faktor eksternal seperti keluarga, budaya, tempat tinggal, pendidikan, dan pengalaman, turut berperan dalam menentukan sifat dan pola pikir seseorang.
Jika masih ada pertanyaan seputar kecenderungan sifat dan pola pikir berdasarkan perbedaan otak laki-laki dan perempuan, atau kondisi lain yang memengaruhinya, Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pentingnya me time dapat mengisi kembali energi yang terkuras setelah beraktivitas. Anda pun bisa menjaga kesehatan mental dengan meluangkan waktu sendiri.
Passion adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia suka atau dianggap penting untuk dilakukan. Mengenal apa itu passion penting karena dapat bermanfaat bagi hidup.
Mysophobia atau yang juga dikenal dengan nama germaphobia, bacteriophobia, bacillophobia, atau verminophobia, adalah kondisi yang membuat seseorang sangat takut akan kuman yang bisa menimbulkan penyakit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved