Selaput dara adalah lapisan yang berada pada bukaan vagina. Selaput dara yang normal memiliki bukaan atau lubang karena jika tidak, maka darah menstruasi tidak akan bisa keluar. Jadi istilah selaput dara robek tidaklah tepat, begitu juga mengaitkannya dengan keperawanan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
12 Mar 2022
Selaput dara bukanlah penentu keperawanan pada wanita
Table of Content
Hingga sekarang, selaput dara masih dijadikan sebagai patokan keperawanan seseorang. Mitos yang beredar saat ini, masih menganggap selaput dara yang robek menandakan perempuan tersebut telah pecah perawan dan menurun “nilainya”.
Advertisement
Stigma ini harus dihilangkan. Tahukah Anda, secara anatomis, bentuk selaput dara memang tidak benar-benar menutupi lubang kemaluan? Adanya “lubang” di selaput dara adalah normal.
Justru, selaput dara yang menutupi seluruh lubang kemaluan adalah suatu bentuk kelainan, yang disebut sebagai imperforasi selaput dara. Selaput dara juga sangat elastis. Sehingga, ada beberapa wanita yang tidak pernah mengalami perdarahan, meski telah aktif berhubungan seksual.
Selaput dara adalah selapis jaringan yang berada pada bukaan vagina, atau dapat juga disebut sebagai lubang kemaluan. Secara normal, semua selaput dara pasti memiliki lubang bukaan. Karena jika tidak, maka darah menstruasi tidak akan bisa keluar.
Lubang yang terdapat di selaput dara ukurannya bisa berbeda. Namun umumnya, bukaan yang ada pada jaringan ini berukuran sebesar jari, atau tampon ukuran kecil.
Ketebalannya pun bervariasi. Beberapa wanita memiliki selaput dara yang tebal. Namun sebagian lain memiliki lapisan yang tipis. Bahkan, ada juga wanita yang sama sekali tidak memiliki selaput dara sejak lahir.
Hingga saat ini, fungsi selaput dara untuk tubuh belum begitu jelas. Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa lapisan ini bisa saja berada di vagina untuk menghadang masuknya bakteri ke dalam tubuh.
Setiap wanita bisa memiliki bentuk selaput dara yang berbeda. Bentuk yang paling umum adalah bentuk bulan sabit. Bentuk ini akan mempermudah darah menstruasi keluar dari vagina. Bentuk selaput dara lain yang bisa dimiliki wanita adalah:
Imperforasi selaput dara adalah kondisi selaput dara yang menutupi seluruh lubang vagina. Kondisi ini merupakan suatu kelainan, karena membuat darah menstruasi tidak bisa keluar dari vagina.
Darah yang menumpuk di dalam vagina tersebut, kemudian bisa menimbulkan gangguan seperti sakit punggung atau sakit perut, serta nyeri saat buang air besar dan buang air kecil.
Imperforasi selaput dara bisa dideteksi sejak lahir. Namun pada kebanyakan kasus, kondisi ini baru terdeteksi saat wanita memasuki usia remaja dan mengalami menstruasi.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan operasi kecil. Dokter akan membuat pembukaan pada selaput dara dan membuat lubang vagina berukuran normal, sehingga darah menstruasi yang diproduksi dapat keluar dengan lancar.
Bentuk selaput dara yang mengalami mikroperforasi, hampir sama dengan imperforasi. Hanya saja, masih terdapat sedikit sekali pembukaan di lapisannya. Kondisi ini tidak mengganggu keluarnya darah menstruasi dari vagina, namun akan membuat kesulitan wanita yang menggunakan tampon saat menstruasi.
Mikroperforasi selaput dara bisa diatasi dengan metode operasi. Dokter akan membuang kelebihan jaringan yang terdapat pada selaput dara, sehingga lubang yang terdapat pada lapisan ini berukuran normal, dan mempermudah keluarnya darah menstruasi.
Septum artinya adalah pemisah atau batas. Sehingga, selaput dara dengan septum, memiliki pembatas di tengah-tengah lubangnya, dan membuatnya terlihat seperti mempunyai dua bukaan.
Kondisi ini dapat diatasi dengan operasi. Dokter akan menghilangkan septum tersebut dengan menyingkirkan kelebihan jaringan, agar bukaan vagina bisa berukuran normal.
BACA JUGA: Seputar Seks Pertama Kali, Apa yang Dirasakan hingga Tips agar Berjalan Lancar
Bentuk selaput dara bisa berbeda-beda pada setiap orang. Begitu juga dengan definisi keperawanan.
Seseorang dikatakan sudah tidak perawan, apabila telah melakukan hubungan seksual. Namun, hubungan seksual dapat dilakukan dengan bermacam cara dan tidak hanya dengan penetrasi penis ke vagina.
Beberapa orang mungkin saja melakukan hubungan seksual secara oral maupun secara anal. Meski tidak terjadi kerusakan pada selaput dara, namun mereka menganggap diri sendiri sudah tidak perawan.
Sebaliknya, ada juga wanita yang telah melakukan hubungan seksual dengan penterasi penis ke vagina, tapi sama sekali tidak mengalami perdarahan, karena selaput daranya tidak “sobek”.
Faktanya, hanya sekitar 40% wanita yang mengalami perdarahan setelah berhubungan intim untuk pertama kalinya. Perdarahan ini bisa muncul karena beberapa wanita memiliki jaringan selaput dara yang lebih tebal, sehingga kurang elastis dan sulit melebar, saat penis masuk ke vagina.
Lagipula, pembuluh darah yang terdapat di selaput dara jumlahnya tidak banyak. Sehingga, perdarahan yang terjadi umumnya bukan karena selaput dara yang sobek melainkan akibat luka di dinding vagina karena kurangnya produksi cairan "pelumas" dari vagina saat penis melakukan penetrasi ke area tersebut.
Saat perdarahan terjadi, jumlah darah yang keluar pun bisa berbeda, mulai dari hanya beberapa tetes, hingga cukup banyak dan terus keluar hingga tiga hari, layaknya menstruasi.
Melihat fakta-fakta ilmiah tersebut bisa disimpulkan bahwa mitos yang menyebutkan bahwa selaput dara sobek sama dengan sudah tidak perawan adalah hal yang tidak benar.
BACA JUGA: Tes Keperawanan, Validkah untuk Mengetahui Seorang Wanita Perawan atau Tidak?
Tidak, selaput dara tidak dapat tumbuh kembali setelah dibuka. Selaput dara bisa terbuka saat pertama kali Anda melakukan hubungan seks vaginal. Perlu dipahami, berhubungan intim bukanlah satu-satunya hal yang dapat membuka selaput dara Anda.
Menurut Planned Parenthood, selaput dara juga bisa robek saat akibat menggunakan tampon, memasukkan sesuatu ke dalam vagina (seperti jari atau mainan seks), mengendarai sepeda, melakukan senam, atau banyak hal lainnya. Bahkan tak jarang, beberapa orang dilahirkan dengan jaringan selaput dara yang sangat sedikit sehingga Anda bahkan tidak pernah menyadarinya sejak awal.
Belakangan tindakan perbaikan selaput dara sudah mulai tersedia dan mulai banyak digunakan oleh wanita di dunia. Tindakan ini disebut operasi selaput dara atau hymenoplasty.
Hymenoplasty merupakan prosedur yang relatif aman yang cenderung memiliki sedikit risiko dan efek samping. Meskipun begitu, tak menutup kemungkinan risiko kecil, infeksi, serta gangguan yang berhubungan dengan anestesi masih tetap bisa terjadi.
Saat operasi selaput dara, dokter akan membuat "selaput baru" dari lapisan sekunder yang akan disemai untuk menutupi selaput yang sobek, sehingga bentuk selaput darah bisa kembali seperti semula. Jika ada hal-hal yang menyebabkan lapisan sekunder tersebut tidak bisa digunakan, maka selaput dara baru dapat dibuat dari bibir vagina.
Baca Juga
Dengan mengenali lebih jauh mengenai bentuk, fungsi, serta cara kerja selaput dara, Anda diharapkan tidak lagi mempercayai mitos seputar keperawanan dan sobeknya selaput dara. Sudah saatnya, pengetahuan menyimpang seputar hubungan seksual kembali diluruskan.
Jika Anda masih punya pertanyaan seputar selaput dara ataupun mitos seputar hubungan seksual lainnya, konsultasikan langsung dengan dokter menggunakan fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi SehatQ. Konsultasi dilangsungkan secara privat, dimanapun Anda berada. Unduh gratis aplikasinya di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Indeks kepala yang kecil, badan yang tinggi sekali, hingga keterlambatan dalam proses pembelajaran, adalah beberapa gejala sindrom super female. Mari kenali penyebab, gejala dan pengobatan dari sindrom super female ini.
25 Apr 2023
Cara merangsang wanita saat ingin berhubungan intim, perlu dipahami kaum pria. Dengan menyentuh area tertentu, Anda dapat dengan mudah membangkitkan gairah istri
28 Apr 2023
Vagina setelah melahirkan tentunya mengalami berbagai perubahan, misalnya sulit menahan kencing. Hal ini membuat vagina tak akan persis kembali seperti semula.
27 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved