Meski belum diketahui pasti, penyebab rematik diduga berhubungan dengan sistem imun. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risikonya.
5 Jan 2023
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penyebab rematik, kondisi yang berkaitan dengan nyeri sendi
Table of Content
Rematik atau radang sendi umumnya berkaitan dengan kondisi yang sering dialami lansia. Namun, ada berbagai penyebab serta faktor risiko rematik sehingga bisa dialami oleh orang yang berusia lebih muda.
Advertisement
Ketahui apa saja gejala, penyebab, hingga cara mengatasi rematik di sini.
Rematik (rheumatoid arthritis) adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi. Kondisi ini dapat bertambah buruk seiring berjalannya waktu.
Cleveland Clinic menyebut, ada beberapa area yang dapat terserang rematik, seperti jari, tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, kaki, serta jari kaki.
Berikut adalah macam-macam gejala yang muncul pada rematik:
Gejala rematik yang muncul bisa terasa ringan hingga berat. Sebaiknya, Anda tidak mengabaikan sekecil apa pun gejalanya. Segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter.
Baca Juga
Belum diketahui secara pasti apa yang membuat seseorang mengalami rematik. Namun, diduga penyakit autoimun adalah penyebab seseorang mengalami rematik.
Ada hal yang memicu sistem imun untuk menyerang persendian sehingga terjadi peradangan.
Sistem imun (dalam hal ini antibodi) menyerang jaringan yang melapisi persendian Anda. Akibatnya, sel pelapis (sinovial) membelah dan terjadi peradangan sendi.
Ada beberapa hal penyebab sistem imun menyerang persendian dan menyebabkan rematik, antara lain:
Salah satu faktor penyebab terjadinya rematik adalah bertambahnya usia. Umumnya, rematik muncul pada orang dewasa usia 50 tahun ke atas.
Meski begitu, tak menutup kemungkinan orang yang berusia lebih muda mengalaminya.
Selain itu, dibandingkan laki-laki, wanita dewasa umumnya lebih berisiko mengalami rematik.
Penyebab risiko rematik seseorang meningkat lainnya adalah faktor keturunan. Orang yang lahir dengan gen tertentu, seperti genotipe HLA kelas II lebih berisiko mengalami rheumatoid arthritis.
Selain itu, risiko rematik kemungkinan paling tinggi pada orang yang mempunyai gen obesitas atau dalam lingkungan keluarga perokok.
Jika ada anggota keluarga yang mengalami rematik, risiko Anda untuk mengalaminya juga lebih tinggi.
Faktor penyebab yang satu ini masih berkaitan dengan wanita lebih sering mengalami rematik.
Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dapat menurunkan risiko rheumatoid arthritis.
Alasannya, karena sel janin yang ditransmisikan ke ibu selama hamil dapat membantu menurunkan risiko mengalami rematik.
Jadi, ada kemungkinan apabila Anda mempunyai organ reproduksi ovarium dan belum pernah melahirkan, hal ini bisa meningkatkan risiko rematik dibandingkan orang yang pernah melahirkan.
Baca Juga
Beberapa makanan diketahui dapat meningkatkan seseorang mengalami rematik. Biasanya, makanan yang jadi penyebab rematik adalah makanan yang mengandung natrium tinggi, gula, dan zat besi tinggi.
Beberapa makanan lainnya yang meningkatkan risiko rematik juga, antara lain daging merah dan makanan olahan.
Merokok juga bisa meningkatkan faktor risiko penyebab rematik. Terutama, jika Anda juga memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami penyakit tersebut.
Ingatlah bahwa merokok berbahaya untuk tulang, persendian, dan jaringan ikat dalam tubuh.
Obesitas juga bisa menjadi peningkatan risiko Anda mengalami rematik. Bahkan, obesitas juga bisa memperburuk gejala rheumatoid arthritis.
Salah satu penyebabnya kemungkinan karena obesitas membuat persendian, seperti lutut, harus menopang berat badan. Hal ini membuat persendian perlu bekerja lebih keras dan rentan mengalami peradangan.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Rematik, dalam hal ini rheumatoid arthritis (RA), adalah sebuah penyakit autoimun. Beberapa tak bisa dicegah, akan tetapi masih bisa dicegah gejalanya.
Di luar faktor risiko di atas, Anda mungkin juga pernah menemukan ungkapan bahwa mandi malam bisa menyebabkan Anda mengalami rematik. Padahal, hal ini tidak benar.
Meski demikian, cuaca atau air dingin memang dapat menyebabkan nyeri sendi terasa lebih buruk. Ini terjadi karena adanya perubahan tekanan ruang persendian ketika Anda kedinginan.
Suhu dingin juga akan mengganggu aliran sinovium dan membuat sendi nyeri atau kaku.
Sinovium adalah jenis jaringan ikat khusus yang berada di persendiaan, seperti lutut dan siku.
Baca Juga
Tujuan paling penting dalam mengobati rematik adalah untuk mengurangi nyeri sendi dan pembengkakan. Ini dapat membantu mempertahankan serta meningkatkan fungsi sendi.
Walaupun belum ada obat khusus untuk mengatasi rheumatoid arthritis, berikut adalah macam-macam perawatan yang direkomendasikan dokter:
Jenis obat rematik yang direkomedasikan akan bergantung pada tingkat keparahan gejala.
Dokter mungkin akan merujuk Anda ke ahli terapi fisik untuk membantu menjaga kelenturan sendi.
Nantinya, terapis juga akan mengajarkan Anda bagaimana cara tepat dalam melakukan gerakan yang bisa dilakukan. Misalnya, cara duduk, berjalan, mengambil benda, dan lain-lainnya.
Jika obat medis tidak bisa mencegah atau memperlambat kerusakan sendi, dokter mungkin akan mempertimbangkan pembedahan untuk memperbaiki sendi.
Pembedahan juga bisa mengurangi rasa sakit serta meningkatkan fungsi sendi. Beberapa prosedur yang mungkin akan dilakukan dokter, seperti:
Anda juga perlu mengubah gaya hidup untuk membantu mengatasi gejala rematik. Mulai dari beristirahat cukup, olahraga untuk rematik, mengubah pola makan, serta menggunakan alat bantu.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab rematik? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bokong sakit adalah salah satu keluhan yang umum dirasakan orang yang telah lanjut usia. Namun ada beberapa penyebab bokong sakit, mulai dari luka akibat jatuh hingga penyakit tertentu.
Varian terbaru dari Covid-19, AY.4.2, dinilai sebagai varian yang paling mudah menular. Meski begitu, varian ini dianggap dapat dicegah dengan vaksinasi.
Paru-paru merupakan organ yang bekerja tanpa henti dan tidak jarang orang yang paru-parunya terserang penyakit. Ternyata, beberapa jenis pekerjaan dapat memicu penyakit paru-paru seperti bartender, tenaga kesehata hingga pekerja tambang batu bara.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved