Memahami Perbedaan Campak dan Alergi agar Tak Salah Penanganan

Campak dan alergi adalah dua penyakit yang berbeda. Akan tetapi, karena gejalanya mirip, keduanya kerap dikira sama. Lantas, apa saja perbedaan campak dan alergi?

Perbedaan yang paling mencolok dari kedua kondisi medis ini adalah dari jenis penyakitnya. Campak atau measles adalah infeksi virus yang kerap dialami oleh anak berusia dini. Sedangkan alergi adalah kondisi medis yang terjadi ketika sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya. 

Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan campak dan alergi yang penting untuk dikenali.

Apa perbedaan campak dan alergi?

Tidak hanya pada jenis penyakitnya saja, perbedaan campak dan alergi juga dapat terlihat dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya. Berikut penjelasannya:

1. Dari gejalanya

Campak dan alergi memiliki sederet gejala yang berbeda. Apa sajakah itu?

Gejala campak

Gejala campak biasanya muncul 7-14 hari setelah tubuh terinfeksi oleh virus. Secara umum, tanda-tanda awal campak bisa berupa:

• Demam tinggi (bisa mencapai 40 derajat Celcius)
• Batuk
• Hidung meler
• Mata merah dan berair (konjungtivitis)

Selanjutnya, 2-3 hari setelah gejala awal, bintik putih kecil mulai terlihat dalam mulut. Kemudian, 3-5 hari setelah itu, barulah ruam mulai nampak pada kulit pasien.

Ruam campak biasanya terlihat sebagai bintik-bintik merah datar. Bintik ini biasa muncul di wajah, garis rambut, dan menyebar hingga ke leher, badan, lengan, serta kaki. 

Gejala alergi

Berbeda dari campak, berikut sederet gejala alergi yang bisa diderita pengidapnya:

• Hidung meler atau bersin-bersin
• Rasa sakit di sekitar pipi, mata, atau dahi
• Batuk, mengi, atau sesak napas
• Kulit gatal atau ruam yang terangkat
• Diare
• Tidak enak badan
• Pembengkakan mata, bibir, mulut, atau tenggorokan. 

2. Dari penyebabnya

Perbedaan campak dan alergi juga berasal dari penyebabnya. Mari simak penjelasannya di bawah ini:

Penyebab campak

Dikutip dari situs World Health Organization (WHO), penyebab campak adalah virus dari keluarga paramyxovirus dan biasanya ditularkan melalui kontak langsung ataupun menghirup udara yang tekontaminasi. 

Virus penyebab campak menginfeksi saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit parah, komplikasi, bahkan kematian jika tidak ditangani secara tepat. 

Penyebab alergi

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu sensitif terhadap makanan, serbuk sari, obat-obatan, racun lebah, dan zat alergen lainnya. 

Ketika reaksi alergi muncul, alergen akan mengikat diri dengan antibodi bernama imunoglobin E (IgE). Antibodi ini memerangi zat asing dan senyawa berbahaya di dalam tubuh. 

Ketika alergen mengikat dengan IgE, jenis sel tertentu, seperti sel mast, akan melepaskan bahan kimia yang memicu reaksi alergi. Salah satunya histamin. 

Pelepasan histamin ini menyebabkan otot-otot di saluran udara dan dinding pembuluh darah mengencang, serta memicu lapisan lendir dalam hidung untuk menghasilkan lebih banyak lendir. 

3. Dari pengobatannya

Karena penyebabnya tidak sama, perbedaan campak dan alergi pun terdapat pada cara mengobatinya.

Pengobatan campak

Tidak ada pengobatan spesifik untuk campak. Gejala dari kondisi ini umumnya bisa hilang sendiri dalam waktu 7-10 hari. 

Jika tidak ada komplikasi, dokter akan menganjurkan pasien untuk beristirahat dan minum banyak cairan guna mencegah dehidrasi. Namun apabila ada kemungkinan komplikasi, dokter akan menyarankan pasien untuk dirawat inap di rumah sakit. 

Perawatan di rumah sakit juga mungkin dianjurkan bagi penderita anak-anak. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bahwa anak yang terdiagnosis campak harus menerima 2 dosis suplemen vitamin A dengan selang waktu 24 jam. 

Sebab kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, waktu pemulihan yang lebih lama, dan munculnya komplikasi. Bagi orang dewasa, dokter juga biasanya memberikan suplemen vitamin A

Pengobatan alergi

Beralih ke alergi, tidak ada obat-obatan yang bisa menyembuhkan kondisi ini. Akan tetapi, terdapat sejumlah obat yang bisa membantu pasien untuk mengendalikan dan meredakan gejala alergi. 

Salah satu obat yang bisa membantu meringankan alergi adalah antihistamin. Obat ini bekerja dengan memblokir histamin yang dilepas oleh sistem imun ketika reaksi alergi terjadi. 

Selain itu, ada juga obat dekongestan yang bisa meredakan hidung tersumbat serta kortikosteroid untuk mengatasi peradangan. 

Agar hasil pengobatan optimal, kamu disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terkait kedua kondisi medis di atas. Sambil berdiskusi, kamu juga dapat menanyakan obat-obatan campak serta alergi yang sesuai dengan kebutuhan. 

Baca Juga: Perbedaan Gejala DBD, Tipes, dan Campak selain Bintik Merah

Catatan dari SehatQ

Kesimpulannya, perbedaan campak dan alergi sangat signifikan. Tidak hanya dari jenis penyakitnya, penyebab, gejala, dan pengobatannya pun berlainan. 

Apabila kamu mengalami gejala-gejala yang terlihat seperti campak atau alergi, segera temui ke dokter untuk memeriksakan diri. Jangan menunda-nunda pemeriksaan karena risiko komplikasi bisa saja mengintaimu.