Trypophobia atau tripofobia adalah rasa tidak nyaman dan jijik pada lubang-lubang kecil yang berdekatan. Hal ini dapat dipicu ketika Anda melihat sarang lebah, mengkudu atau biji teratai.
2023-03-29 03:45:47
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Lubang-lubang kecil seperti pada pipa ini bisa memicu trypophobia pada sebagian orang
Apakah saat melihat lubang-lubang pada sarang lebah Anda merasa merinding? Atau, apakah Anda merasakan ketakutan yang sama ketika melihat mengkudu?
Advertisement
Jika iya, Anda mungkin saja terkena trypophobia. Kondisi ini dapat membuat Anda merasa tidak tahan atau tidak nyaman saat melihat lubang-lubang.
Trypophobia, atau dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai tripofobia, berasal dari kata Yunani yaitu, trypta (berlubang) dan phobos (ketakutan). Istilah trypophobia dilaporkan pertama kali muncul pada tahun 2005 di sebuah forum web. Trypophobia adalah rasa takut atau jijik terhadap lubang-lubang atau benjolan-benjolan kecil yang berkumpul berdekatan.
Akan tetapi, fobia ini tidak terdaftar secara resmi sebagai gangguan mental dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. Sebab, fobia harus menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran yang dapat mengganggu rutinitas normal seseorang, namun tripofobia tidak memenuhi hal tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa trypophobia cenderung menimbulkan rasa jijik ketimbang takut. Ini juga menajdi salah satu fobia yang lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Dalam sebuah penelitian, sekitar 25 persen orang yang mengidap trypophobia juga memiliki keluarga dengan kondisi tersebut.
Pemicu-pemicu umum tripofobia, yaitu sarang lebah, mengkudu, spons, coral, stroberi, delima, gelembung, biji teratai, mata yang banyak pada serangga, hewan yang berkulit atau berbulu tutul, dan lainnya.
Gejala tripofobia muncul ketika seseorang melihat objek sekelompok lubang kecil atau bentuk yang menyerupai lubang. Orang yang terkena tripofobia akan bereaksi dengan menunjukkan gejala, seperti:
Penyebab trypophobia belum diketahui secara pasti, apalagi penelitian tentang jenis fobia ini masih sangat terbatas. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013, menyebut tripophobia hanyalah perpanjangan dari ketakutan biologis terhadap hal berbahaya.
Orang-orang yang terkena trypophobia dianggap secara tidak sadar mengaitkan benda-benda berlubang yang tidak berbahaya dengan hewan berbahaya yang memiliki pola berlubang di tubuhnya, seperti biji teratai dengan gurita cincin biru.
Akan tetapi, sebuah studi pada tahun 2017 membantah hal tersebut. Penelitian ini melakukan survei untuk melihat apakah ketakutan yang muncul didasarkan pada hewan berbahaya atau merupakan respons terhadap visualnya.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa orang dengan trypophobia bukan memiliki rasa takut terhadap hewan berbahaya, tapi rasa takut yang ada dipicu oleh penampilan hewan tersebut.
Dengan kata lain, orang yang terkena trypophobia memang mengalami ketidaknyamanan ketika dihadapkan dengan rangsangan yang berkenaan dengan fobia tersebut, dan ketidaknyamanan itu tidak terkait dengan alam bawah sadar mereka.
Sayangnya, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan mengapa tripofobia bisa terjadi. Oleh sebab itu, penyebab trypophobia pun belum dapat disimpulkan.
Baca Juga
Risiko yang terkait dengan trypophobia belum banyak diketahui. Akan tetapi, ditemukan kemungkinan adanya hubungan antara fobia ini dengan gangguan depresi besar dan gangguan kecemasan umum.
Orang dengan trypophobia dianggap lebih mungkin mengalami kedua kondisi tersebut. Fobia ini bahkan juga diduga berkaitan dengan gangguan kecemasan sosial.
Oleh sebab itu, kondisi ini tentu harus diatasi agar tidak semakin memperburuk keadaan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati trypophobia, di antaranya:
Selain itu, terdapat beberapa perawatan lain yang dapat membantu Anda mengelola fobia, yaitu:
Jika Anda merasa mengalami trypophobia, bahkan hingga mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, sebaiknya segera bicara pada psikolog atau psikiater untuk mendapat arahan yang tepat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Fobia keramaian adalah kecemasan berlebihan yang muncul saat berada di tengah kerumunan orang. Penderita fobia ini bisa tiba-tiba menangis saat banyak orang.
nis fobia spesifik yang mungkin belum banyak orang ketahui adalah catoptrophobia, takut akan cermin. Tak hanya itu, fobia cermin ini juga mungkin muncul ketika ada objek yang dipantulkan di cermin.
Gangguan panik yang dialami Kang Daniel adalah kondisi serangan panik yang terjadi secara berulang. Kenali faktor penyebab dan gejalanya
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved