Sakit kepala karena asam lambung banyak dialami oleh penderita refluks asam lambung. Asam lambung bisa menyebabkan sakit kepala ketika refluks lambung mencapai saluran eustachius di tenggorokan yang berperan pada tekanan di telinga, sehingga bisa memicu sakit kepala.
15 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Refluks asam lambung yang mencapai saluran eustachius dapat menyebabkan sakit kepala
Table of Content
Sakit kepala karena asam lambung yang terjadi bersamaan dengan gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) banyak dialami oleh penderita namun belum ditemukan penyebab pastinya.
Advertisement
Komunikasi yang terjadi antara usus dan otak melalui jalur yang disebut sumbu usus-otak (gut-brain axis). Gut-brain axis ini terdiri atas sistem saraf enterik di saluran pencernaan dengan sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Belum diketahui dengan pasti apakah refluks asam lambung yang menyebabkan sakit kepala, atau justru sakit kepala yang menyebabkan refluks asam lambung. Namun kedua gejala tersebut sering menyertai kondisi gastrointestinal dan masalah kesehatan lainnya.
Studi terbaru mengatakan sakit kepala berhubungan dengan sejumlah kondisi gastrointestinal, seperti:
Studi ini menunjukkan bahwa antara 30 hingga 50% orang yang mengalami sakit kepala juga menderita GERD.
Salah satu teori mengapa gangguan gastrointestinal dan sakit kepala saling terkait, termasuk meningkatnya kepekaan terhadap rasa sakit tubuh, adalah karena sistem saraf parasimpatis. Saraf parasimpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang dapat merasakan dan berfungsi tanpa Anda memikirkannya.
Kerusakan sistem saraf otonom telah dikaitkan dengan GERD dan migrain serta dapat berkontribusi pada perkembangan salah satu atau kedua kondisi tersebut. Alergi makanan, obat-obatan, dan bahkan kadar serotonin juga merupakan benang merah antara sakit kepala dan refluks asam lambung, dan dapat berhubungan satu sama lain.
Refluks asam lambung atau GERD terjadi ketika asam lambung naik dari lambung ke kerongkongan. Ketika mencapai kerongkongan, asam lambung dapat menyebabkan iritasi atau sensasi terbakar (heartburn).
Lantas, bagaimana asam lambung naik bisa menyebabkan sakit kepala? Dalam beberapa kasus, aliran balik (refluks) asam lambung ini dapat mencapai saluran eustachius di tenggorokan dan juga terhubung dengan telinga Anda.
Saluran eustachius ini memainkan peran besar dalam keseimbangan dan gangguan pada tekanan di telinga, terutama akibat asam lambung, sehingga dapat menyebabkan sakit kepala.
GERD dan refluks asam lambung juga telah dikaitkan dengan sesak napas karena iritasi dan pembengkakan di saluran napas. Sesak napas atau dispnea merupakan penyebab utama pusing dan kehilangan kesadaran.
Beberapa gejala karena asam lambung yang biasanya dilaporkan terjadi bersamaan dengan sakit kepala adalah sebagai berikut:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengobati gangguan asam lambung dapat membantu mengurangi tingkat keparahan sakit kepala. Beberapa penelitian yaitu:
Menjalani pola hidup sehat dapat membantu Anda mengatasi masalah asam lambung yang sekaligus mengurangi sakit kepala. Ada berbagai hal yang dapat Anda lakukan di rumah untuk membantu meringankan atau mencegah sakit kepala, seperti:
Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang sakit kepala karena asam lambung tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ternyata, pusing dan sakit kepala tidak sama. Ada sejumlah perbedaan pusing dan sakit kepala, seperti sensasi yang muncul, penyebab, hingga cara mengobatinya.
Manfaat paracetamol utamanya yaitu meredakan nyeri dan menurunkan demam. Paracetamol dapat meredakan nyeri di berbagai area tubuh, termasuk kepala, gigi, punggung, bahkan kram saat menstruasi.
Nyeri dada sebelah kanan dapat disebabkan ketegangan otot, kenaikan asam lambung, stres atau cemas, hingga kanker paru-paru. Sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. R Hakbar Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved