logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Ini Perbedaan Cinta dan Obsesi, Kenali Cirinya Agar tidak Terjebak

open-summary

Cinta dan obsesi punya sejumlah perbedaan. Salah satunya, cinta memberikan rasa aman, sedangkan obsesi tidak


close-summary

10 Feb 2022

| Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Perbedaan antara cinta dan obsesi bisa dilihat dari ada tidaknya rasa aman

Perbedaan cinta dan obsesi cukup tipis

Table of Content

  • Perbedaan cinta dan obsesi
  • Kenapa perilaku obsesif bisa muncul?

Tidak sabar ingin bertemu, selalu ingin mengetahui kabar, hingga rindu mendengar suara si dia adalah sedikit dari banyak ciri-ciri orang sedang jatuh cinta. Ini menggemaskan, tapi kalau kadarnya dibiarkan berlebih, bukan tidak mungkin hal dianggap cinta tersebut sebenarnya adalah obsesi.

Advertisement

Perbedaan cinta dan obsesi sering kali sulit terlihat. Padahal dampak dari berada dalam hubungan yang memiliki pasangan obsesif bisa sangat merusak mental bahkan fisik.

Perbedaan cinta dan obsesi

Perbedaan cinta dan obsesi salah satunya cinta memberikan rasa aman dan obsesi tidak
Perbedaan cinta dan obsesi salah satunya adalah rasa percaya

Perasaan cinta dan obsesi sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup jelas. Namun, persepsi yang hadir membuat beberapa orang beranggapan bahwa perilaku obsesif juga merupakan tanda cinta.

Romantisasi di film maupun buku-buku juga sedikit banyak berperan mengaburkan persepsi cinta dan obsesi.
Pada cerita Romeo dan Juliet yang dianggap sebagai kisah cinta romantis klasik, misalnya, sebenarnya terselip perilaku obsesif. Salah satu tandanya adalah saat mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bunuh diri bersama.

Agar Anda tidak terjebak dalam hubungan obsesif yang berbahaya, kenali perbedaan cinta dan obsesi berikut ini:

1. Cinta berlandaskan rasa percaya

Perbedaan pertama antara cinta dan obsesi adalah rasa saling percaya. Orang yang mencintai Anda akan memercayai Anda. Jika rasa percaya tidak muncul dalam satu hubungan, hubungan bisa berkembang dan dipenuhi perasaan obsesi.

Ketidakpercayaan yang ada pada orang obsesif sangatlah ekstrem. Mereka akan selalu menghubungi Anda setiap waktu tanpa mengenal batas. Pesan hingga telepon akan terus-menerus masuk sebelum Anda membalas atau memberikan laporan padanya.

Rasa percaya bahkan tidak muncul meski Anda sedang bersama teman, saudara, atau bahkan orang tua. Mereka akan terus mengawasi dengan saksama setiap langkah Anda dan langsung menuduh yang tidak-tidak karena merasa Anda tidak bisa dipercaya.

2. Cinta membuat Anda berkembang, obsesi mengekang

Pasangan dengan kehidupan cinta yang sehat, akan membuat mereka merasa dihargai, dicintai, dan diperhatikan. Ini membuat mereka bisa berkembang dalam hal pekerjaan, sekolah, hingga pertemanan serta hubungan lain di luar percintaan.

Memiliki kebebasan untuk bereksplorasi akan memberikan ruang untuk berkembang yang sehat. Rasa cinta akan membuat kita mendukung hal-hal yang baik untuk kemajuan pasangan.

Sementara pasangan yang terobsesi justru akan menghambat perkembangan tersebut. Anda biasanya akan dikekang untuk melakukan hal-hal lain selain dengan pasangan.

Kesulitan mendapatkan persetujuan dari pasangan yang berlebihan untuk melakukan hal-hal yang positif adalah salah satu ciri-ciri obsesi dan bukan cinta atau perhatian.

3. Obsesi dekat dengan delusi

Perasaan cemburu adalah hal yang lumrah dirasakan orang yang jatuh cinta. Selama kadarnya tidak berlebihan, maka ini bisa menjadi bumbu-bumbu yang mengeratkan hubungan.

Perbedaan antara cinta dan obsesi bisa dilihat dari sikapnya saat cemburu. Orang yang terobsesi tidak jarang cemburu pada hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi atau mengalami delusi.

Orang yang obsesif mungkin menciptakan skenario terburuk di dalam kepalanya dan menyalahkan Anda untuk hal itu.
Rasa cemburu yang berlebihan seperti tidak suka melihat Anda sekadar menyapa teman atau bahkan keluarga adalah salah satu ciri-ciri obsesi.

4. Obsesi adalah perasaan kecanduan, cinta menghargai perbedaan

Perbedaan cinta dan obsesi bisa dilihat dari efek kecanduan yang ditimbulkan. Orang yang memiliki perasaan obsesi akan begitu kecanduan dengan orang yang dicintainya.

Akibatnya, mereka akan melakukan tindakan-tindakan ekstrem untuk memastikan orang tersebut tidak akan menjauh darinya.

Salah satu tanda pasangan sudah mengalami kecanduan cinta yang mengarah pada sifat obsesif adalah membatasi interaksi Anda dengan orang lain, termasuk teman dan keluarga agar Anda bisa selalu dekat dengannya.

Orang yang obsesif akan berusaha membuat pasangannya juga mengalami kecanduan yang sama. Ia akan membuat Anda tidak bisa hidup tanpa dirinya.

Caranya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah melarang memiliki penghasilan sendiri tanpa diberikan hal-hal lain untuk mencukupi kebutuhan hidup. Bahkan, beberapa orang ada yang membatasi sampai ke makanan.

5. Obsesi penuh penyangkalan, cinta terbuka akan kesalahan

Seperti yang telah disebutkan di atas, obsesi bisa menyebabkan kecanduan dan salah satu ciri kecanduan adalah penyangkalan atau denial. Orang yang kecanduan akan menyangkal atau menolak menyadari bahwa yang telah mereka lakukan keliru.

Orang yang terobsesi, kerap menciptakan sendiri gambaran tentang pasangannya. Begitu di dunia nyata gambaran itu tidak terwujud, ia akan berusaha menyangkal dengan cara tetap memaksakan pandangannya pada pasangan.

Penyangkalan yang dilakukan bisa memengaruhi pasangan sehingga lama kelamaan, keduanya akan sulit membedakan antara cinta dan obsesi.

Baca Juga: Apa Beda Cinta dengan Nafsu? Kenali Selengkapnya

Kenapa perilaku obsesif bisa muncul?

Rasa obsesi dalam percintaan bisa disebabkan oleh riwayat gangguan jiwa
Perilaku obsesif bisa muncul karena riwayat kejiwaan

Setelah mengetahui perbedaan antara cinta dan pasangan, Anda kini mungkin mulai bisa menilai apa yang terjadi antara Anda dan pasangan. Saat Anda merasa pasangan memiliki perilaku obsesif, jangan salahkan diri Anda.

Perasaan obsesif yang pasangan Anda miliki bukan disebabkan oleh kekurangan Anda sebagai pasangan. Malah, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan mental.

Perilaku obsesif dalam hidup sehari-hari, termasuk percintaan, bisa menjadi salah satu gejala penyakit mental, seperti:

Di antara keempatnya, attachment disorder adalah gangguan kejiwaan yang paling sering dikaitkan dengan perilaku obsesif pada percintaan.

Saat seseorang tidak bisa membentuk ikatan atau attachment yang sehat dengan orang lain, maka ini akan memengaruhi cara mereka berperilaku dalam satu hubungan.

Berada dalam hubungan yang salah satunya memiliki perilaku obsesif adalah hal yang melelahkan dan bisa memberikan pengaruh buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Baca Juga: Apa Itu Friendzone? Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Jika Anda merasa bahwa pasangan menunjukkan ciri-ciri cinta yang obsesif, ada baiknya apabila Anda berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan cara yang tepat untuk menghadapi hubungan tersebut.

Apabila masih memungkinkan, Anda juga bisa membujuk pasangan untuk berkunjung ke psikolog atau psikiater. Mengunjungi konsultan pernikahan juga bisa menjadi pilihan.

Anda juga bisa melakukan konsultasi secara online menggunakan fitur Chat Dokter di aplikasi kesehatan SehatQ.

Advertisement

percintaanmenjalin hubunganputus cinta

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved