Penyebab susah hamil anak kedua bisa diakibatkan karena PCOS, kualitas sperma buruk, masalah berat badan, varikokel, jarang berhubungan seks, hingga stres. Tips untuk mengatasinya adalah kamu perlu makan makanan yang sehat, rutin berolahraga, hingga menghindari stres.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
28 Jun 2023
Penyebab susah hamil anak kedua bisa karena gangguan hormon maupun sperma
Table of Content
Penyebab susah hamil anak kedua atau yang kerap disebut dengan infertilitas sekunder perlu diketahui jika kamu berencana untuk menambah momongan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah berat badan, kualitas sperma yang buruk, hingga kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Advertisement
Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah memiliki momongan apabila kamu telah berhubungan seksual tanpa kontrasepsi dalam jangka waktu 1 tahun pada usia di bawah 35 tahun.
Apabila sedang menjalankan program hamil anak kedua, ketahui berbagai penyebab susah hamil anak kedua di bawah ini agar lebih waspada.
Kenapa susah hamil anak kedua? Ada beberapa faktor penyebab yang bisa mendasarinya. . Tidak hanya dari wanita, faktor penyebab susah hamil ini pun juga bisa berasal dari pria.
Inilah beberapa penyebab kamu dan pasangan susah hamil lagi:
Jika kamu memiliki PCOS dan mengalami kesulitan hamil anak pertama, maka hal yang sama juga mungkin saja terjadi saat berusaha hamil anak kedua.
Penderita PCOS memiliki folikel ovarium yang belum matang. Hal ini mengakibatkan ovarium tidak mampu melepaskan sel telur saat pembuahan (anovulasi).
Apabila tidak ada pelepasan sel telur, pembuahan tidak akan terjadi sehingga kehamilan pun tidak pula terjadi.
Berdasarkan riset dari The Journal of Reproductive Medicine, penyebab terganggunya pematangan folikel pada ovarium adalah kadar hormon androgen yang berlebih pada tubuh (hiperandrogenismo).
Berdasarkan riset yang terbit pada National Center for Biotechnology Information, risiko masalah kesuburan (infertilitas) pada wanita cenderung meningkat sebesar 25-30 persen di usia 35 tahun ke atas.
Hal ini disebabkan oleh produksi jumlah sel telur yang berkurang drastis secara alami karena proses penuaan sejak pertengahan usia 30.
Terlebih seiring bertambahnya umur, wanita lebih berisiko mengalami penyakit yang menjadi penyebab susah hamil, seperti fibroid rahim dan endometriosis.
Kedua gangguan kesehatan tersebut juga merupakan penyebab susah hamil anak kedua.
Begitu pula dari sisi pria. Berdasarkan riset dari Reproductive Biology and Endocrinology, proses penuaan yang dimulai pada usia 40 tahun ke atas cenderung menyebabkan kerusakan DNA pada sperma.
Kerusakan DNA dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma, dari pergerakan dan umur hidup sperma.
Kualitas sperma yang tidak optimal tentu dapat mempersulit terjadinya pembuahan sehingga kemungkinan kehamilan anak kedua pun bisa menurun.
Agar bisa terjadi kehamilan, kamu sebetulnya hanya memerlukan satu sel sperma yang membuahi sel telur.
Namun, seperti yang telah disebut di atas, baik-buruknya kualitas sperma juga menjadi penyebab susah hamil anak kedua.
Sel telur haruslah dibuahi oleh sperma yang sehat, baik dari segi kecepatan gerak, bentuknya, maupun kekuatan umur hidupnya.
Penelitian dari Embo Reports menyatakan apabila sperma bergerak lambat, tentu pembuahan akan terjadi lebih lama karena sperma tidak juga bertemu dengan sel telur.
Terlebih, ada kemungkinan pula jika sperma tidak bergerak lurus ke atas sehingga semakin membutuhkan waktu lebih lama untuk membuahi sel telur. Bahkan, ada pula kemungkinan pembuahan justru gagal terjadi akibat sel telur terlanjur luruh.
Temuan yang dipublikasikan jurnal Asian Journal of Andrology juga melaporkan bahwa banyaknya jumlah sperma dalam air mani juga menentukan kemampuan pria untuk bereproduksi.
Dari riset tersebut, diketahui bahwa jumlah sel sperma yang kurang dari 40 juta dalam 1 ml air mani dapat mempersulit kemungkinan pembuahan yang sukses.
Sebab, semakin sedikit jumlah sperma secara keseluruhan, semakin rendah juga peluang mereka untuk berenang sampai tujuan. Oleh karena itu, program hamil anak kedua pun susah dilakukan.
Bagi pasangan yang sedang menjalankan program hamil anak kedua, ada baiknya untuk lebih memerhatikan berat badannya. Terutama jika kamu dan pasangan tergolong kelebihan berat badan maupun obesitas,
Riset dari Journal of the Turkish-German Gynecological Association menyatakan, perempuan obesitas cenderung butuh waktu lebih lama untuk hamil.
Bahkan, wanita obesitas memiliki risiko infertilitas tiga kali lebih besar daripada wanita dengan berat badan normal.
Sebab, obesitas menyebabkan tubuh mengalami resisten insulin akibat jaringan lemak yang berlebih.
Resisten insulin mampu meningkatkan hormon androgen. Kelebihan hormon androgen membuat folikel tidak bisa matang sehingga sel telur tidak dilepaskan.
Di sisi lain, wanita yang menjadi terlalu kurus setelah melahirkan anak pertama juga kemungkinan mengalami sulit hamil anak kedua. Tubuh yang terlalu kurus berhenti memproduksi estrogen, hormon yang mengatur siklus haid dan pelepasan sel telur.
Sementara pada pria, riset dari Central European Journal of Urology menunjukkan pria dengan berat badan berlebih memiliki hormon leptin yang tinggi. Hormon leptin ini mampu merusak sel sperma.
Selain itu, pria obesitas juga cenderung memiliki penumpukan lemak berlebih di daerah paha dalam dan panggul.
Gumpalan ini dapat menyebabkan peradangan pada area kelamin yang berguna untuk membawa dan menyimpan sperma (epididimitis).
Epididimitis akan menyebabkan saluran epididimis tersumbat akibat kemunculan kista, sehingga menghambat pematangan dan pengeluaran sperma.
Varikokel merupakan penyakit yang membuat aliran darah pada saluran sperma mundur. Hal ini tentu mengganggu program hamil anak kedua.
Berdasarkan penelitian pada jurnal Nature Reviews Urology, varikokel menyebabkan suhu kantung pembungkus testis (skrotum) naik sehingga mengganggu produksi sperma.
Padahal, pembentukan pembentukan sperma normal terjadi pada suhu 2 derajat Celcius di bawah suhu inti tubuh.
Selain itu, kenaikan suhu pada testis menyebabkan munculnya stres oksidatif. Efeknya, testis pun mengalami peradangan sehingga menurunkan kadar testosteron yang berguna untuk pembentukan sperma.
Baca Juga: Ini yang Harus Disiapkan Saat Program Hamil Anak Kedua
Kamu mungkin tergoda untuk kembali merokok dan minum alkohol setelah sukses program hamil anak pertama. Namun, kebiasaan ini tetap dapat menjadi penyebab susah hamil anak kedua.
Terbukti, dari temuan terbitan Reproductive Biology and Endocrinology, konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok mampu menurunkan jumlah sperma, penurunan massa otot pada testis (atrofi testis), hingga penurunan libido.
Di sisi lain, kesuburan dari perempuan yang mengonsumsi alkohol berlebihan juga terbukti mengalami penurunan.
Alkohol mampu mengganggu proses ovulasi sehingga menyebabkan sel telur gagal diproduksi dan matang sehingga tidak mampu dibuahi sperma.
Selain itu, merokok juga menyebabkan infertilitas dengan menurunkan fungsi ovarium dan menyebabkan perubahan abnormal pada tuba falopi serta rahim. Akibatnya, proses pembuahan dan implantasi untuk kehamilan lebih susah terjadi.
Pembuahan terjadi ketika pasangan melakukan hubungan intim. Namun di sisi lain, bukan hal asing lagi jika frekuensi berhubungan seks mungkin semakin jarang bagi pasangan yang sudah menikah lama.
Hal ini bisa terjadi akibat kesibukan masing-masing, masalah rumah tangga, penyakit yang diidap, hingga masalah libido. Penuaan juga dapat berkontribusi pada penurunan gairah seksual secara alami.
Akan sangat disayangkan jika wanita sedang mengalami masa subur, tapi justru terlewatkan karena tidak berhubungan intim.
Maka jika kamu berencana menjalani program hamil anak kedua, pastikan kamu meningkatkan komunikasi dengan pasangan.
Riset dari The Journal of Sex Research menemukan, kepuasan dan gairah seks meningkat saat pasangan saling menjaga komunikasi.
Komunikasikanlah masalah-masalah internal atau keinginan yang kamu pendam soal ranjang selama ini agar kamu berdua bisa menikmati hubungan intim dengan lebih sering dan nyaman.
Mengetahui bahwa kamu tidak juga sukses mendapat momongan lagi bisa jadi penyebab susah hamil anak kedua.
Belum lagi jika kamu juga terus-terus mendapat pertanyaan “Kapan hamil lagi?”, “Kapan nih si Kakak dapat adik baru?”, dan lain sebagainya dari orang-orang sekitar.
Sebab, tekanan mental ini lambat laun dapat menjadi stres pikiran tersendiri bagi orang tua.
Saat stres, hormon kortisol meningkat. Secara tidak langsung, tingginya kortisol dapat mengganggu kerja ovarium sehingga proses ovulasi pun ikut terdampak.
Selain itu, stres pun juga membuat pasangan memilih gaya hidup tidak sehat sebagai "pelarian sesaat", seperti konsumsi alkohol, merokok, begadang atau terlalu banyak tidur, dan tidak mengontrol pola makan.
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memengaruhi peluang kesuksesan hamil anak kedua.
Baca juga: Melahirkan Anak Kedua Bisa Berlangsung Lebih Cepat, Mengapa?
Apabila kamu kesulitan menjalankan program kehamilan untuk anak kedua, ada beberapa tips hamil yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan peluang, seperti:
Apabila kamu merencanakan program hamil anak kedua dan memiliki kendala, segera konsultasikan ke dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Waktu yang baik untuk berhubungan suami istri dapat dilakukan di pagi/sore hari untuk memberikan performa seksual yang maksimal, sementara seks di masa subur dan saat lendir serviks muncul akan meningkatkan peluang kehamilan.
18 Sep 2023
Setelah hamil anggur, program untuk hamil kembali bukanlah hal yang direkomendasikan. Lantas, setelah hamil anggur apakah masih bisa hamil lagi? Jawabannya adalah bisa, tapi memerhatikan waktu yang tepat.
8 Jul 2019
Gejala hamil tapi test pack negatif terjadi akibat kondisi pada tubuh maupun pada alat tes kehamilannya. Hal ini disebabkan adanya jumlah hormon hCG yang tidak normal hingga kerusakan test pack.
19 Jan 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved