logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Mengapa Sering Gigit Bibir Saat Gugup Atau Cemas?

open-summary

Menggigit bibir adalah cara umum yang dialami oleh banyak orang saat gugup atau cemas. Namun, tahukah Anda kalau menggigit bibir bisa jadi kebiasaan yang berdampak buruk? Lantas, bagaimana mengatasinya?


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

1 Mei 2023

Kebiasaan gigit bibir adalah cara umum yang dialami oleh banyak orang saat gugup atau cemas

Pada sebagian orang, kebiasaan gigit bibir bisa memiliki dampak buruk dalam kehidupan sehari-hari

Table of Content

  • Bahayakah sering gigit bibir saat gugup atau cemas?
  • Kebiasaan menggigit bibir akibat kondisi fisik tertentu
  • Cara mengatasi kebiasaan menggigit bibir yang sudah kronis
  • Catatan dari SehatQ

Apakah Anda punya kebiasaan gigit bibir? Menggigit bibir adalah salah satu cara yang umum dialami oleh banyak orang saat menghadapi kecemasan atau sedang gugup.

Advertisement

Pada sebagian orang, menggigit bibir bisa menjadi kebiasaan yang memiliki dampak buruk dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, orang-orang dengan kebiasaan gugup ini mungkin saja mengalami luka yang menyakitkan dan kemerahan di bibir.

Sayang, banyak orang yang melakukannya tidak menyadari bahaya yang mungkin timbul akibat kebiasaan tersebut. Bahkan, tak sedikit yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja dan tidak berisiko.

Baca Juga

  • Stres, Penyebab Kebutaan yang Diam-Diam Mengintai
  • Dampak Psikologis Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Mengenal Hormon Dopamin dan Fungsinya bagi Tubuh

Bahayakah sering gigit bibir saat gugup atau cemas?

Menggigit bibir kerap kali dilakukan saat seseorang sedang gugup, cemas, atau bahkan stres. Sebenarnya, sering gigit bibir bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan dan tidak berbahaya.

Kendati demikian, ketika orang yang melakukan kebiasaan tersebut tidak dapat mengendalikannya maka bisa menyebabkan perilaku berulang yang berfokus pada tubuh atau dikenal dengan kondisi body-focused repetitive behavior (BFRB).

BFRB berbeda dengan seseorang yang hanya sesekali menunjukkan perilaku menggigit bibir. Pada orang-orang dengan BFRB, perilaku tersebut menyebabkan dirinya merasa tertekan atau akibat adanya gangguan.

Kebiasaan menggigit bibir yang kronis merupakan salah satu contoh perilaku BFRB. Kondisi tersebut mengacu pada perilaku yang dilakukan secara sadar dan berulang seperti kebiasaan merusak kulit, rambut, atau kuku.

BFRB dapat terjadi sebagai situasi di mana seseorang mungkin merasa cemas, gugup, atau tidak nyaman. Orang dengan BFRB menganggap bahwa perilaku berulang dapat memberikan rasa lega dari emosi yang menyakitkan.

Akan tetapi, masih sedikit penelitian yang meyakini bahwa kebiasaan gigit bibir merupakan kondisi BFRB. Sebagian besar kasus penelitian BFRB fokus pada tiga kebiasaan paling umum, yaitu:

  • Mencabut rambut atau trikotilomania
  • Mencabut kulit atau eksoriasi
  • Menggigit kuku atau onikofagia

Kebiasaan menggigit bibir akibat kondisi fisik tertentu

Selain kondisi psikologis, kebiasaan gigit bibir juga dapat disebabkan oleh kondisi fisik. Kondisi fisik dapat menyebabkan seseorang menggigit bibir ketika menggunakan mulut untuk berbicara atau mengunyah.

Penyebab menggigit bibir berdasarkan kondisi fisik, termasuk:

  • Masalah pelurusan gigi atau yang dikenal dengan maloklusi. Ini termasuk overbite dan underbite yang dapat menyebabkan kepadatan gigi. Kondisi tersebut menyebabkan Anda lebih sering menggigit bibir.
  • Gangguan temporomandibular atau TMD, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan disfungsi pada TMD. Temporomandibular adalah sendi yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak Anda. Hal tersebut dapat menyebabkan orang menggigit bibirnya secara tidak sengaja.

Selain menggigit bibir, orang dengan maloklusi atau TMD akan sering menggigit bibir, pipi, atau lidah mereka. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan melakukan konsultasi dengan dokter gigi. Dokter gigi mungkin akan memberikan perawatan, seperti pemasangan kawat gigi (behel) atau mencabut satu atau lebih gigi.

Kendati demikian, jika kebiasaan menggigit bibir sudah cukup kronis dan dirasa cukup mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Anda guna mengetahui penyebabnya dengan tepat.

Cara mengatasi kebiasaan menggigit bibir yang sudah kronis

Perilaku menggigit bibir dapat diatasi dengan cara berbeda, tergantung dari penyebab perilaku tersebut. Jika perilaku ini muncul akibat adanya gangguan pada gigi maka masalah tersebut perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi.

Sementara, jika akibat faktor psikologis, konseling atau terapi perilaku dapat menjadi jawabannya. Berikut adalah beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan gigit bibir yang sudah kronis.

1. Terapi kognitif perilaku

Orang yang mengidap BFRB dapat ditangani dengan terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi kognitif perilaku adalah pendekatan bertahap yang fokus pada perubahan perilaku secara spesifik dengan mengidentifikasi penyebabnya.

Selain itu, terapi ini juga mengajarkan keterampilan yang dapat membantu seseorang mengubah perilaku dan pikirannya ke depan.

2. Habit reversal training (HRT)

Habit reversal training (HRT) atau terapi pembalikan kebiasaan adalah salah satu jenis terapi CBT yang diyakini efektif bagi penderita perilaku menggigit bibir berulang. Terdapat tiga langkah kunci dalam melakukan terapi HRT, antara lain:

  • Melakukan terapi dengan meningkatkan kesadaran sehingga orang-orang memerhatikan kebiasaan Anda saat menggigit bibir
  • Menciptakan respons berlawanan yang merupakan tindakan berbeda yang dapat dilakukan seseorang ketika mereka merasakan keinginan untuk menggigit bibir
  • Memberi dukungan sosial, yang dapat membantu Anda mengatasi kebiasaan saat cemas atau gugup

3. Dialectical behavior therapy (DBT)

Terapi perilaku dialektik (DBT) adalah pilihan terapi lainnya yang dilakukan untuk mengobati BFRB, termasuk kebiasaan menggigit bibir. Orang dengan BFRB mungkin memerlukan bantuan dalam mengatur emosi, seperti kecemasan.

Terapi ini bisa juga berguna untuk mengobati penyebab di balik perilaku berulang yang fokus pada tubuh. Beberapa aspek yang ditekankan dalam terapi DBT adalah perhatian, toleransi tekanan, mengatur emosi, dan efektivitas interpersonal.

4. Obat-obatan

Sebenarnya, tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati kondisi BFRB. Terapi CBT dan HRT dianggap lebih efektif untuk dilakukan dibandingkan menggunakan obat-obatan.

Meski demikian, beberapa penderita ada pula yang mengonsumsi obat antidepresan dan antiobsesif, seperti clomipramine atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs).

Sebelum memutuskan konsumsi obat-obatan, pastikan Anda berkonsultasi dengan psikiater terlebih dahulu guna mendapatkan pilihan obat yang tepat.

Catatan dari SehatQ

Menggigit bibir kerap kali dilakukan saat seseorang sedang gugup atau cemas. Kondisi ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, jika Anda kebiasaan gigit bibir sudah mengganggu aktivitas dan menurunkan kualitas hidup Anda, coba diskusikanlah dengan psikolog, psikiater, atau konselor. Para ahli akan membantu mengidentifikasi penyebab dan memberi penanganan yang tepat.

Advertisement

gangguan mental

Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved