Ketika limfosit berkembang menjadi sel kanker, seseorang akan mengalami limfoma Hodgkin atau limfoma non Hodgkin. Kedua kanker ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan tingkat harapan hidup yang juga berbeda.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
25 Apr 2023
Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan gejala dari limfoma Hodgkin dan non Hodgkin
Table of Content
Kanker ganas selalu diawali dengan pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh yang di luar kendali. Sel manapun di dalam tubuh bisa berubah menjadi sel kanker, termasuk pada sel darah putih alias limfosit yang mengatur sistem imunitas tubuh. Ketika limfosit menjadi kanker, Anda akan mengalami limfoma Hodgkin atau limfoma non Hodgkin.
Advertisement
Kedua jenis limfoma ini menunjukkan gejala yang sama. yakni pembengkakan kelenjar getah bening yang berada di leher, ketiak, selangkangan, atau perut. Selain itu, Anda juga akan merasakan demam, keringat dingin, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, gatal-gatal, dan rasa lelah yang tidak terbendung.
Meski demikian, penanganan dan pengobatan keduanya tidaklah sama. Oleh karena itu, penting bagi Anda mengetahui perbedaan limfoma Hodgkin dan non Hodgkin.
Limfoma Hodgkin dan limfoma non Hodgkin sama-sama merupakan kanker yang berkembang di sistem limfa. Sistem limfa sendiri merupakan jaringan yang menghubungkan pembuluh darah dan kelenjar di sekujur tubuh.
Limfoma Hodgkin merupakan kanker limfosit yang lebih jarang ditemukan dibanding limfoma non Hodgkin. Ketika terjangkit limfoma Hodgkin atau limfoma non Hodgkin, tubuh Anda akan memberi sinyal yang berbeda.
Limfoma non Hodgkin biasanya ditemukan pada limfosit B (disebut juga sebagai sel B), atau limfosit T. Sementara jika pada limfosit Anda ditemukan sel anbnormal bernama sel Reed-Sternberg, maka Anda positif mengidap limfoma Hodgkin.
Gejala kedua jenis limfoma ini memang secara garis besar sama, namun ada sedikit perbedaan yang bisa menjadi ciri khas keduanya.
Pada limfoma non Hodgkin, gejala lain yang ikut muncul adalah bintik-bintik merah pada kulit, serta nyeri pada dada, perut, atau tulang yang tidak diketahui penyebabnya.
Orang-orang yang berisiko terkena limfoma Hodgkin ialah mereka yang berusia muda hingga senior. Selain itu, orang yang berjenis kelamin laki-laki, terinfeksi virus Epstein-Barr, dan memiliki kerabat yang punya riwayat mengidap limfoma Hodgkin juga akan meningkatkan risiko seseorang terkena jenis limfoma ini.
Sedangkan risiko terjadinya limfoma non Hodgkin akan meningkat pada mereka yang berusia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, dan berkulit putih. Selain itu, orang yang mengalami kelainan sistem imun, memiliki penyakit autoimun, HIV/AIDS, virus human T-lymphotrophic tipe 1, infeksi virus Epstein-Barr, infeksi Heliobacter pylori, dan meminum obat imunosupresan setelah operasi transplantasi organ juga bisa terkena limfoma ini.
Baca Juga
Sama seperti jenis kanker lainnya, kemoterapi juga bisa dilakukan untuk mengatasi kanker limfosit. Selalin itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa membantu mendukung penyembuhan. Meski demikian, perawatan lanjutan untuk penderita limfoma Hodgkin dan non Hodgkin berbeda.
Kemoterapi yang bisa dijalani oleh penderita limfoma Hodgkin adalah:
Selain kemoterapi, pasien limfoma Hodgkin juga disarankan menjalani terapi radiasi, terutama bila benjolan kanker terlalu besar. Penanganan limfoma Hodgkin lainnya ialah transplantasi sel induk (stem cell), menggunakan obat lain, atau kombinasi terapi dan obat.
Dokter biasanya akan melakukan kemoterapi CHOP untuk merawat pasien limfoma non Hodgkin. Resimen ini terdiri dari obat-obatan yang mengandung cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine, dan prednisone.
Untuk tipe limfoma non Hodgkin yang agresif, dokter dapat menambah perawatan dengan obat imunoterapi yang disebut rituximab ke dalam rejimen CHOP. Dokter juga mungkin merekomendasikan Anda untuk menjalani perawatan kanker lainnya, semisal radiasi atau transplantasi stem cell.
Semakin tinggi stadium kanker yang Anda derita, harapan hidup penderitanya memang semakin tipis. Bagi penderita limfoma Hodgkin stadium 4 (paling tinggi), harapan mereka untuk tetap hidup hingga 5 tahun ke depan mencapai 65%, sedangkan pada penderita limfoma non Hodgkin mencapai 71%.
Meski demikian, tidak sedikit juga penderita limfoma yang bisa hidup lebih dari 5 tahun setelah divonis positif kanker. Harapan hidup penderita kanker tergantung dari banyak hal, misalnya faktor usia. Untuk mendiskusikan soal harapan hidup ini, sebaiknya temui dokter yang memeriksa kondisi Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Benjolan di leher sakit bila ditekan tentu mengkhawatirkan. Meski benjolan ini termasuk umum terjadi, Anda tetap harus waspada karena penyebabnya bisa saja penyakit serius.
30 Agt 2023
Ria Irawan meninggal dunia, Senin, 6 Januari 2020, akibat kanker yang diidapnya. Setelah sempat sembuh dari kanker kelenjar getah bening, Ria kembali didiagnosis menderita kanker endometrium, yang akhirnya meluas hingga ke paru-paru dan otak.
6 Jan 2020
Diffuse large b-cell lymphoma adalah salah satu jenis limfoma atau kanker darah yang berkembang ketika sel darah putih (limfosit) tumbuh di luar kendali.
25 Jul 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved