Perbedaan HIV dan AIDS sebenarnya sederhana. HIV adalah virus yang menyebabkan melemahnya sistem imun, sedangkan AIDS adalah kondisi medis yang dipicu virus tersebut. Supaya kondisi HIV tidak semakin parah, dokter akan menyarankan terapi antiretroviral (ART) seumur hidup.
2023-03-30 05:16:47
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Perbedaan HIV dan AIDS perlu dipahami agar Anda tidak salah kaprah lagi.
Table of Content
Sebagian orang masih beranggapan bahwa HIV dan AIDS adalah kondisi yang sama. Padahal, keduanya merupakan hal yang berbeda. Supaya tidak salah kaprah lagi, kenali perbedaan HIV dan AIDS berikut ini.
Advertisement
Human immunodeficiency virus atau HIV adalah virus yang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Sesuai namanya, HIV hanya dapat dialami manusia. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuatnya tidak mampu bekerja secara efektif sebagaimana mestinya.
Sebenarnya, sistem imun dapat melawan berbagai macam virus yang menyerang tubuh. Sayangnya, daya tahan tubuh kita tidak bisa mengatasi HIV.
Sementara itu, acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS adalah kondisi yang merupakan komplikasi dari infeksi virus HIV.
AIDS, yang juga biasa disebut HIV stadium 3, terjadi saat HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan tubuh.
AIDS adalah kondisi yang rumit, di mana setiap penderitanya dapat mengalami gejala yang berbeda-beda.
Terdapat sejumlah perilaku gaya hidup atau kondisi yang bisa membuat seseorang lebih berisiko mengidap HIV atau AIDS.
Sekitar 2-4 minggu setelah terinfeksi, penderita HIV umumnya mengalami gejala seperti flu. Ini adalah respons alami tubuh terhadap infeksi HIV.
Berikut adalah beberapa gejala mirip flu yang dimaksud.
Gejala-gejala HIV di atas dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Akan tetapi, ada pula sebagian penderita HIV yang tidak mengalami gejala apa pun pada fase awal.
Apabila HIV telah berkembang menjadi AIDS, berikut adalah gejala yang dapat dialami penderitanya.
Infeksi HIV akut adalah sebutan untuk fase awal infeksi HIV, di mana penderitanya dapat mengalami gejala-gejala, seperti demam, mudah lelah, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga pembengkakan amandel.
Tahapan kedua dari infeksi HIV disebut sebagai infeksi HIV kronis. Sepanjang fase ini, HIV terus berkembang dalam tubuh, tetapi pada tingkat yang sangat rendah.
Bahkan, orang dengan infeksi HIV kronis bisa saja tidak mengalami gejala apa pun terkait HIV.
Jika HIV tidak diobati atau ditangani dengan baik, virus ini akan terus melemahkan sistem kekebalan tubuh dan berkembang menjadi AIDS, yang merupakan fase terakhir dari infeksi HIV.
Terdapat sejumlah tips yang bisa Anda lakukan untuk menghindari HIV atau AIDS.
Baca Juga
Sejauh ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV ataupun AIDS. Ketika seseorang terinfeksi HIV, virusnya tidak bisa hilang dari tubuh.
Akan tetapi, ada banyak obat yang bisa mengontrol HIV dan mencegah terjadinya komplikasi. Obat-obatan ini dikenal dengan sebutan terapi antiretroviral (ART).
Terlepas dari fase infeksi atau komplikasi yang tengah dialami, setiap orang yang menderita HIV perlu menjalani terapi ini.
Secara umum, terapi ART melibatkan dua atau lebih obat-obatan dari beberapa kelas obat yang berbeda. Pendekatan ini memiliki peluang terbaik untuk menurunkan jumlah virus HIV dalam darah (viral load).
Jika Anda punya pertanyaan lain seputar HIV atau AIDS, Anda bisa konsultasi langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mati suri adalah kondisi di mana seseorang hidup kembali dalam waktu beberapa menit hingga jam setelah dinyatakan meninggal dunia. Secara medis, mati suri ini disebut Lazarus syndrome yaitu kembalinya sirkulasi spontan yang tertunda setelah dilakukan CPR.
Hipertrofi konka adalah membesarnya kelenjar limfa hidung yang seharusnya berperan dalam melawan infeksi hingga menangkap partikel asing. Dalam kondisi bengkak, kelenjar ini bisa menutup saluran pernapasan.
Kekurangan vitamin B, dari B1 sampai B12 dapat memunculkan tanda dan gejala seperti merasa lelah, bibir pecah-pecah, hingga kebingungan. Cara mencegahnya adalah dengan makan makanan sehat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved