Baik asma maupun PPOK sama-sama mengakibatkan sumbatan saluran pernapasan, sehingga bernapas menjadi lebih sulit. Namun keduanya merupakan penyakit berbeda.
2023-03-29 20:51:11
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Meski sama-sama menimbulkan sesak napas, PPOK berbeda dengan asma
Table of Content
Meski sama-sama termasuk dalam penyakit paru, ada perbedaan asma dan PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis. Utamanya, ketika melihat gejalanya. Jika asma membuat dada terasa sesak tiba-tiba, PPOK lebih menimbulkan gejala yang konstan.
Advertisement
Selain itu, tak menutup kemungkinan seseorang bisa merasakan asma dan PPOK secara bersamaan. Istilah medis untuk kondisi ini adalah asthma-COPD overlap atau ACO.
Baik asma maupun PPOK sama-sama mengakibatkan sumbatan saluran pernapasan, sehingga bernapas menjadi lebih sulit. Beberapa perbedaan antara kedua penyakit ini di antaranya:
Asma kerap kali terjadi karena dipicu alergen seperti debu, pollen, hingga aktivitas fisik berlebihan. Di sisi lain, pemicu dari PPOK adalah beberapa penyakit paru termasuk emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema terjadi ketika kantung udara kecil dalam paru-paru atau alveoli mengalami kerusakan.
Lebih jauh lagi, penyebab utama dari PPOK adalah merokok. Itu sebabnya ada kemungkinan perokok aktif menderita beberapa penyakit paru-paru sekaligus.
Gejala asma bisa datang dan pergi. Bahkan, ada kemungkinan penderitanya tidak mengalami gejala sama sekali untuk periode cukup lama. Namun PPOK memiliki gejala yang konstan dan bisa memburuk dari waktu ke waktu. Bahkan meski telah diobati, kemungkinan ini tetap ada.
Perbedaan utama kedua penyakit paru ini ada pada gejalanya. Asma umumnya menimbulkan gejala dada terasa sesak tiba-tiba. Selain itu, napas pun bisa berfrekuensi tinggi atau wheezing.
Sementara pada PPOK, gejala yang muncul lebih konstan. Seringkali, penderitanya juga mengalami batuk berdahak. Frekuensi mengalami batuk ini pun cukup sering.
Baca Juga
Ada kemungkinan seseorang menderita asma dan PPOK sekaligus. Sebutannya adalah asthma-COPD overlap (ACO). Belum jelas betul apa penyebab terjadinya ACO, namun sebutan ini diberikan untuk menandai ketika seseorang mengalami beberapa gejala sekaligus.
Namun jika dikaitkan dengan gaya hidup, faktor yang bisa menyebabkan seseorang menderita ACO adalah:
Apabila dokter mendiagnosis terjadinya ACO, perlu dicari tahu langkah pengobatan yang paling tepat. Ini penting karena ACO lebih serius ketimbang menderita asma atau PPOK saja.
Hingga saat ini memang belum ada pengobatan untuk kondisi ini. Namun, dokter dan pasien umumnya akan berdiskusi merumuskan cara agar bisa mengurangi gejala dan memiliki kualitas hidup lebih baik.
Beberapa orang yang memiliki faktor risiko menderita penyakit paru seperti asma dan PPOK seperti:
Mengingat salah satu faktor risiko mengalami penyakit paru adalah paparan iritan dalam jangka waktu lama, kondisi ini kerap baru dialami pada usia lanjut.
Ini berbeda dengan asma yang terkadang bisa terjadi karena ada perubahan gen yang menurun dalam keluarga. Gejala asma bisa terjadi sejak masa kecil. Bahkan, asma merupakan salah satu penyakit jangka panjang yang paling banyak dialami anak-anak.
Selain itu, asma yang diderita sejak kecil juga meningkatkan risiko mengalami PPOK saat semakin dewasa. Meski banyak orang dewasa yang sembuh dari asmanya, beberapa memiliki paru-paru yang tidak matang sempurna atau kurang bekerja optimal.
Kondisi ini disebut dengan persistent childhood asthma, yaitu kesulitan bernapas yang terjadi hampir setiap harinya. Menurut sebuah studi, 11% anak-anak yang menderita asma cukup parah ini kemudian menderita PPOK saat mulai dewasa.
Lebih jauh lagi, 3 dari 4 anak-anak yang menderita kondisi ini juga memiliki kapasitas paru-paru lebih sempit saat menginjak usia awal 20 tahun. Remaja laki-laki lebih rentan mengalami hal ini dibandingkan dengan perempuan.
Masih perlu lebih banyak penelitian lagi untuk melihat apakah ada pengobatan yang bisa mencegah asma di masa kecil meningkatkan risiko PPOK saat tumbuh dewasa.
Untuk mengetahui apakah gejala yang muncul merupakan asma atau PPOK, dokter akan memulai dengan melakukan pemeriksaan fisik. Tak hanya itu, riwayat medis juga akan menjadi pertimbangan. Utamanya, dokter akan melihat kondisi hidung serta mendengarkan paru-paru lewat stetoskop.
Lebih jauh lagi, beberapa hal lain yang akan diperiksa adalah:
Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan dengan X-ray dada serta analisis gas darah demi mengetahui berapa banyak oksigen dalam darah pasien. Dengan cara ini, bisa diketahui langkah penanganan yang tepat.
Baca Juga
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar perbedaan gejala penyakit paru lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tumor paru tidak selalu indikasi dari kanker paru stadium awal. Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter dapat membantu untuk membedakan ciri dari kedua penyakit ini.
Fungsi paru-paru manusia tidak hanya berkaitan dengan pernapasan. Organ ini, juga memiliki fungsi lainnya yang tidak kalah bermanfaatnya untuk kesehatan tubuh.
Kapasitas total paru-paru adalah jumlah dari kapasitas vital ditambah dengan volume residu yang diukur menggunakan alat bernama spirometer oleh dokter spesialis paru.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved