Perbedaan antara hamil anak pertama dengan kedua yaitu perubahan kondisi payudara, lebih cepat buncit, bayi terasa bergerak lebih awal, persalinan yang lebih cepat.
2 Okt 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Perbedaan hamil pertama dan kedua salah satunya adalah persalinan lebih cepat
Table of Content
Perbedaan hamil pertama dan kedua ternyata bisa dirasakan oleh ibu hamil.
Advertisement
Meski sama-sama melalui proses yang serupa, kehamilan pertama dan kedua sebenarnya memiliki perbedaan yang bisa dirasakan.
Lantas, apa saja perbedaan hamil pertama dan kedua?
Pengalaman setiap ibu dalam menjalani kehamilannya mungkin berbeda-beda. Namun, secara garis besar, terdapat perbedaan hamil pertama dengan kedua, yakni:
Perbedaan hamil pertama dan kedua adalah pada kehamilan pertama, payudara yang dirasakan akan sangat sensitif dan membesar.
Sementara, pada hamil kedua, payudara tidak akan terlalu sensitif dan tidak terlalu membesar seperti di kehamilan pertama.
Pada kehamilan pertama, perut ibu hamil biasanya baru buncit setelah trimester pertama, namun perut akan buncit lebih cepat dibandingkan saat hamil anak kedua.
Perbedaan hamil pertama dan kedua ini terjadi karena kondisi otot perut yang sudah kendur saat ibu hamil anak pertama.
Baca Juga
Ibu yang hamil kedua kalinya mungkin lebih cepat merasakan gerakan bayi dibanding anak pertama. Hal ini karena ibu sudah tahu rasanya ditendang janin.
Perbedaan hamil pertama dan kedua selanjutnya adalah wanita yang hamil anak kedua akan merasakan posisi janin yang dikandungnya cenderung agak ke bawah rahim.
Kondisi ini terjadi akibat otot perut dan rahim menjadi lebih lemah dan melebar akibat kehamilan sebelumnya.
Ibu yang hamil kedua kalinya akan merasakan kontraksi palsu lebih awal dibanding hamil anak pertama.
Proses persalinan juga menjadi perbedaan hamil pertama dan kedua.
Melahirkan anak pertama dan bayi kedua biasanya berbeda. Untuk ibu hamil yang melahirkan lewat vagina (persalinan normal), pembukaan jalan lahir akan berlangsung lebih cepat.
Tantangan terbesar yang mungkin dihadapi oleh ibu hamil anak kedua ialah menjaga keseimbangan antara menjadi orangtua untuk anak pertama dan menjaga kesehatan janin di dalam perut.
Untuk memangkas segala keruwetan yang mungkin Anda hadapi, ingatlah pedoman dasar kehamilan sehat berikut ini:
Jika Anda mengalami gejala kehamilan, seperti mual atau muntah, di kehamilan pertama, Anda mungkin tidak akan merasakannya lagi di kehamilan kedua.
Sayangnya, hal ini tidak berlaku jika Anda mengalami mual dan muntah yang berlebihan atau yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Memang, hamil anak kedua tidak mual muntah tidak serta-merta langsung terjadi. Hanya saja, sekitar 15% ibu hamil anak kedua yang mengalami hiperemesis gravidarum mengaku juga merasakan hal yang sama pada kehamilan anak pertama.
Ada pula masalah lain yang mungkin berulang saat Anda mengandung anak kedua, yaitu sakit punggung, varises, wasir, maupun keinginan untuk buang air kecil yang tak terkontrol.
Begitu pula jika di kehamilan pertama, Anda mengalami diabetes gestasional dan preeklampsia, maka Anda berpeluang mengalami hal yang sama saat mengandung anak kedua ini.
Hamil anak kedua tidak mual muntah bisa jadi sisi positif untuk Anda.
Keuntungan lainnya dari hamil kedua adalah Anda lebih peka dan waspada dengan gejala kehamilan yang menyertainya.
Anda juga bisa mengonsumsi obat atau mengubah pola hidup untuk meredakan gejalanya.
Dokter kandungan mungkin akan melakukan tindakan pencegahan agar masa kehamilan dan proses persalinan anak kedua Anda nantinya dapat berjalan lebih lancar dan sehat.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait program hamil anak kedua maupun hamil anak kedua tidak mual muntah, konsultasikan langsung dengan dokter kandungan terdekat.
Anda juga bisa chat dokter gratis melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengecek kehamilan secara alami di rumah dapat menggunakan garam atau sabun cair. Namun, cara cek kehamilan ini belum tentu pasti akurat untuk semua wanita. Kenapa?
Greysia Polii Hamil di usia 35 tahun. Meski cukup berisiko, menjaga pola hidup sehat dan selalu berkonsultasi dengan dokter bisa jadi cara menjaga kehamilan yang tepat.
Anda perlu memahami ciri-ciri penyakit lupus pada ibu hamil sejak dini agar terhindari dari komplikasi. Namun, wanita dengan lupus dapat tetap hamil dengan memperhatikan kondisi kesehatan dan melakukan persiapan yang tepat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved