Penyebab suara serak berkepanjangan berkaitan dengan nodul dan polip pita suara. Namun ada beberapa penyebab lain seperti kista pita suara, laringitis, epiglotitis dan kanker laring.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
11 Jul 2019
Gangguan pada pita suara merupakan penyebab suara serak.
Table of Content
Apa penyebab suara serak berkepanjangan? Jika suara tidak dapat keluar dengan lancar sesekali mungkin Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Namun, jika suara serak terjadi terus menerus mungkin Anda harus mewaspadainya.
Advertisement
Salah satu penyebab suara serak adalah karena adanya nodul dan polip pita suara. Keduanya merupakan benjolan yang tidak memicu kanker yang tumbuh di daerah pita suara.
Memiliki suara dan bisa berbicara dengan jelas tentu merupakan sesuatu yang perlu disyukuri. Saat berbicara, pita suara menyatu dan aliran udara dari paru-paru melewati laring sehingga membuat pita suara bergetar.
Getaran tersebut menghasilkan gelombang suara yang melewati tenggorokan, mulut, dan hidung, sebagai rongga resonansi yang mengubah gelombang suara menjadi bunyi. Nah, dengan adanya suara, kita dapat mengekspresikan apa yang terlintas dalam pikiran maupun apa yang dirasakan.
Pita suara merupakan organ penting yang juga perlu diperhatikan agar suara tetap dapat keluar. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga agar suara tetap merdu.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, suara Anda bisa saja tiba-tiba menjadi serak. Suara serak adalah kondisi terjadinya perubahan suara.
Suara serak bukan penyakit, melainkan gejala yang menyebabkan adanya gangguan di area pita suara.
Gangguan perubahan suara ini bisa terjadi karena infeksi akut akibat batuk, pilek, radang tenggorokan. Berbagai gangguan tersebut bisa timbul pada pita suara secara terus menerus sehingga bisa menjadi penyebab suara serak berkepanjangan.
Selain itu, ada pula beberapa yang menyebabkan suara serak berkepanjangan lainnya, yakni
Kemunculan nodul dan polip pita suara dapat menjadi penyebab suara serak berkepanjangan. Penyebab suara serak ini sekilas serupa tapi tak sama. Nodul umumnya muncul karena penggunaan suara secara salah atau terus-menerus.
Hal tersebut menimbulkan adanya tonjolan serupa kapalan pada bagian tengah lipatan pita suara. Tonjolan penyebab suara serak berkepanjangan ini muncul karena lipatan pita suara yang membengkak dan mengeras.
Bila pita suara terus digunakan secara berlebihan atau salah, maka benjolan tersebut akan makin kaku dan membesar.
Nodul dapat terjadi pada pria maupun wanita. Tetapi, umumnya dialami oleh wanita berusia 20-50 tahun.
Sementara itu, polip dapat muncul pada satu atau kedua pita suara dan memiliki lebih banyak pembuluh darah, berwarna kemerahan, serta berukuran lebih besar daripada nodul. Bentuk polip lebih menyerupai lepuhan daripada benjolan.
Penyebab suara serak berkepanjangan berupa polip bisa diakibatkan oleh berbagai hal. Misalnya, penggunaan pita suara yang berlebihan atau salah, kerusakan pada pita suara, merokok, alergi, sinusitis, konsumsi alkohol, dan sebagainya.
Pada kasus yang jarang, polip pada pita suara bisa muncul karena hipotiroidisme atau kadar hormon tiroid yang rendah.
Selain menjadi penyebab suara serak, nodul dan polip pita suara juga bisa menyebabkan kehilangan suara, adanya nafas berlebih saat bersuara, serta sulit untuk menjangkau nada vokal yang lebih tinggi.
Terkadang, penderita nodul dan polip pita memiliki suara yang patah-patah. Rasa sakit umumnya juga dapat dirasakan pada bagian leher atau terasa seperti melejit dari satu telinga ke telinga lainnya.
Sensasi adanya ganjalan di tenggorokan adalah tanda lain dari nodul dan polip pita suara. Penderita juga akan sering batuk, merasa lelah, ataupun sering membersihkan tenggorokan. Bila Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter.
Nodul dan polip pita suara hanya satu dari banyaknya penyebab suara serak yang bisa dialami oleh pria maupun wanita. Beberapa hal yang menyebabkan suara serak berkepanjangan lainnya adalah:
Kista pita suara hampir sama dengan nodul dan polip pita suara. Kista pita suara juga merupakan benjolan yang tumbuh di pita suara. Namun, kista pita suara jarang terjadi dan benjolan yang timbul berupa kantong.
Kantong tersebut muncul pada bagian pita suara yang terisi cairan atau daerah yang lebih lunak dari daerah lainnya.
Namun, kista pita suara umumnya diakibatkan oleh infeksi pada saluran pernapasan bagian atas atau laringitis.
Laringitis adalah peradangan pada pita suara yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, penggunaan pita suara secara berlebih, atau iritasi.
Laringitis akut biasanya bertahan kurang dari tiga minggu. Sementara, laringitis kronis dapat bertahan lebih dari tiga minggu. Laringitis dapat menyebabkan suara serak dan batuk kering.
Selain itu, laringitis juga bisa memicu hilangnya suara, suara yang melemah, tenggorokan kering, dan sensasi menggelitik di tenggorokan.
Laringitis yang diiringi dengan demam yang tidak kunjung reda, kesulitan menelan, rasa sakit yang menyiksa di tenggorokan, dan batuk berdarah perlu untuk diperiksa di dokter.
Penyebab suara serak lainnya adalah karena epiglotitis. Epiglotitis adalah peradangan dan pembengkakan pada bagian epiglotis atau bagian paling ujung bawah bagian dalam lidah yang tersusun dari tulang rawan.
Epiglotitis biasanya diakibatkan oleh infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Namun, bakteri lain, seperti bakteri Streptococcus pneumoniae, Streptococcus A, B, dan C juga merupakan bakteri penyebab dari epiglotitis.
Infeksi virus cacar air, penyakit ruam saraf, dan infeksi jamur mampu menimbulkan epiglotitis. Meskipun demikian, masih terdapat faktor-faktor lain yang berkontribusi memunculkan epiglotitis, seperti menelan benda asing, cedera atau luka pada tenggorokan, dan menghirup zat kimia.
Selain penyebab suara serak berkepanjangan, epiglotitis dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, dan demam.
Epiglotitis adalah kondisi yang berbahaya dan berpotensi menghalangi jalannya pernapasan. Oleh karenanya, jika Anda atau kerabat mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter.
Kanker laring atau pita suara adalah salah satu jenis dari kanker tenggorokan yang dapat merusak suara dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyebab kanker laring umumnya karena adanya sel yang bermutasi dan terus bertambah serta menjadi tumor.
Mutasi sel bisa disebabkan oleh kurang nutrisi, merokok, infeksi human papillomavirus, paparan racun, penyakit genetik, konsumsi alkohol berlebih, dan masalah pada sistem imun tubuh.
Gejala kanker laring tidak hanya suara serak, tetapi juga sakit tenggorokan, batuk berdarah, nyeri leher, kesulitan bernapas, sakit di telinga, batuk berlebih, bengkak di leher, penurunan berat badan yang mendadak, dan kesulitan menelan makanan.
Konsultasikan ke dokter jika Anda atau kerabat memiliki gejala di atas agar segera dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan.
Pengobatan suara serak berkepanjangan tentu tidak boleh sembarangan. Pasalnya, pengobatan suara serak berkepanjangan harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Jika suara serak masih tergolong ringan dan belum berkepanjangan ada beberapa pengobatan suara serak yang bisa dilakukan untuk meredakannya, yakni:
Penyebab suara serak bisa timbul karena berbagai hal. Jika pengobatan suara serak di atas tidak kunjung mengembalikan suara Anda seperti semula, bahkan suara serak terjadi berkepanjangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Dengan demikian, dokter akan memberikan diagnosis penyebab suara serak berkepanjangan dan pengobatan suara serak yang Anda alami.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Ada beragam obat polip hidung alami dan medis yang bisa Anda gunakan, mulai dari butterbur, chamomile, bawang putih, hingga kortikosteroid.
12 Jan 2023
Ketika pita suara lumpuh, Anda berisiko mengalami suara serak hingga kesulitan bernapas. Penyebab suara serak dan hilang ini beragam, bisa dari cedera hingga penyakit tertentu. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara membuat suara bagus kembali.
9 Sep 2019
Disartria adalah gangguan motorik yang membuat penderitanya kesulitan saat berbicara. Gejala penderita disartria berbeda satu sama lain, tergantung tingkat keparahan dan bagian otak mana yang mengalami cedera.
29 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved