logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Perbedaan Imunisasi dan Vaksinasi, Ini Jawabannya

open-summary

Meski sering digunakan bergantian, imunisasi dan vaskinasi adalah hal yang berbeda. Imunisasi ada proses mengubah kekebalan tubuh terhadap infeksi penyakit tertentu, sementara vaksinasi adalah merangsang tubuh memproduksi antibodi lewat cara memasukkan virus ke dalam tubuh


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

28 Feb 2021

Imunisasi dan vaksinasi punya arti yang berbeda

Imunisasi dan vaksinasi punya arti yang berbeda

Table of Content

  • Perbedaan vaksinasi vs imunisasi
  • Bagaimana proses terbentuknya imunitas?
  • Pentingnya mengikuti jadwal vaksinasi
  • Catatan dari SehatQ

Kerap disebut bergantian, sebenarnya ada perbedaan imunisasi dan vaksinasi berdasarkan maknanya. Keduanya memang berkaitan, namun vaksinasi adalah proses pemberian vaksin, sementara imunisasi adalah proses ketika seseorang menjadi imun atau kebal terhadap infeksi penyakit tertentu.

Advertisement

Mengetahui makna dan perbedaan antara keduanya dapat menghindari kesalahpahaman antara Anda dan tenaga medis. Penggunaan istilah yang tepat pun dapat memastikan pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan mudah.

Perbedaan vaksinasi vs imunisasi

Menurut World Health Organization (WHO), vaksinasi dan imunisasi adalah hal yang berkaitan sebagai aksi dan reaksi. Definisinya adalah:

  • Vaksinasi

Proses pemberian vaksin untuk merangsang stimulasi sistem imun tubuh agar seseorang terlindungi dari infeksi atau penyakit. Di dalam vaksin, dimasukkan organisme penyebab penyakit (patogen) sehingga tubuh menciptakan antibodi untuk melawannya.

  • Imunisasi

Proses seseorang menjadi kebal terhadap infeksi penyakit. Ada perubahan kekebalan tubuh yang terjadi setelah menerima vaksin. Artinya, imunisasi inilah yang membuat seseorang menjadi imun atau kebal.

Apabila disimpulkan, vaksinasi adalah proses pemberian vaksin, sementara imunisasi adalah proses ketika tubuh seseorang menjadi imun atau kebal. Baik vaksinasi maupun imunisasi sama-sama bertujuan untuk melindungi seseorang dari penyakit yang berpotensi mematikan.

Contohnya, penyakit-penyakit seperti polio dan influenza yang dulunya menewaskan jutaan orang bisa dicegah lewat vaksinasi.

Begitu pula saat pandemi COVID-19 terjadi, vaksin yang tengah dikembangkan dan mulai didistribusikan sejak akhir tahun 2020 bertujuan untuk menciptakan kekebalan terhadap virus SARS-Cov-2.

Baca Juga

  • Terkesan Sehat, Waspadai Makanan yang Mengandung Gula Tinggi Ini
  • Daun Kari dan Manfaatnya untuk Kesehatan
  • Ketahui Bahaya Ruangan dan Kamar yang Lembap Serta Cara Mengatasinya

Bagaimana proses terbentuknya imunitas?

Ketika seseorang menerima vaksin, sistem kekebalan tubuh akan mengenalinya sebagai senyawa yang berbahaya. Dengan demikian, antibodi akan membentuk perlindungan dari organisme penyebab penyakit itu.

Proses ini bukan hanya menyerang dan menetralkan jenis patogen tertentu saja, tapi juga memberikan memori tersendiri bagi sel-sel. Ketika nantinya organisme penyebab penyakit itu kembali, maka antibodi sudah lebih siap dan bisa melindungi manusia agar tidak jatuh sakit.

Meski demikian, setiap imunitas terhadap patogen tertentu punya durasi yang berbeda. Ada yang bisa memudar cukup cepat, ada juga yang bertahan lebih lama. Itulah mengapa banyak jenis vaksinasi yang perlu dilakukan berulang atau ditambah suntikan booster apabila diperlukan.

Ketika semua orang sudah mendapatkan imunitas lewat vaksinasi, dengan sendirinya akan terbentuk kekebalan komunitas. Proses ini disebut juga dengan herd immunity. Artinya, jumlah orang yang bisa menyebarkan infeksi dalam sebuah lingkaran masyarakat pun berkurang.

Lewat herd immunity ini pula penyakit menular seperti polio, gondongan, dan campak nyaris bisa dijinakkan. Ketika virus tak lagi bisa menyebar, pada akhirnya akan musnah.

Pentingnya mengikuti jadwal vaksinasi

Jadwal vaksinasi terutama bagi bayi yang baru lahir hingga dua tahun pertama usianya di dunia terbilang padat. Jelas, karena mereka belum memiliki imunitas sendiri yang terbentuk baik lewat pemberian vaksin maupun terpapar penyakit sebelumnya.

Sejak bayi baru lahir, ada beberapa jenis vaksin yang harus diberikan dalam rentang waktu berdekatan. Bahkan, ada yang perlu diberikan di waktu bersamaan utamanya pada 6 bulan pertama usia bayi.

Jadwal yang kemudian disepakati berlaku di seluruh negara ini terbukti aman dan efektif melindungi bayi dari ancaman penyakit. Apabila tidak mendapat vaksin, risikonya bisa cukup serius.

Orangtua pun perlu mencatat apa saja vaksinasi yang sudah diberikan kepada anak lengkap dengan tanggal pemberiannya. Ketahui pula bahwa pemberian vaksinasi juga bisa disertai efek samping ringan seperti demam, ruam, atau bengkak di tempat suntikan. Tapi ini normal.

Apabila demam terlalu tinggi, orangtua juga boleh memberikan obat penurun demam agar anak bisa beristirahat. Reaksi serius terhadap vaksinasi terbilang langka. Apabila terjadi pun, bisa jadi ada faktor lain yang juga berperan.

Catatan dari SehatQ

Hal yang sama juga berlaku untuk anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Ada vaksinasi yang perlu diikuti jadwalnya demi mengoptimalkan imunitas tubuh.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar perbedaan vaksinasi dan imunisasi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

vaksin bayi dan anakimunisasi anakhidup sehat

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved