Selama ini, minuman berkarbonasi sering disamakan dengan air soda. Padahal, keduanya sebenarnya berbeda. Salah satu perbedaannya adalah pada kandungannya. Namun, bahaya minuman berkarbonat dan air soda tetap perlu diwaspadai.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
12 Apr 2023
Ternyata minuman berkarbonasi tidak sama dengan minuman bersoda.
Table of Content
Minuman dengan kandungan gas karbon dioksida ini disebut sebagai minuman berkarbonasi. Kandungan karbon dioksida di dalamnya, membuat minuman ini memiliki ciri khas berupa gelembung-gelembung air yang menempel di dinding wadahnya.
Advertisement
Di pasaran, kita mengenal berbagai contoh minuman berkarbonasi dalam produk air mineral maupun minuman bersoda. Namun sayangnya, karena popularitas minuman bersoda, tidak banyak yang menyadari perbedaan mendasar minuman bersoda dan minuman berkarbonasi.
Baca Juga
Minuman berkarbonasi adalah air soda yang disuntikkan dengan gas karbon dioksida. Kandungan karbondioksida inilah yang menyebabkan adanya gelembung khas pada air soda.
Lantas apa bedanya minuman berkarbonasi dengan minuman bersoda Perbedaan mendasar minuman berkarbonasi dan minuman bersoda terletak pada kandungannya.
Selain karbon dioksida, minuman berkarbonasi ini ternyata memiliki sedikit kandungan garam yang membuat rasanya ini sedikit mencolok. Selain itu, minuman berkarbonasi juga memiliki kandungan pH 3-4 yang sedikit asam, meskipun tidak sampai mengganggu keseimbangan pH tubuh.
Sementara itu, minuman bersoda mengandung karbon dioksida dengan campuran gula, asam sitrat, pemanis buatan seperti sirup jagung fruktosa dan kandungan lainnya.
Meski kerap dianggap sebagai minuman tidak sehat, namun faktanya minuman bersoda atau berkarbonasi memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti:
Asam lemak yang terdapat dalam minuman berkarbonasi dapat merangsang reseptor saraf di mulut. Selain itu, sejumlah riset juga menyebut minuman berkarbonasi dapat membantu melancarkan pencernaan.
Minuman berkarbonasi juga memiliki ph yang sedikit asam meskipun tidak sampai mengganggu keseimbangan ph tubuh. Namun, tingkat keasaman ini juga dapat berfungsi meningkatkan aktivitas lambung.
Saat aktivitas lambung meningkat, tanpa harus mengganggu fungsi organ lambung, minuman berkarbonasi membantu meredakan nyeri ulu hati akibat asam lambung.
Air soda tawar mengandung natrium yang cukup tinggi. Natrium adalah salah satu mineral penting yang dapat membantu mencegah kram otot, mencegah penuaan dini, penurunan tekanan darah, serta menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
Minuman berkarbonat juga mengandung kafein. Layaknya minuman berkafein lainnya, air soda ini bisa merangsang sistem saraf pusat yang membantu menghancurkan lemak di hati. Manfaatnya, mood atau suasana hati akan meningkat dan mengurangi sakit kepala.
Baca juga: Konsumsi Minuman Soda Berlebih Tingkatkan Risiko Osteoporosis?
Minum soda atau minuman berkarbonasi dianjurkan untuk dihindari karena dapat memberikan dampak buruk, termasuk pada kesehatan gigi, tulang, berat badan,pencernaan, gula darah, dan otak.
Berikut bahaya minuman berkarbonasi atau air soda yang perlu diwaspadai:
Sebuah riset menyebutkan kandungan asam sitrat, karbon dioksida dan gula dalam minuman bersoda dapat menimbulkan kerusakan pada gigi. Asam dan gula dalam minuman bersoda disebut dapat merusak enamel gigi. Sementara itu, minuman berkarbonasi yang tanpa gula tidak terbukti dapat merusak gigi.
Minuman berkarbonasi tidak memengaruhi kesehatan tulang. Sementara itu, minuman bersoda dengan kandungan asam sitrat, dan cola yang mengandung banyak fosfor dan menurunkan kadar kalsium sehingga berisiko memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah.
Sebuah riset menyebutkan minuman berkarbonasi dapat menyebabkan rasa kenyang lebih lama ketimbang minuman biasa. Namun, minuman bersoda dengan kandungan gula dapat menyebabkan rasa lapar akibat meningkatnya hormon rasa lapar yang disebut ghrelin.
Selain kandungan gula yang dapat meningkatkan kadar lemak jahat, rasa lapar berkepanjangan bisa meningkatkan risiko mengalami obesitas, akibat tidak bisa menahan diri dalam mengonsumsi makanan.
Kandungan gula dan pemanis buatan dalam minuman bersoda juga menyebabkan peningkatan gula darah yang bisa memicu diabetes dan tekanan darah tinggi, serta berbagai penyakit, seperti stroke dan jantung. Tak hanya itu, kandungan asam nitrat dan pemanis buatan dalam minuman bersoda juga dapat meningkatkan risiko peradangan.
Sementara itu, minuman berkarbonasi polos seperti air mineral tidak memiliki efek negatif pada gula darah dan tekanan darah.
Dikutip dari penelitian, kandungan fenilalanin dalam aspartame, pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman bersoda juga dapat menyebabkan kerusakan otak, fungsi otak terganggu, kejang, hingga gangguan genetik fenilketonuria lainnya.
Kandungan fosfor dalam minuman bersoda dapat mengikat zat kalsium, magnesium, serta seng yang ada di dalam usus halus. Asam fosfor yang mengikat ketiga zat penting tersebut kemudian akan terbuang begitu saja, saat Anda buang air kecil. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan dan masalah penyerapan gizi.
Dampak buruk lain minuman bersoda pada pencernaan yaitu tingginya kandungan gula yang mengganggu penyerapan air di dalam ginjal.
Baca juga: Konsumsi Diet Soda, Bahayakah?
Mengonsumsi minuman berkarbonasi dan minuman bersoda berlebihan bisa menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan. Jika Anda merasakannya, misalnya sakit perut maupun diare, berkonsultasilah dengan dokter.
Selain itu, saat menjalani masa kehamilan, sebaiknya Anda juga bertanya kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi minuman bersoda atau berkarbonasi.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Rianti Dea Rizky Pratiwi
Referensi
Artikel Terkait
Omega 3 merupakan vitamin otak untuk anak 7 tahun yang baik dikonsumsi karena juga mengandung manfaat lainnya. Benarkah demikian faktanya?
10 Okt 2020
Ketidakseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar yaitu leptin ternyata memicu obesitas. Konsekuensinya, otak justru menangkap sinyal bahwa seseorang merasa lapar.
18 Jul 2019
Rahang bawah maju disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya kebiasaan mengisap jempol. Cara mengatasi rahang bawah maju harus disesuaikan dengan penyebab awalnya.
10 Jul 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved